Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyatu dalam Kasih Kristus

17 September 2021   15:39 Diperbarui: 17 September 2021   15:44 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menyatu dalam Kasih Kristus (Dok.Pri)

Dalam menyatakan cinta kasih, kita harus berani keluar dari opini publik. Mungkin saja saat kita menyatakan kasih, kita akan dihakimi oleh lingkungan sekitar kita. Bisa saja perbuatan kita justru dinilai negatif dan berlebihan. Tetapi kita harus berani menyatakannya. Mencintai berarti berani terbuka meski tidak sedap didengar. Kasih penuh toleransi tetapi tidak berkompromi kepada apa yang salah. Di dalam cinta kasih ada teguran yang nyata. Dalam Kitab Amsal 27:5 tertulis: "Lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi". Dalam diri Yesus nyata bahwa Allah adalah Kasih. Kasih bukan sekadar keberadaan melainkan kasih adalah gerakan keberadaan. Kasih Allah kepada kita nyata dalam tindakan. Cinta kasih dalam diri Yesus bukanlah perasaan emosional atau sentimental semata, melainkan cinta yang berbelas kasih. Maka KASIH TIDAK MEMPUNYAI BATAS. JIKA ADA BATASNYA, MAKA ITU BUKAN KASIH.

Refleksi

          Kita sebagai orang beriman harus menjadi teladan bagi orang lain dan mampu untuk memperlihatkan Wajah Kerahiman Allah. Kerahiman Allah adalah kasih Allah dalam tindakan. Kerahiman tidak hanya ditandai dengan tindakan belas kasih saja, tetapi harus berangkat dari inti terdalam pribadi kita yang tergugah untuk memperlihatkan belas kasih Allah. Kerahiman Allah harus dihayati dalam hati melalui hidup doa dan diwujudkan dalam tindakan kasih. Dengan doa, kita merenungkan kasih dalam kemesraan dengan Allah dan kasih yang sungguh berasal dari hati kita.

          Kita harus belajar menjadi pribadi yang penuh belas kasih, panjang sabar, lemah lembut, dan rendah hati karena Kasih Allah adalah kasih tanpa batas. "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu" (Yoh 15:12). Yesus adalah kasih. Yesus sudah lebih dahulu mengasihi kita sebagai pengikut-Nya. Kasih-Nya selalu tercurah bagi siapa saja. Maka sudah semestinya kita membagi Kasih Kristus dan menjadi teladan kepada sesama. Menunjukkan belas kasih bukan hanya empati saja melainkan harus bertindak nyata. Kita sering merasakan belas kasih dalam hidup sehari-hari. Jadi apakah kita sudah menjadi pelaku dalam berbelas kasih? Mari hidup berjuang dalam menunjukkan Kasih Kristus kepada sesama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun