Juru kunci Pak Triyono mengatakan, "Beberapa waktu lalu ada sekelompok anak sekolah, saya gak tau kalo nggak SMP ya SMK. Nah itu di sana mereka mengambil foto dan video tanpa izin dan tidak didampingi oleh siapapun ataupun saya juru kuncinya. Dan disaat mereka pulang terjadilah kecelakaan, jadi sekitar 15-an anak yang kesini."
Rumornya anak-anak tersebut diikuti oleh penunggu Punden, yang tidak terima karena asal mengambil foto dan video tempat tersebut. Oleh karena itu, dimanapun kita berada harus menjunjung tinggi kesopanan atau tepo seliro. Apalagi tempat tersebut dianggap sakral oleh warga setempat. Sumber mata air Ambya'an dan Punden ini ramai dikunjungi pada hari-hari tertentu. Khususnya malam Jum'at Legi dan Selasa Kliwon.
Pada malam Jum'at Legi, orang yang datang untuk melaksanakan kegiatan Nyadran. Nyadran dalam artian ziarah untuk meminta sesuatu. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara berkelompok, seperti kelompok Jaranan dan pencak silat. Tujuannya ingin terkoneksi dengan makhluk-makhluk tak kasat mata. Mengingat bahwasanya kelompok Jaranan dan pencak silat tidak jauh dari hal-hal gaib.
Sedangkan orang yang memiliki hajat secara pribadi, entah terkait kesehatan fisik atau bahkan kelancaran finansial. Mereka pasti berkunjung secara khusus pada saat malam Selasa Kliwon. Tidak hanya itu, warga juga percaya jika dahan pohon beringin jatuh, tandanya di pemerintahan desa ada yang lengser dari jabatan.
Umumnya sumber mata air Ambya'an dimanfaatkan untuk aktivitas warga, dialirkan ke rumah-rumah warga. Dan juga dialirkan ke desa Peniwen Kecamatan Kromengan untuk mengairi sawah dan untuk kebutuhan rumah tangga.
Dari penggalian informasi yang kami dapat, kita sebagai manusia patutlah menjunjung tinggi adat istiadat setempat. Dan menghormati peninggalan yang ada dengan cara melestarikan dan juga memberikan kesan positif. Serta tidak melakukan apapun secara semena-mena.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI