Mohon tunggu...
Reni Indah Pratiwi
Reni Indah Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sisi Mitos Punden Ambya'an Desa Jambuwer Kecamatan Kromengan

2 Juni 2025   11:36 Diperbarui: 2 Juni 2025   14:21 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Punden Dusun Krajan Desa Jambuwer Kecamatan Kromengan (sumber: dokumen pribadi)

Pada hari Jum'at, tepatnya tanggal 30 Mei 2025 Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang melakukan kuliah terpadu. Perkuliahan ini dilaksanakan selama 3 hari mulai dari 30 Mei - 1 Juni. Dan diikuti oleh mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia. Kegiatan ini memang sudah dilakukan sejak tahun 1993 yang dipimpin langsung bapak Dr. Wadji, M.Pd. Itu artinya hampir 32 tahun perkuliahan ini sudah berjalan.

Kuliah terpadu ini bertempat di Desa wisata edukasi Jowaran, tepatnya di Dusun Krajan Desa Jambuwer Kecamatan Kromengan. Bila kita tempuh dari Malang sekitar 32 Km, dengan waktu tempuh 1 jam lebih 5 menit. Salah satu mata kuliah yang kami bawa ke sini adalah Puisi Prosa Indonesia dengan dosen pengampu Bapak Dr. Wadji, M. Pd. Mata kuliah ini ada kaitannya dengan penggalian mitos yang ada di Desa Jambuwer. Salah satunya adalah Punden Ambya'an.

Jambuwer adalah desa yang terletak di Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, yang masih kental dengan adat istiadatnya. Desa ini terletak di lereng Gunung Kawi. Desa Jambuwer, memiliki ciri khas tersendiri mengenai budaya adat yang patut kita hargai dan lestarikan. Salah satunya terdapat sebuah Punden Ambya'an. Punden ini berada di Dusun Krajan, Jambuwer, Kecamatan Kromengan.

Punden Ambya'an merupakan sumber mata air yang berdiri bersamaan dengan Desa Jambuwer itu sendiri. Jambuwer sendiri memiliki tiga punden, pertama berada di Dusun Rekesan Cakru'an, yang ke dua di Putuk Miri dan yang ketiga berada di Dusun Krajan yaitu Punden Ambya'an. Punden Ambya'an adalah Punden terbesar atau punden utama yang berada di Jambuwer. Punden Ambya'an sendiri dijaga oleh dua juru kunci yaitu Bapak Triyono dan Bapak Jasanto. Menurut beliau, punden ini sudah lumayan lama berdiri, untuk kurun waktu berdirinya, beliau tidak memberikan lamanya secara spesifik.

Mitosnya, punden dan sumber mata air Ambya'an dijaga oleh dua sosok gaib yaitu sosok perempuan dan laki-laki. Untuk tempat sosok laki-laki ini berada di Punden utama atau Punden besar, sedangkan untuk sosok perempuan berada di sumber mata air waras. Mitosnya, dipercaya siapapun yang memiliki hajat untuk membersihkan diri dari penyakit, air tersebut dapat menyembuhkan penyakitnya. Untuk penjaga ditempat tersebut terbilang sangat banyak, namun yang paling menonjol adalah sosok harimau dan ular. Pantangan dari tempat tersebut, wanita haid tidak diizinkan memasuki area Punden, namun dipersilahkan ke area mata air.

Pada bulan Selo, diwajibkan kenduri untuk Punden dan sumber mata air Ambya'an. Kenduri ini dilakukan setiap tahun saat ada acara bersih desa. Dampak, ketika tidak melakukan kenduri, akan terjadi malapetaka yang berimbas terhadap ekonomi warga. Biasanya terjadi paceklik seperti kekeringan dan gagal panen. Karena mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai seorang petani.

Tempat tersebut sempat difungsikan sebagai kolam renang dan arung jeram, namun tidak bertahan lama. Konon katanya tempat tersebut tidak diizinkan sebagai tempat wisata umum. Sehingga, banyak pengunjung melihat sosok yang tak kasat mata serta pernah merasa terganggu dengan sosok mistis tersebut. 

Pak Triyono mengatakan "dulu di sini sempat viral, karena dulu itu ada kejadian ada anak kecil renang di sini ditampaki sama penunggu tempat ini. Nah dari situ, warga setempat heboh dan akhirnya kolam renangnya pun ditutup".

Foto: kolam renang yang tidak terpakai (sumber: dokumen pribadi)
Foto: kolam renang yang tidak terpakai (sumber: dokumen pribadi)

Setelah ditutup, Punden Ambya'an dikembalikan menjadi tempat sakral. Tidak boleh masuk sembarangan, untuk melakukan apapun itu harus minta izin terlebih dahulu. Seperti mengambil gambar dan video, jika ingin melakukannya harus datang bersama juru kunci. Namun, hal itu tetap saja ada yang tidak patuh dengan aturan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun