Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Implementasi Antropologi Pangan Terapan pada Gastro Forestry sebagai Upaya Kelestarian Multikomoditas

25 Maret 2024   12:44 Diperbarui: 26 Maret 2024   00:45 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gastro Forestry mengintegrasikan kegiatan pertanian dan kehutanan untuk produksi pangan dan pengobatan serta memanfaatkan tanaman berkhasiat kesehatan dalam desain agroforestri atau wanatani. Tujuannya adalah menciptakan sistem pertanian berkelanjutan dan menyediakan sumber daya pangan dan komoditas non-pangan yang beragam. 

Filosofi Gastro Forestry diambil dari Gastronomi dan Forestry adalah aktivitas hutan, dimana sumber pangan hutan selalu tersedia untuk dinikmati dan mudah dibudidayakan karena indukan yang dijadikan benih atau bibit komoditas pangan berlimpah, penyesuaian hanya pada proses pemindahan pada tempat untuk ditanam dan dibudidayakan. 

Antropologi Pangan sudah bukan bidang baru lagi, hal ini sudah menjadi konekivitas antara kegiatan berbudaya dan berbudidaya per ekosistem dengan sumber daya komoditas pangan tersedia, maka pikiran kritis antropologi tidak hanya dituangkan pada acara konferensi para pemikir saja, namun perlunya tindakan dan aksi nyata sebagai implementasi dari berbagai teori antropologi pangan yang dipahami, salah satunya adalah Gastro Forestry, inilah tindakan kritis untuk melawan krisis pangan, sengketa lahan, dan kerawanan pangan serta ada aktivitas sosial yang terus lestari, karena adanya gotong royong antara masyarakat tradisional, penduduk pedesaan, dan pemilik lahan-lahan kebun yang bekerja sama menjaga dan melestarikan hutan sebagai sumber kehidupan, inilah kolaborasi menjadi manusia yang bijak (Homo Sapiens) dan manusia yang mengeksploitasi manfaat keberadaan hutan untuk menciptakan kreativitas sosial dengan mengolahnya secara cukup (Homo Ekonomikus Beradab). 

Teori antropologi seperti Ekologi, Kesehatan, Ekonomi, dan Budaya mendukung pemahaman tentang interaksi manusia dengan lingkungan dan nilai-nilai budaya terkait penggunaan tanaman obat dan hutan dalam Gastro Forestry ini. Keholistikan pendekatan ini penting dalam memahami hubungan manusia dengan keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan manusia dan ekologi dari berbagai ekosistem yang tersedia. 

Sumber gambar: dokumentasi pribadi 
Sumber gambar: dokumentasi pribadi 

Kegiatan Gastro Forestry 

Pembenihan dari komoditas hutan selalu menghasilkan benih dan bibit terbaik karena diambil dari ekosistem yang mendukung dimulai dari kesehatan tanahnya yang berkualitas karena unsur hara, secara fisik tampilan lebih segar karena semua nutrisi tanaman menyerap kompos alami dan cukup air, sehingga jika dibudidayakan akan menghasilkan komoditas berkualitas dalam jumlah banyak. 


Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Pengumpulan tanah humus, memang untuk media tanam dalam pembenihan, domestikasi, dan kegiatan bercocok tanam memerlukan media yang berkualitas, tanah dari hutan yang mengalami endapan dedaunan yang menjadi kompos alami memberikan dampak yang cukup baik, buktinya tanah-tanah ini memberikan kualitas yang merangsang pertumbuhan benih jika ditebar mudah tumbuh, beda dengan media tanam buatan atau campuran yang mudah kering dan tidak merespon dengan cepat pada penanaman benih sehingga menghambat pertumbuhan tanaman pangan. 

Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Eksploitasi secukupnya pada multikomoditas hutan (pangan dan kayu) untuk kebutuhan konsumsi dan peralatan keseharian (misalnya kriya yang diukir menjadi kebutuhan alat masak, salah satunya talenan kayu yang hanya menggunakan kayu-kayu dari hutan, hal ini berdampak pada perkembangan ekonomi dan penghematan finansial, itulah fungsi keberadaan hutan yang dikelola bersama dengan baik dan legal, hasilnya bisa dinikmati selain untuk kebutuhan keseharian, bisa menjadi tempat rekreasi penghilang penat. 

Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Sumber gambar: dokumentasi pribadi 
Sumber gambar: dokumentasi pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun