Sering rasanya dulu itu terkena radang tenggorokan (karena asap dan debu di pabrik yang menjadi teman sehari-hari). Bahkan kadang saya suka keterlaluan kalau berhemat, yakni suka men-skip makan siang, padahal kalau warung makan di sana pasti ada dan harganya wajar.
Kadang saya suka meng-gopek buah-buahan yang tumbuh di sekitar housing untuk camilan makan siang secara gratis. Ada jambu air dan mangga di pekarangannya, ada juga rambutan di housing sebelah, jadi boleh dibilang ada banyak pilihan untuk sekedar mengisi perut di waktu siang.Â
Bagi saya itu tidak menjadi masalah, karena meski sudah pernah bekerja juga sebagai tentor sewaktu masih kuliah, uang yang didapat sewaktu menjadi pegawai pabrik jauh lebih besar. Sementara angan-angan yang masih muda kala itu melihat rumah dan kendaraan yang bagus, yang diharapkan dapat menjadi milik sendiri di masa depan.
Kalau berbicara dengan data, apa ysng saya lakukan dulu ternyata juga dilakukan oleh banyak orang. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Edenred Japan Co. pada Desember 2024 terhadap 600 pekerja berusia 20--50 tahun menunjukkan bahwa 29,5% responden pernah melewatkan makan siang di hari kerja demi menghemat.Â
Dari mereka, 15,3% bahkan melewatkan makan siang 4 kali seminggu atau lebih. Alasan utamanya adalah kekhawatiran terhadap kenaikan harga pangan---sekitar 60% responden merasa "terlalu mahal" untuk makan seperti biasa.Â
Sementara itu, survei terpisah oleh Guardian melaporkan bahwa hampir 70% pekerja Jepang menahan diri untuk tidak membeli makanan favorit mereka demi menekan biaya makan siang.Â
Alasan yang sebenarnya tidak terlalu berbeda, menekan biaya, tentu untuk menabung bukan? Kecuali kalau memang terpaksa, tapi di Jepang masak iya?Â
Tak hanya kerugian pada tenaga kerja yang tidak maksimal dalam bekerja (dari perspektif perusahaan), akan tetapi juga potensi bahaya di masa depan bagi sang pegawai sendiri.
Jadwal pekerjaan yang harus benar-benar disiplin dan cukup menguras tenaga (terutama jika ada trouble di pabrik) mengharuskan saya memiliki stamina dan kondisi tubuh yang selalu fit.Â
Itulah yang luput dari perhatian kala itu. Ada kalanya saya ketawa sendiri ketika mengingat rasanya demam berhari-hari dengan radang tenggorokan yang tak kunjung sembuh. Bahkan setelah saya menjaga diri dengan berolahraga sekalipun, saya tetap harus membeli makanan ekstra.Â
Meski skipping lunch bisa dilakukan, akan tetapi itu seharusnya disesuaikan juga dengan kebutuhan pekerjaan dan energi yang diperlukan untuk berkegiatan sehari-hari.Â