Mohon tunggu...
Reni Nurliani
Reni Nurliani Mohon Tunggu... Author | Creative Content Specialist | Public Speaker | Youth Leader
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Passionate writer, creative content creator, and inspiring public speaker. Dedicated to empowering youth and driving positive change.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita Misteri Datang dari Gadis Desa, Ih Serem

5 Februari 2022   06:43 Diperbarui: 5 Februari 2022   06:46 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto oleh KoolShooters dari Pexels

Cerita misteri ini berawal dari gadis yang berinisial R dimana suka pulang pergi setiap hari pada malam hari melewati jalan menurut dia angker. Karena dimulai pukul 17.00 WIB tidak ada motor mobil yang melewati jalan itu kalaupun ada hanya satu atau dua. Jalanan yang banyak pepohonan yang tinggi dan tidak ada rumah sama sekali hanya rumput dengan tidak ada penerangan sama sekali kecuali yang mengendarai motor mobil cahaya muncul.

Aku melewati jalanan pada saat magrib, karena tidak berhenti dulu ada yang harus cepat pulang ke rumah dan menyelesaikan terpaksa pulang di saat jam-jam magrib, kalau orang Sunda bilang sareupna.  Tidak seperti hari-hari biasanya, aku merasa takut, kedinginan dan jalanan pun penuh embun. Tidak ada sama sekali moto dan mobil yang lewat, di jalanan tersebut aku terus berdoa. Entah kenapa rasanya dijalan tersebut terasa lama dan panjang sekali sehingga tiba-tiba motor mogok.

Namun atas ijin Allah SWT Alhamdulillah motor bisa hidup kembali dan aku pun meneruskan perjalanan, perjalanan pengalaman begitu berkesan dan jadi pembelajaran. Memang seharusnya berhenti dulu dan mencari mushola sebelum melewati Jalanan gelap tersebut. Badan ini terasa mencekam gimana tidak mencekam sudah jalan angker dan jalanan tersebut menjadi tempat begal jadi jalan rawan begal.  

Bagi kamu yang sering pulang malam hari hati-hati, apalagi bagi perempuan jangan sendirian mengendarai motor. Jikapun hujan turun kamu saat diperjalanan dan jalanan nya sepi tidak ada rumah sama sekali lebih baik kehujanan daripada harus berhenti. Fakta ada kejadian di salah satu tempat yang memang jauh dari kediaman manusia, tak ada rumah sama sekali. Seorang bapak-bapak pulang dari tempat kerjanya dan melewati jalanan sepi tersebut dan tiba-tiba hujan datang dikarenakan hujan bapak tersebut berhenti ditempat teduh. Tidak lama kemudian ada orang yang menghampiri tanpa dikenal dan ternyata begal sehingga uang yang didapat dari majikannya tersebut hilang begitu saja.

Siapapun yang membaca tulisan ini, sesulit apapun ekonomi jangan pernah berniat untuk melakukan hal yang aneh atau menjadi seorang begal, ingat akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.Akhirat lebih menakutkan dan mengerikan sehingga tidak akan ada orang yang menolong dirimu kecuali amal dan perbuatan baik semenjak hidup di dunia. Maka jadilah insan yang baik walaupun setiap insan pasti mempunyai dosa baik dosa besar maupun dosa kecil.

Ingat! Jangan pernah melakukan hal tersebut, karena perbuatan tersebut tidak disayangi Allah SWT. Setiap gerak gerik kamu Allah tahu, maka jangan sesekali berbuat Allah benci.

Yang pernah melakukan mencopet atau mengambil hak orang lain segera bertobat sebelum ajal menjemput kamu. Karena sesungguhnya Allah maha pemaaf. Sejahat apapun kamu Allah pasti akan memaafkan. 

Cerita yang singkat namun semoga jadi pembelajaran berharga untuk hidup. Karena sejatinya hidup bukan untuk mencari kesenangan belaka. Namun mencari belak untuk diakhirat kelak.

Mohon maaf tidak mencantumkan jalan mana, digambar tersebut hanya ilustrasi saja, bukan jalan yang diceritakan oleh gadis Desa.

Sumber: Dari berbagai sumber.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun