Mohon tunggu...
Mushlihin Al-Hafizh
Mushlihin Al-Hafizh Mohon Tunggu...

Sangat Benci dengan Dosa Sosial __\r\nKontributor http://referensimakalah.com dan http://mushlihin.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aku Masih Berharap Mereka (Guru) Menulis dan Melek Internet

27 Mei 2012   17:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:42 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2010 awal kumenginjakan kaki di sekolah terbesar di kecamatan tempat tinggalku. Sebagai sekolah yang mendapat predikat Sekolah Standar Nasional, maka sudah merupakan keharusan bagi sekolah untuk menyediakan jaringan online yang dapat diakses oleh semua pihak di sekolah. Namun sayang, waktu itu fasilitas online belum tersedia. Dengan memberanikan diri kucoba mengkonfirmasi ke pihak sekolah, “di sini susah ndi (panggilan untuk orang yang lebih muda), mau pasang jaringan online, yang mau gunakan siapa?. Tahun kemaren diadakan pelatihan internet, yang hadir cuma 7 orang”, jawabnya lesu. Sebulan kemudian, sekolah kedatangan salah satu provider jaringan internet. Dua hari setelah kedatangan mereka, jaringan internet terpasang. “sebagai langkah awal, kita pasang yang murah saja dulu”. Kata-kata kepala sekolah aku sambut dengan gembira. “kalau kuota pemakaian melebihi kapasitas, biar saya yang bayar fung (kata ganti penghormatan). Jawabku meyakinkan. Dengan niat supaya rekan guru yang lain tertarik menulis dan melek internet, semua browser saya set, agar ketika diakses, maka yang muncul adalah blog yang isinya posting tulisan semua. Tak berhenti sampai di situ, kampanye kulakukan melalui siswa. Kuselipkan sedikit pentingnya nge-blog pada pelajaran di kelas. Hasilnya, berjalanlah kegiatan ekstrakurikuler tiap sore, 20 siswa-siswi ikut.

[caption id="attachment_184029" align="aligncenter" width="550" caption="Dokumen pribadi"][/caption] Seminggu, sebulan, hasilnya mulai tampak. Rekan guru banyak yang mulai bertanya. Namun yang paling menyedihkan buat saya, pertanyaan yang paling sering muncul adalah “apa untungnya?”. Namun demikian ada pula yang sebenarnya sudah punya keinginan untuk melek internet dengan blogging. “Tapi mau menulis apa?. Saya tidak tahu menulis. Nanti saya tulisanku diketawain orang”. Demikian keluhannya. Tertatih dalam setiap moment kujelaskan, “keuntungan tidak selamanya dari sisi materil. Bukankah ketika kita memberi informasi berupa tulisan kepada orang lain dengan niat berbuat baik, akan dibalas dengan kebaikan pula oleh yang maha kuasa?. Sekarang semua guru dituntut untuk mampu menulis. Bukankah kenaikan pangkat teman-teman dipersyaratkan untuk menulis karya ilmiah?”. Demikian beberapa penjelasanku. Di lain waktu, kuajukan proposal untuk mengadakan lomba posting blog sederhana antar siswa, dan pelatihan internet ke pimpinan. Dan, alhamdulillah ditolak. Tak menyerah, semua media pembelajaran saya upload di situsku, dengan harapan, ketika mereka membutuhkan, tinggal kuarahkan dengan memberikan linknya. Hasilnya masih tetap mengecewakan. Mereka yang belum mengerti menulis, malah memberi link kebutuhan mereka ke guru TIK untuk didownloadkan. Sampai suatu saat aku menemukan sedikit momen untuk “mengerjai” mereka setidaknya disatu sisi. Ketika para “guru senior” sibuk membuat PTK, dan meminta bantuan, saya iyakan dengan syarat, mereka harus menulisnya sendiri. Hasilnya lumayan. Sedikit demi sedikit mereka mulai menulis, meskipun belum menggunakan komputer. Berhari-hari ini, saya mendapati situasi dan posisi dilematis. Satu sisi, saya mesti mengajak rekan-rekan untuk gemar menulis agar mutu pendidikan tertingkatkan. Namun, kadang saya merasakan keputusasaan karena gayung yang tak pernah bersambut. Mungkinkah motivasi yang ada hanyalah panggilan jiwa. Entah ajakan itu diterima atau cuma penghormatan, sekarang, beberapa rekan guru saya di sekolah itu sedikit demi sedikit sudah mengetahui internet. Hampir setiap malam ketika berkunjung ke warnet terdekat, selalu kucari bahan untuk memotivasi mereka. Saya juga tidak mengerti, apa keuntungan saya melakukan ini. Sampai kemudian kutemukan sebuah link wijayalabs.com dengan nama pemilik Wijaya Kusumah yang lebih dikenal dengan Om Jay. Beliau adalah guru Lab School. Kehebatan Om Jay terletak pada pengelolaan blog pribadinya hingga menjadi blog pilihan terbaik. Beliau pernah menjuarai lomba Guru Era Baru yang penilaiannya dilihat dari blog pribadi yang populer dan bermanfaat.

[caption id="attachment_184030" align="aligncenter" width="550" caption="Image from wijayalabs.com"]

13381393181529680009
13381393181529680009
[/caption] Lama aku berkutat di blog itu. Dari situ juga saya tahu bahwa beliau juga menulis buku hasil dari kumpulan tuisannya di kompasiana.com, yang lebih dikenal dengan citizen journalism. Meski sulit mendapatkannya (karena takut belanja online), akhirnya dengan bantuan teman, kudapatkan satu bukunya dengan judul “Guru Tangguh Berhati Cahaya“, “Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi“. “Guru harus bisa mendidik dengan hati, tidak saja mengajar”. Inilah jawaban yang kudapatkan dari pertanyaan terhadap diriku sendiri yang kutahu dari buku itu. Pengalaman-pengalaman beliau sebagai pendidik yang tentu bisa kita jadikan contoh mendapat predikat bahwa beliau adalah guru saya, meski belum pernah bertatapan langsung. Kesuksesan beliau dalam menulis dan mengelola blog, wijayalabs.com, bisa menjadikan satu contoh dan panutan bagi para guru di sekolahku. Entah mukjizat atau cuma kebetulan, posting beliau ditunggu setiap saat, setidaknya oleh guru-guru yang sedikit demi sedikit sudah menyisakan waktunya melek internet.

***

Seiring berjalannya waktu, inovasi berkembang di semua lini, anak didik tak mau ketinggalan. Sekarang peserta didik mahir mencari pengetahuan meskipun anak didik tidak berada di sekolah. Tidak heran, jika banyak peserta didik mendebat gurunya ketika menemukan kejanggalan menurut versinya pada saat pembelajaran. Hal ini, tak ayal menjadi wajib bagi guru untuk terus membangun dirinya agar selalu gemar belajar. Pengetahuan anak yang diterima di luar sekolah kebanyakan mereka dapat dari intenet. Pemanfaatan internet sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan. Untuk itu, para guru yang masih punya niat untuk selalu meng-update pengetahuannya, hendaknya melek internet menuju guru era baru yang mampu memanfaatkan segala potensi yang ada. Seorang guru pun bisa menjadi guru sejati dikarenakan hasil karyanya. Tulisan bisa menjadi jalan untuk itu. Dengan menulis, pengetahuan akan menjadi permanen, mampu memberikan inspirasi bagi para pembacanya. “sebaik-baik manusia adalah yang menuntut ilmu dan mengajarkanya”. Sabda Nabi. Kehadiran blog pendidikan asuhan om Jay ini, diharapkan menjadi oase dalam menghadirkan warna baru di kancah dunia maya. Blog pendidikan jarang ditemukan, apalagi blog pendidikan sekelas wijayalabs.com. Sampai tulisan ini kupublish, teriring doa, mudah-mudahan proposalku diterima untuk acara dengan tema “melek internet” yang dimotivasi oleh beliau. Semoga...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun