Mohon tunggu...
Renny Bengu
Renny Bengu Mohon Tunggu... Penulis - Dosen, Guru, Penulis, Editor, Peneliti dan Pengarang

Memasuki ide hingga menjadi tenunan kata, kalimat dan paragraf menjadi masakan lezat bergizi...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengolah Sampah Organik menjadi Eco Enzyme

28 Maret 2023   11:04 Diperbarui: 28 Maret 2023   11:15 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberadaan sampah organik bisa menjadi masalah jika tidak diproses dengan benar. Sebaliknya, sampah organik memberikan manfaat jika diberi penanganan yang tepat. Sampah organik bisa dikonversi menjadi cairan mutifungsi yang disebut dengan eco enzyme.

Eco Enzyme adalah cairan hasil fermentasi sampah organik. Banyak manfaat eco enzyme diperkenalkan kepada masyarakat melalui Seminar Internasional Community Development yang dilakukan dari departemen Kimia  fakultas sains dan teknologi  Universitas Airlangga, University of Malaya dengan mengambil tema Enviromental Modification  to Reach zero waste  design by conversion of domestic waste.

Dalam kegiatan ini ada dua narasumber salah satu  narasumber kegiatan dari University of Malaya menyampaikan eco enzyme bisa dibuat dengan teknik sederhana dan bahan yang mudah diperoleh dan narasumber yang kedua Bapak Tokok Ardianto menunjukkan cara mudah membuat limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci.

Bahan pembuatan eco enzyme adalah sampah organik segar dari aneka sayur dan kulit buah, gula merah (molase) serta air. Kulit buah yang sudah dicuci bersih, dipotong dan dimasukan kedalam air bersih yang sudah dicampurkan dengan cairan molase (tetes tebu) namun, jika tidak menemukannya molase dapat digantikan dengan gula merah sesuai dengan takaran. Molase atau gula merah yang dibutuhkan adalah 1 kg untuk pembuatan 3 kg sisa kulit buah atau sayuran dan 10 liter air. Ketiga bahan dicampur dengan rasio sampah organik, molase dan air sebesar 3:1:10.

Syarat utama bahan organik adalah sampah organik segar, bersih, tidak bergetah, tidak berminyak, tidak memiliki duri dan belum mengalami pembusukan. Selain itu, bahan organik itu juga dipilih yang bertekstur lembut, tidak keras seperti biji buah atau kulit pohon.

Keistimewaan eco enzyme adalah proses produksinya tidak memerlukan lahan yang luas. Fermentasi juga bisa dilakukan di wadah bekas berbahan plastik. Setelah kulit buah dimasukkan ke dalam air campuran molase, semua diaduk lalu ditutup rapat dengan plastik tanpa ada celah sedikit pun. Setelah itu didiamkan di tempat yang bersih dan tidak lembab.

Proses pembuatan Eco Enzyme cukup mudah, namun membutuhkan kesabaran karena waktu fermentasi yang cukup panjang. Fermentasi dilakukan pada wadah yang tertutup selama tiga bulan. Eco enzyme sudah bisa dipanen dengan cara memisahkan cairan dan padatan. Padatan bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman, sementara cairan eco enzyme dapat dipakai untuk berbagai keperluan. Beberapa sumber menyebutkan pemanfaatan

Dok. pribadi
Dok. pribadi
eco enzyme mencakup pupuk organik, pestisida alami hingga pembersih lantai. Selain itu, dapat digunakan untuk mengatasi berbagai luka seperti luka bakar atau luka gores dan penyakit kulit seperti infeksi kulit, alergi atau bekas gigitan serangga.

“Maka dengan praktik EE akan mencegah penumpukan sampah dan menjaga lingkungan tetap sehat” tambah Mutiara. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun