Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Televisi Sebagai Sarana Pendidikan Semenjak Dini: Menyulap Hiburan Menjadi Pembelajaran Positif

9 Juni 2023   16:53 Diperbarui: 9 Juni 2023   17:00 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern kita. Dari siaran berita hingga acara hiburan, televisi menawarkan berbagai jenis konten yang menghibur dan memberikan informasi kepada jutaan pemirsa di seluruh dunia. Namun, dalam era di mana teknologi semakin canggih dan akses informasi semakin mudah, kita perlu mengingat bahwa televisi juga memiliki potensi besar sebagai sarana pendidikan semenjak dini.

Seiring dengan perkembangan teknologi, televisi bukan lagi sekadar kotak ajaib yang menampilkan gambar bergerak di layar. Saat ini, televisi dilengkapi dengan beragam saluran pendidikan yang menawarkan program-program yang dirancang khusus untuk anak-anak. Dari serial animasi yang mengajarkan nilai-nilai moral hingga program interaktif yang mengasah kecerdasan anak, televisi dapat menjadi alat pendidikan yang efektif jika digunakan dengan bijak.

Pentingnya memilih konten yang bermutu dan bermanfaat tidak boleh diabaikan ketika memperkenalkan anak-anak pada televisi sebagai sarana pendidikan. Orang tua dan pengasuh memiliki tanggung jawab untuk memilih program-program yang dapat memberikan pengalaman belajar yang positif. Program pendidikan yang berkualitas dapat membantu anak-anak memperluas pengetahuan mereka dalam berbagai bidang seperti matematika, bahasa, sains, dan sejarah.

Namun, bukan berarti televisi harus menjadi pengganti interaksi langsung dan pengajaran di sekolah. Televisi sebagai sarana pendidikan hanya efektif ketika digunakan sebagai pelengkap dalam pembelajaran. Dalam hal ini, peran orang tua atau guru sangat penting. Mereka perlu mengawasi dan berinteraksi dengan anak-anak saat menonton program pendidikan, menjelaskan konsep-konsep yang sulit, dan mendorong diskusi yang bermanfaat.

Salah satu contoh program pendidikan yang sukses adalah acara "Sesame Street". Acara ini telah menjadi ikon dalam dunia televisi pendidikan sejak pertama kali ditayangkan pada tahun 1969. Dengan menggabungkan unsur hiburan yang menarik dengan pendidikan yang menyenangkan, "Sesame Street" berhasil membantu anak-anak belajar tentang huruf, angka, dan berbagai konsep lainnya. Berkat pendekatan yang inovatif dan menarik, acara ini telah membantu jutaan anak di seluruh dunia memperoleh pengetahuan yang berguna sejak dini.

Selain program-program pendidikan formal, televisi juga dapat menjadi sarana pendidikan yang kuat melalui konten-konten kreatif dan inspiratif. Program seperti dokumenter alam, perjalanan, seni, dan budaya dapat membantu membuka wawasan anak-anak tentang dunia di sekitar mereka. Dengan mengeksplorasi berbagai topik dan kegiatan melalui televisi, anak-anak dapat mengembangkan minat mereka terhadap berbagai bidang pengetahuan dan bakat yang mungkin belum mereka temui sebelumnya.

Namun, dalam perjalanan menjadi sarana pendidikan yang positif, televisi juga menghadapi beberapa tantangan. Industri hiburan sering kali lebih tertarik pada popularitas dan keuntungan daripada pada nilai-nilai pendidikan. Iklan yang mempengaruhi anak-anak dan konten yang kurang bermutu masih menjadi perhatian yang harus dihadapi secara serius. Oleh karena itu, regulasi dan pengawasan yang ketat diperlukan untuk memastikan bahwa televisi tetap menyediakan konten yang mendidik dan bermutu.
Peran pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, produsen, dan keluarga, sangat penting dalam menghadapi tantangan ini. Pemerintah harus mendorong penyiaran konten pendidikan yang bermutu, melibatkan para ahli pendidikan dalam merancang program-program yang tepat. Produsen konten juga perlu mengambil tanggung jawab sosial dengan menghadirkan konten yang mengedukasi dan menginspirasi. Sementara itu, keluarga harus tetap berperan aktif dalam memantau apa yang ditonton oleh anak-anak dan membimbing mereka dalam mengambil manfaat yang sebanyak mungkin dari televisi.

Pada akhirnya, kesadaran akan potensi televisi sebagai sarana pendidikan semenjak dini harus terus ditingkatkan. Masyarakat perlu memahami bahwa televisi bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sumber pengetahuan dan inspirasi yang dapat membantu anak-anak tumbuh dan berkembang. Dengan pemilihan program yang tepat, pengawasan yang cermat, dan interaksi yang aktif, televisi dapat menjadi alat yang kuat dalam membantu anak-anak belajar dan tumbuh secara positif.

Dahulu, Indonesia memiliki TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) yang memiliki misi untuk memberikan konten pendidikan kepada masyarakat. Meskipun tidak lagi beroperasi, konsep tersebut dapat menjadi inspirasi untuk menciptakan ulang stasiun televisi dengan pendekatan yang lebih segar dan menyenangkan.

Konsep "fun" pada televisi pendidikan adalah pendekatan yang menarik untuk menarik perhatian anak-anak dan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Dalam menciptakan ulang TPI dengan pendekatan yang lebih menarik, ada beberapa hal yang dapat dilakukan.

Pertama, program-program pendidikan dapat dirancang dengan memperhatikan gaya dan kepentingan anak-anak masa kini. Menggabungkan unsur hiburan seperti musik, tarian, dan permainan ke dalam pembelajaran dapat membuat anak-anak lebih terlibat dan antusias dalam menyerap materi. Misalnya, menghadirkan acara musik yang mengajarkan konsep matematika melalui lirik lagu yang mudah diingat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun