Mohon tunggu...
Rendra Prasetya
Rendra Prasetya Mohon Tunggu... Manusia Biasa Saja

Tukang Kopi, menjadi biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Trip

Tiba-Tiba Tumbuh Cinta pada Kota Madinah dan Mekkah

3 April 2024   13:45 Diperbarui: 3 April 2024   13:59 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TIBA-TIBA TUMBUH CINTA DAN RINDU PADA KOTA MADINAH DAN MEKKAH

Oleh Rendra Prasetya

2  (dua) Bulan sudah lamanya setibanya dari ibadah Umroh, saya merasakan hal-hal yang aneh dalam diri saya. Berawal dari merasakannya kenikmatan atas perjalanan ibadah Umrah yang saya jalani selama 10 hari mulai tanggal 15 Januari sampai dengan 25 Januari Tahun 2024 lalu. Selanjutnya saya mengalami sakit hebat selama 2 minggu dan praktis saya menjalani Home Care oleh dokter yang juga teman sekolah dahulu. Saya didiagnosis engalami thypus, batuk dan pilek yang hebat. Hal ini menyebabkan saya harus izin tidak masuk kantor selama 1 minggu lebih. Atas sakit yang saya alami itu saya seperti diharuskan untuk istirahat.

Selama saya menjalani Bed Rest tiba tiba saya merasa rindu dan kangen ingin merasakan lagi suasana ibadah Umroh di Kota Mekkah dan suasana ibdah di Masjid Nabawi Kota Madinah. Jujur saya merasa ingin Kembali dan meakukan rutinitas ibadah di Kota Suci Madinah Dan Mekkah. Saya pertama kali menikmati suasana Masjid Nabawi, keramahan Masyarakat Kota Madinah, Kota yang bersih dan tentunya kuliner Nasi Briyani, Nasi Mandi dengan taburan daging domba atau ayam. Bahkan Suasana rutin jamaah yang ada di Masjidil Haram, melakukan tawaf dan umraoh serta menyaksikan lautan jamaah yang berdesakan menggapai Tembok Ka'Bah, Sholat di Hijr Ismail, serta tentu saja berlomba mencium Hajar Aswad. Batu Mulia yang Allah datangkan Ketika Nabi Adam Rindu pada suasana Surga.

 Suka wewangian asal Arab

Saya sebelumnya tidak pernah suka wewangian Arab karena saya merasa risih dan gak mau disebut sebagai wangi orang tua kolot yang biasa ada mushola yang tidak berarti menandakan dia taat beragama. Namun saat di Madinah di depan Pintu Masjid Nabawi Nomor 333 ada bangunan di sisi kanan dan kiri yang ternyata sebuah toko Parfume. Saya melihat semua orng berjubel mencoba wewangian Arab tersebut. Saya penasaran mengapa orang-orang dari seluruh bangsa menyemut untuk menikmati dan membeli wewangian tersebut.  Saya selepas Shalat Dzhuhur sengaja mendekat kepada kerumunan orang-orang yang beragam ada Pakistan, Turkey, Kazaktan, Kyrgistan, Bangladesh, Malaysia, Brunei dan tentunya orang Indonesia. Pedagang itu menjawab dan menerangkan apa dan bagaimana rasa parfumenya. Luar Biasa Parfume Non Alkohol ini beragam dan wangi sekali ada banyak wewangian yang saya cium dan coba sebagai tester. Semuanya enak dan mirip Parfume-Parfume Alkohol yang biasa saya beli. Saya takjub, namun ada pembeli dari Malaysia dan Brunei menanyakan tentang wewangian rasa OUD. Saya coba menyimaknya, apa sih wewangian rasa OUD itu.? Ternyata wewangian rasa kayu Gaharu yang terkenal itu dan tentu saja Parfume khas Raudhah dan Madinah. Saya coba nikmati harumnya ternyata saya jatuh cinta.

Saya belum memutuskan membeli, saya coba cari info dari para jamaah yang lain ternyata mereka sudah paham. "Pak Rendra belum tahu banyak tentang wewangian dari Arab..?'' Coba deh nanti di Mekkah cari...waah itu parfume bener-bener khas Arab Banyak banget dan enak-enak wanginya Loh..!" ujar jamaah yang saya tanya-tanya. Dalam hati saya semakin penasaran, wewangian yang tadi saya coba masih melekat dan saya terhipnotis seperti berada dalam suasana shalat di Masjid Nabawi dan suasana sekitar kota Madinah.

Di Mekkah saya niatkan mencari Parfume wewangian khas Arab, saya masuk ke area Mall Zam-zam Tower dan area pusat perbelanjaan Been Dawood yang ternyata sudah hits bagi jamaah haji dan umroh asal Indonesia. Begitu saya masuk ke area it ternyata penuh dengan lautan jamaah asal Indonesia. Jadi ya saya gak kesulitan memilih dan memilah parfume wewangian khas Arab. Lama saya berputar mencari, memilih dan memilah. Saya tertarik khas wangi Madinah, Raudhon, Kiswah Ka'bah dan wangi khas Hajar Aswad. Saya memutuskan membeli wewangian itu, dan ternyata ada wewangian khas Sultan Arab dengan wangi OUD yang menyengat. Saya suka sekali.

Benih Cinta akan Madinah dan Mekkah mulai tersemai.

Selepas membeli wewangian Arab yang sebelumnya saya tak menyukainya sama sekali, kini giliran hati yang selalu bergetar akan nikmatnya Shalat di Raudah Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Saya juga gak tahu kenapa bisa sampai hati ini selalu tersentuh setiap melihat tayangan Youtube dengan konten Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Saya dengan sendirinya ingat Ketika melewati Makam Nabi Muhammad SAW dan berdoa di raudhoh. Tanpa sadar air mata tak kuasa berlinang, saya kangen Raudhah dan Makam Nabi Muhammad SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun