Mohon tunggu...
Rennyta Puspitasari
Rennyta Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun ini berisi tulisan random.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030048

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adopt Don't Shop! Semua Kucing Butuh Kasih Sayang

5 Maret 2021   10:05 Diperbarui: 5 Maret 2021   10:25 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: instagram.com/pedulikucingpasar

“Tapi tidak semua relawan PKP bisa membawa pulang dan merawat kucing yang sakit. Sesuai kemampuan saja. Semisal ada yang urgent dan butuh untuk dibawa pulang namun relawan yang menemukan ternyata tidak bisa merawat, biasanya akan dishare di grup untuk meminta tolong atau sekadar saran dari relawan yang lain,” ujar Kak Riyana lebih lanjut.

Diketahui pula dari Kak Riyana, bahwa PKP bukanlah shelter atau tempat penampungan kucing yang terlantar. PKP bergerak dalam kegiatan street feeding dan TNR atau Trap Neuter Return (Tangap, Steril, Kembalikan). Hal ini dikarenakan PKP ingin menyadarkan masyarakat luas untuk bersama-sama peduli terhadap kucing-kucing yang terlantar.

“Jadi, kucing-kucing liar/pasar dan kucing-kucing terlantar adalah menjadi tanggungjawab bersama dan bukan hanya tanggungjawab komunitas pencinta kucing saja seperti PKP. PKP bukan shelter, namun jika ada kucing-kucing pasar yang sakit dan membutuhkan perawatan serta pengobatan tentu saja kami rawat dan kami obati di rumah relawan PKP yang merupakan rumah singgah.”

“Kalau untuk jumlah kucing di rumah relawan sendiri bermacam-macam. Ada yang merawat 15 ekor, 20, 30, bahkan yang paling banyak ada 70 ekor,” tambahnya.

Pasti di sini kalian bertanya-tanya kan? Merawat kucing 1 saja sudah cukup memakan biaya dan tenaga apalagi ini yang sampai 70, lantas dari mana PKP mendapatkan biaya untuk kucing-kucing tersebut? Apalagi mereka sudah berjalan sejak 6 tahun terakhir, tentunya tidak sedikit biaya yang dikeluarkan. 

“Relawan-relawan PKP awalnya sebelum bergabung di komunitas, kebanyakan sudah melakukan street feeding di beberapa tempat. Jadi memang kami masih mandiri dalam hal biaya perawatan. Ada juga donatur yang rutin berdonasi, namun itu tidak dapat mengcover seluruh biaya perawatan, apalagi ada lebih dari 100 kucing yang kami beri makan setiap harinya,” ujar Kak Riyana dalam pesannya.

Sungguh perjuangan yang luar biasa yang dilakukan oleh para relawan di PKP ini. Melihat masih begitu banyaknya kucing-kucing disekitar kita yang membutuhkan kasih sayang, membuat saya semakin prihatin, kenapa hingga kini masih ada orang yang lebih memiliki membeli daripada mengadopsi. Mungkin ya karena tampilan kucing-kucing itu lebih menarik dan cantik, padahal sama saja jika kucing liar itu dirawat dengan benar nanti juga akan jadi cantik. Menurut Kak Riyana membeli atau mengadopsi kucing merupakan hak pribadi setiap orang. 

“Buat yang masih lebih memilih membeli kucing, coba deh sekali-kali kasih makan kucing dimana pun itu. Lihat bagaimana cara mereka menatap kita dengan mata yang berkaca-kaca penuh rasa terima kasih. Yang muncul bukan lagi mindset komitmen merawat karena harganya mahal, tetapi komitmen untuk menjadikan hidup mereka lebih baik dari hari dimana kalian bertemu pertama kali,” ungkap Kak Riyana yang jujur membuat saya terharu saat membaca pesannya.

“Kucing liar yang sering dikasih makan lama-lama akan nurut ke kita. Di situ munculah rasa bangga karena bisa menaklukkannya, apalagi yang awalnya galak bisa jadi manja,” tambah Kak Riyana.

Mungkin kalian memiliki pengalaman yang sama dengan Kak Riyana? Boleh dong di share di kolom komentar.

Nah, buat teman-teman yang tertarik untuk ikut berdonasi atau mengadopsi kucing di PKP Adoption, bisa langsung dikepoin akun-akun Instagram mereka ya di @pedulikucingpasar; @pkp_adoption; @pkpstore; @pkpidea

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun