Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Memilih UMKM Ketimbang Startup Unicorn: Menghidupkan Nadi Ekonomi dari Akar Rumput

27 Juni 2023   07:19 Diperbarui: 27 Juni 2023   07:35 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi UMKM. Sumber: freepik.com

Tanggal 27 Juni setiap tahunnya, dunia merayakan Hari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai bentuk pengakuan atas peran penting yang dimainkan oleh sektor ini dalam mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja. 

Tak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh penjuru dunia, UMKM telah menjadi kekuatan ekonomi yang tak terelakkan. Bahkan, lembaga-lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun memberikan perhatian serius terhadap sektor ini dan secara aktif mempromosikan Hari UMKM Internasional.

Pada tahun 2021, PBB menyelenggarakan acara khusus yang bertujuan untuk mengingatkan dunia akan peran penting para pengusaha UMKM dalam memperkuat ekonomi global. 

Acara tersebut menjadi tonggak penting dalam mempromosikan kesadaran global akan keberadaan UMKM dan kontribusinya yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Bukan tanpa alasan, penelitian-penelitian juga telah menunjukkan bahwa sektor UMKM mampu menciptakan tujuh dari sepuluh lapangan pekerjaan yang ada.

UMKM memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Di Indonesia sendiri, pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap sektor ini. 


Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, dalam sebuah siaran pers pada tanggal 1 Oktober 2022, menjelaskan bahwa UMKM menyumbang 99 persen dari total unit usaha di negara ini. Angka ini menunjukkan betapa besar peran UMKM dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pertumbuhan UMKM tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, tetapi juga memiliki dampak sosial yang positif. Para pengusaha UMKM seringkali berasal dari latar belakang ekonomi yang terpinggirkan. 

Dalam banyak kasus, UMKM menjadi jalan keluar bagi individu atau kelompok yang terjebak dalam kemiskinan, pengangguran, atau kurangnya kesempatan kerja. Dengan memulai usaha mereka sendiri, mereka tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga memberikan lapangan kerja bagi orang lain.

Selain memberikan lapangan kerja, UMKM juga memiliki potensi besar dalam mendorong inovasi dan pengembangan ekonomi lokal. Berbeda dengan perusahaan besar yang seringkali terkungkung oleh birokrasi dan struktur hierarkis yang kaku, UMKM lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan pasar. 

Para pengusaha UMKM seringkali memiliki keterampilan khusus dan pengetahuan yang unik di bidang mereka. Dalam lingkungan yang lebih terdesentralisasi, mereka dapat dengan cepat merespons permintaan pelanggan dan menghasilkan produk atau layanan yang sesuai.

Pentingnya UMKM bagi perekonomian tidak bisa diremehkan. Selama masa pandemi COVID-19, banyak UMKM mengalami kesulitan dan terpuruk. Namun, dengan adanya dukungan dan kebijakan yang tepat dari pemerintah, sebagian besar UMKM berhasil bangkit. 

Saat ini, 84,8% UMKM yang sebelumnya mengalami kesulitan sudah kembali beroperasi secara normal. Kebijakan Pemerintah selama pandemi terbukti efektif dalam mendorong pemulihan dan keberlanjutan UMKM.

UMKM adalah akar rumput ekonomi kita. Mereka adalah jantung yang memompa darah perekonomian, memberikan penghidupan dan lapangan kerja bagi jutaan orang di seluruh Indonesia. Jumlah UMKM yang mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha dan kontribusi mereka terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 60,5% menunjukkan betapa pentingnya UMKM bagi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi kita.

Satu hal yang membedakan UMKM dari startup unicorn adalah dampak sosial yang mereka miliki. UMKM tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat dan mendukung inklusivitas ekonomi. 

Banyak UMKM berbasis komunitas yang bekerja secara kolaboratif, membantu satu sama lain, dan memperkuat keterikatan sosial dalam masyarakat. Mereka juga sering kali memprioritaskan pemanfaatan sumber daya lokal dan tradisi budaya, sehingga memperkuat identitas dan warisan lokal.

Selain itu, UMKM memberikan peluang ekonomi kepada kelompok yang kurang terlayani. Mereka memberikan kesempatan kepada perempuan, pemuda, dan kelompok rentan lainnya untuk terlibat dalam dunia bisnis dan mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi. UMKM memainkan peran penting dalam mengurangi kemiskinan dan menciptakan kesempatan bagi mereka yang memiliki keterbatasan akses terhadap pekerjaan formal.

UMKM memiliki potensi yang kuat untuk menggerakkan perekonomian lokal. Mereka berinteraksi secara langsung dengan komunitas sekitar mereka dan cenderung menggunakan bahan baku lokal, menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian lokal. 

Dalam konteks pariwisata, UMKM juga berperan sebagai penggerak utama dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan di daerah wisata, dengan menyediakan layanan, kerajinan tangan, dan produk lokal yang memperkaya pengalaman wisatawan.

Program Bangga Buatan Indonesia (BBI) juga memainkan peran penting dalam mendukung UMKM. Program ini bertujuan untuk mendorong konsumsi produk dalam negeri dan meningkatkan daya saing UMKM di pasar global. Dengan mengedepankan kualitas, kreativitas, dan inovasi, UMKM Indonesia dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri. Peningkatan kontribusi ekspor UMKM dari 14,37% pada tahun 2020 menjadi 15,69% pada tahun 2021 adalah bukti nyata kesuksesan dari upaya ini.

Integrasi UMKM ke dalam Global Value Chain (GVC) dan Global E-Commerce (GEC) juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing mereka. Melalui partisipasi dalam rantai nilai global dan pemanfaatan platform e-commerce global, UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan memperluas basis pelanggan mereka. Kolaborasi dengan agregator domestik atau perusahaan afiliasi asing membuka pintu bagi UMKM untuk mengekspor produk mereka secara tidak langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun