Mohon tunggu...
Reni Soengkunie
Reni Soengkunie Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang baca buku. Tukang nonton film. Tukang review

Instagram/Twitter @Renisoengkunie Email: reni.soengkunie@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Memiliki Sahabat Pena di Masa Lalu Merupakan Sebuah Kemewahan

15 September 2020   14:11 Diperbarui: 15 September 2020   21:25 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah daerah yang sama sekali belum pernah terbayang di pikiran saya, seperti apa daerah tersebut. Yang pasti rumah sahabat pena saya ini sangat jauh dari rumah saya.

Akhirnya saya mengirimkan sebuah surat perkenalan. Dua minggu setelahnya ada sebuah surat balasan untuk saya yang ditaruh di ruang TU. Kebetulan saya memberikan alamat sekolah agar lebih cepat sampai.

Sungguh, bahagia sekali rasanya mendapatkan surat di masa itu. Teman-teman sekelas saya pun pada kepo dengan surat tersebut. Alhasil saya membaca surat tersebut bersama beberapa teman saya.

Surat pertama yang saya dapatnya panjangnya itu dua lembar kertas folio dan ditulis bolak-balik. Jika ditulis di Microsoft Word mungkin kurang lebih 4-5 halaman dengan size 12, margin 4-3-3-3, dan spasi 1.5.

Meski dia seorang lelaki namun tulisannya begitu rapi dan bagus. Beda dengan tulisan tangan saya yang kayak cekeran ayam. Hmmm

Sahabat pena saya merupakan orang asli Batak Karo dan dia seorang nasrani. Meski kami beda suku dan agama, tapi nyatanya hubungan pertemanan kami baik-baik saja.

Dia banyak bercerita pada saya tentang keluarganya, kegiatan di sekolahnya, tentang daerahnya, tentang sukunya, bahkan dia juga menjelaskan pada saya tentang nama baptisnya. Lewat sahabat pena saya ini, saya jadi punya gambaran tentang daerah di Indonesia yang bernama Karo.

Perlu dipahami, di masa itu belum ada internet. Saya tak bisa mengakses tentang dunia luar seperti saat ini. Sehingga ranah pertemanan saya pun terbatas. Namun dengan adanya sahabat pena ini, wawasan saya semakin bertambah.

Saya juga bisa belajar tentang sebuah perbedaan dan keberagaman. Soalnya di tempat tinggal saya itu hampir rata-rata semua bersuku Jawa dan semua kebanyakan beragama Islam. Tentu mendapat teman baru dari daerah yang jauh di pulau seberang sana merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya.

Saya dan sahabat pena saya masih terus berkirim surat. Meski kami belum pernah bertemu satu sama lain, namun entah kenapa lewat sebuah tulisan demi tulisan tersebut kami seolah menjadi teman yang akrab.

Saya seolah tahu bagaimana lingkungan tempat tinggalnya, saudara-saudaranya, keadaan di sekolahnya, dan juga cita-cita serta impiannya. Hingga akhirnya waktu terus bergulir dan teknologi masuk tanpa bisa dihindari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun