Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bahasa Religius dalam Perspektif Ian Ramsay

26 November 2020   08:35 Diperbarui: 26 November 2020   08:37 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Menurut Ian Ramsay, bahasa religius adalah bahasa mengenai gejala yang berhubungan dengan Allah. Maka kata "Allah" merupakan kata kunci untuk semua pembicaraan tentang Allah, baik dalam iman maupun dalam filsafat dan teologi. Allah tidak dialami secara empiris, sehingga menimbulkan problem bagaimana dapat menjembatani jurang antara manusia dan Allah, antara dunia hidupnya yang empiris dan dunia religius, yang bukan empiris. Menurut Ramsay terdapat pengalaman-pengalaman tentang kenyataan-kenyataan empiris yang tertentu, yang bersifat demikian sehingga mereka itu membuka kebenaran yang lain, yang melampaui kebenaran kenyataan empiris itu. Maka, dalam kenyataan-kenyataan empiris ada lebih daripada yang dapat didapati secara deskriptif.

          Manusia mengalami suatu situasi hidup, akan tetapi sekaligus situasi ini menyatakan suatu dimensi lain juga, yang tidak dapat diobyektivirkan ialah kehadiran Allah. Karena Teologi bertolak dari situasi disclosure, maka dari itu teologi tidak dapat dan tidak boleh berbicara tentang Allah secara deskriptif, seakan Allah merupakan kenyataan empiris dan obyektif. Teologi sejati adalah harus bersifat "evokatif", yakni harus cocok untuk membangkitkan keinsyafan tentang Allah yang transenden terhadap situasi hidup tersebut. Ramsay menjelaskan bahwa situasi disclosure itu hanya dapat tercapai melalui model-model yang tertentu. Model di sini berarti suatu situasi yang dikenal, dan yang dapat digunakan untuk mencapai suatu situasi yang tidak seberapa dikenal.

         

Dok. Pri
Dok. Pri
 Dalam hal ini model yang digunakan untuk mencapai "disclosure" itu dapat bermacam-macam. Ramsay membedakan antara "disclosure" yang terbatas dan "disclosure" yang tak terbatas atau kosmis. Disclosure terbatas, perlu diperhatikan adanya serentak suatu "disclosure" tentang kepribadian diri sendiri, yang mendengar riwayat hidup orang lain, kemudian merasa cinta kepadanya. Inilah yang disebut Ramsay: self-disclosure. Pengetahuan tentang diri sendiri yang telah dimulai dalam pengalaman terbatas ini, meningkat lagi dalam pengalaman "disclosure" kosmis. Oleh sebab Allah bukan kenyataan empiris, maka tidak mungkin mendapat kepastian tentang artinya dalam "disclosure" kosmis melalui prinsip verifikasi. Jalan yang tinggal untuk mencek kebenaran pengalaman "disclosure" itu ialah melalui prinsip "empirical fit". Akhirnya Ramsay menyimpulkan bahwa teologi dan filsafat harus ada suatu sistim yang koheren, di mana kata-kata digabungkan yang satu dengan yang lain, sesuai dengan tuntutan logis bidang hidup yang khusus, yakni bidang religius.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun