Mohon tunggu...
Rennyta Puspitasari
Rennyta Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun ini berisi tulisan random.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030048

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sepi Kala Pandemi, Wisata Umbul Nogo Hadirkan Berbagai Inovasi

21 Juni 2021   21:46 Diperbarui: 21 Juni 2021   22:39 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah satu tahun lebih pandemi covid-19 tak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Terkhusus di Indonesia sampai bulan Juni 2021 ini, tercatat terdapat 1,98 juta kasus positif covid-19 dengan pasien sembuh sebanyak 1,79 juta jiwa. Melihat kurva yang kian menanjak dan tak kunjung melandai, ditambah hadirnya berbagai kebijakan dari pemerintah dalam membatasi mobilitas, membuat sebagian warga ketar-ketir akan keberlangsungan hidupnya kelak. Keluar rumah takut terinfeksi virus, tak keluar rumah anak dan istri tak terurus.

Bagaimana tidak? Kebijakan work from home ataupun PSBB ternyata membelenggu sebagian besar masyarakat Indonesia. Penduduk yang dituntut oleh pekerjaan untuk harus keluar rumah menjadi tak bisa berbuat apa-apa, sebut saja mereka adalah sopir angkutan umum, pengemudi ojek, dan pedagang. Biasanya, ramai masyarakat yang menggunakan jasa dan membeli produk mereka di saat hendak berpergian ataupun sedang di luar rumah, namun kini jasa dan produk tersebut sunyi bahkan hingga terbengkalai sebab yang 'akan beli' tidak bisa keluar rumah.

Dampak tersebut dirasakan pula pada sektor pariwisata. Dilansir dari laman tangerangnews.com bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ataupun lokal yang tercatat dalam Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami penurunan tajam hingga 88,08% jika dibandingkan pada tahun 2019. Hal ini pun ikut berimbas kepada masyarakat yang bergantung pada sektor pariwisata, misalnya para pedagang, pengurus dan pengelola, atau bahkan keberlangsungan tempat wisata itu sendiri yang ikut terancam.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Umbul Nogo sendiri merupakan tempat wisata yang berada di Kelurahan Karang Lor, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Tempat wisata ini menghadirkan berbagai spot foto, kolam renang, kolam ikan, hingga terapi ikan yang dihiasi dengan pepohonan yang rindang. Suasananya yang tenang dan nyaman banyak mengundang pengunjung untuk berdatangan, refreshing atau hanya sekadar berkeliling saja. Umbul Nogo hadir sebagai bentuk inisiatif warga Karang Lor dalam upaya memanfaatkan sumber daya yang ada.

"Umbul Nogo ini berdekatan dengan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang paling dekat adalah Goa Pindul yang sudah go international. Kami menyadari bahwa Umbul Nogo ini juga memiliki potensi, lantas kenapa tidak dikembangkan?" Ujar Ngatimin (70), selaku pengelola Umbul Nogo.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Umbul Nogo yang menjadi ikon Kecamatan Manyaran telah turut membawa perubahan besar pada masyarakat sekitarnya, terutama bagi warga Kelurahan Karang Lor. Beberapa warganya menggantungkan hidupnya pada tempat wisata ini, ada yang berdagang di kios-kios, mengabdi menjadi bagian dari pengelola, bahkan membuka warung makan. Umbul Nogo berperan besar dalam meningkatkan pendapatan warga dari dalam maupun luar Kelurahan Karang Lor.

"Kios-kios tersebut memang dibangun untuk warga Karang Lor yang ingin berjualan di sini, nantinya akan mendapatkan hak pakai. Kami juga tidak menutup kesempatan bagi mereka yang dari luar yang ingin berjualan di sini juga, dengan syarat menyerahkan data diri dan membayar KTA sebesar Rp. 500.000" Jelas Ngatimin.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Namun, sama halnya dengan tempat wisata lainnya, Umbul Nogo mengalami kemerosotan yang cukup drastis akibat pandemi covid-19. Berdasarkan data hasil wawancara, penghasilan yang didapat pada tahun 2020 hanya mencapai 90 juta saja, hal ini sangat berbeda jauh apabila dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2019 yang mencapai 643 juta. Kemerosotan penghasilan ini diduga karena pengunjung yang sepi dan tidak seramai seperti biasanya. Hal ini bisa terjadi sebab pada tahun 2020, Umbul Nogo hanya buka selama 4 bulan saja, yakni 2 bulan sebelum adanya pandemi covid-19 (Januari - Februari) dan 2 bulan lainnya di penghujung tahun 2020. Terlalu lama ditutup, inilah salah satu penyebabnya.

Umbul Nogo baru kembali buka pada tanggal 23 Mei 2021 kemarin, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan kebijakan dari pemerintah. Pengunjung yang hadir diwajibkan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak aman, dan melakukan pengecekan suhu terlebih dahulu sebelum memasuki kawasan wisata Umbul Nogo. Tidak terdapat perbedaan untuk jam operasional, Umbul Nogo tetap buka dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB di hari kerja dan weekend. Hanya saja, untuk kolam renang masih tutup sejak tahun 2020 dan belum tau kapan rencana akan kembali dibuka. Selain mematuhi protokol kesehatan seperti di atas, jumlah pengunjung yang hadir pun turut dibatasi sebanyak 30% dari kapasitas yang dimiliki Umbul Nogo.

"jika mengikuti anjuran pemerintah, maka kapasitas maksimum adalah 3000, namun sejauh ini belum pernah mencapai jumlah pengunjung hingga 3000, 1000 saja belum pernah selama pandemi ini," pengakuan dari Ngatimin.

"Iya, sekarang sepi. Karena ada pembatasan jumlah pengunjung. Yang agak ramai cuma pas sabtu, minggu, sama tanggal merah saja," tambah salah satu pedagang di Umbul Nogo.

Adapun penghasilan yang didapat dari harga tiket sebesara Rp. 5000 dalam sehari sekitar 900 - 1,2 juta, bahkan sehari pernah hanya mendapat Rp. 65.000, ini sangat minim untuk digunakan sebagai dana pembangunan. Hingga akhirnya berbagai inovasi hadir dari para pengelola dan pengurus tempat wisata ini, dengan tujuan untuk mengembalikan Umbul Nogo ke masa kejayaannya. Salah satunya dengan menambah para penanam modal agar proses pembangunan terus berjalan. Sebab pengakuan dari Ngatimin, selama ini Umbul Nogo hanya bergantung pada penanam modal saja untuk pengembangan dan pembangunannya, hal ini karena bantuan dan uluran tangan dari pemerintah setempat belum didapatkan.

"inovasi harus berjalan terus, agar Umbul Nogo tidak terbengkalai dan ditinggalkan oleh wisatawan," ungkap Ngatimin meyakinkan.

Pembangunan yang pertama kali dilakukan adalah pembuatan lorong naga di sisi selatan Umbul Nogo. Kemudian seiring berjalannya waktu disusul dengan pembangunan taman-taman di Umbul Nogo bagian atas. Tak berhenti di situ, kini Umbul Nogo mengembangkan agrowisata, dengan menanami berbagai buah-buahan dan sayur, seperti durian, pisang, dan papaya. Hasil panen nantinya akan dipasarkan secara online dan akan menjadi salah satu pemasukan bagi Umbul Nogo. Dan pembangunan terbaru saat ini adalah pembaharuan gapura atau pintu masuk di portal. Pembaharuan ini dilakukan setelah mendapat masukan dari salah satu Dewan  dari Sukoharjo yang berkunjung.

Berbagai inovasi yang hadir ini disambut meriah oleh masyarakat dan wisatawan yang hadir. Harapannya  tempat wisata Umbul Nogo masih dan akan terus eksis walau di masa pandemi seperti sekarang ini. Bagi kalian yang ingin berwisata, melepas penat, dan istirahat sejenak dari kesibukkan di masa pandemi seperti ini, ada baiknya memilih untuk berwisata di sekitar saja. Selain dalam bentuk mematuhi kebijakan dari pemerintah, berwisata di wilayah terdekat juga turut membantu perekonomian orang-orang yang mengantungkan hidupnya pada tempat wisata tersebut loh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun