Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

58 Tahun Harian Kompas: Menyatukan Teknologi dan Hati

30 Juni 2023   11:55 Diperbarui: 30 Juni 2023   11:58 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: freepik.com

Teknologi yang semakin berkembang pesat telah mengubah berbagai aspek kehidupan kita, termasuk industri media. Banyak koran dan majalah yang terpaksa gulung tikar karena tidak mampu beradaptasi dengan perubahan ini. Namun, bagi Harian Kompas, gangguan teknologi bukanlah suatu hambatan yang menghalangi kelangsungan eksistensinya sebagai media yang dipercaya oleh pembacanya. 

Mengapa demikian? Karena Harian Kompas tetap memegang teguh independensi, profesionalisme, dan hanya berpihak pada data dan fakta. Dalam tiga tahun terakhir, Harian Kompas telah menghadapi berbagai tantangan dengan menjawab setiap perubahan zaman, bukan hanya mengikuti arus, tetapi juga mampu memberikan makna pada setiap perubahan.

Dalam setiap edisi harian Kompas, ada semangat untuk selalu siap menghadapi situasi yang ada dan bersama-sama menghasilkan karya yang bermakna. Akses terhadap informasi juga menjadi prioritas, karena Harian Kompas ingin memenuhi harapan pembacanya dengan memberikan informasi yang benar dan akurat. Tidak hanya itu, melalui aplikasi premium Kompas.id, pembaca dapat menikmati berita sesuai kebutuhan mereka. Kemudahan ini merupakan bukti bahwa Harian Kompas selalu berupaya memperkuat akses terhadap informasi yang relevan.

Pada ulang tahun ke-58 Harian Kompas, keluarga dan karyawan Kompas melakukan ziarah ke makam pendiri Kompas Gramedia. Ziarah dimulai dengan mengunjungi makam Jakob Oetama di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Acara ziarah dihadiri oleh CEO Kompas Gramedia, Lilik Oetama, serta para pemimpin dan keluarga Harian Kompas. Mereka merayakan jasa-jasa Jakob Oetama, pendiri Harian Kompas bersama PK Ojong, dan berharap nilai-nilai yang diteruskan oleh para pendiri dapat lestari di tengah kemajuan teknologi yang pesat. Ziarah ke makam ini merupakan momen yang luar biasa bagi para karyawan Harian Kompas, karena mereka merasa bahwa mereka telah belajar banyak dari institusi ini.

Kehidupan Harian Kompas selama 58 tahun ini bukanlah hasil kerja keras hanya dari PK Ojong, Eko, dan rekan-rekan mereka, tetapi juga berkat anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Seperti yang pernah dikatakan oleh Jakob, Harian Kompas ibarat sebuah pohon yang tumbuh dan berkembang, memberikan manfaat bagi banyak orang. Menunjukkan bahwa pohon ini telah tumbuh dan memberikan manfaat kepada banyak orang selama 58 tahun. PK Ojong sendiri dikenal sebagai orang yang jujur dan disiplin dalam kehidupan sehari-harinya. 

Pada acara spesial ulang tahun ke-58 Harian Kompas dengan tema "Menyatukan Teknologi dan Hati", terlihat sisi humanis dalam perkembangan teknologi dan informasi. Sutta Dharma Saputra, Pemimpin Redaksi Harian Kompas, mengakui bahwa tantangan ini harus dijawab dengan cara menghubungkan teknologi dengan keberpihakan pada manusia. Harian Kompas juga telah bertransformasi melalui berbagai platform untuk menyediakan informasi yang lebih mendalam dan berdasarkan kebenaran.

Memang tidak mudah, terutama sekarang ketika kita menyadari bahwa terdapat perkembangan teknologi yang sangat canggih, seperti kecerdasan buatan. Teknologi tampaknya dapat melakukan hal-hal yang biasanya hanya dilakukan oleh manusia dengan kecerdasan yang dibutuhkan. Namun, pertanyaannya adalah di mana peran manusia sebenarnya? Ternyata, peran manusia tetaplah penting. Manusia memiliki emosi dan empati, inilah yang membuat teknologi dapat digunakan dengan lebih manusiawi. 

Tanpa kehadiran hati nurani manusia, teknologi sebenarnya dapat disalahgunakan. Untungnya, kita telah mampu melakukan transformasi dan membangun jembatan antara teknologi dengan keberpihakan pada manusia. Jika kita melihat teknologi dengan perspektif ini, kita tidak harus menjadi anti-teknologi. Koran, televisi, dan digitalisasi sendiri merupakan bentuk teknologi. Yang terpenting adalah substansi yang kita sampaikan melalui teknologi tersebut, yang menunjukkan arah kebenaran dan menjadi penyedia informasi yang akurat bagi para pemimpin bangsa sehingga mereka dapat membuat keputusan yang bijaksana di masa depan.

Dalam menyambut ulang tahun ke-58 Harian Kompas, kami berharap bahwa Harian Kompas akan terus menjalankan amanat hati nurani rakyat, yaitu masyarakat Indonesia. Harian Kompas telah membuktikan bahwa dengan memegang teguh profesionalisme dan hanya berpihak pada data dan fakta, serta menggabungkan teknologi dengan keberpihakan pada manusia, sebuah media dapat terus eksis dan dipercaya oleh pembacanya. 

Baca juga: Siapa Ismailmu?

Dalam era disrupsi teknologi ini, Harian Kompas telah membuktikan bahwa transformasi adalah kunci kelangsungan, dan perubahan tidak selalu harus dihadapi dengan ketakutan, tetapi juga dengan semangat untuk memberikan manfaat dan makna yang lebih dalam bagi masyarakat. Selamat ulang tahun yang ke-58, Harian Kompas! Semoga Harian Kompas tetap menjadi bacaan utama yang memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat dipercaya bagi masyarakat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun