Mohon tunggu...
Rendra Prasetya
Rendra Prasetya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Manusia Biasa Saja

Tukang Kopi, menjadi biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan Spiritual Hambasahaya Sang Pendosa

2 Maret 2024   11:06 Diperbarui: 2 Maret 2024   11:13 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jamaah mulai dituntun oleh Ustadz memasuki Masjidil Haram, saya bertatapan banyak dengan umat muslim dari berbagai bangsa, dan berbagai wajah dan rasnya. Sungguh Masjidil haram adalah tempat paling mulia di dunia, dimana semua bangsa umat muslim dunia berkumpul dan kitab isa berjumpa bahkan bertegur sapa.

Kami memasuki Masjidil Haram, menuruni tangga, sayup-sayup saya mendengar jamaah tawaf dan saya akhirnya melihat Kabah, kami memasuki pelataran Ka'bah. Saya takjub tak percaya akhirnya saya melihat Ka'bah secara langsung dengan mata kepala saya sendiri. Ya Allah......air mata saya jatuh, saya menangis....saya hanya berdoa memohon ampun....ampun...ampun dan ampun Yaa Allah............ Ustadz mulai memandu kami melakukan tawaf sebanyak tujuh putaran . Selama tawaf saya terus khusyuk mengikuti panduan bacaan dan doa yang dilantunkan Ustadz. Sesekali saya menatap Ka'Bah.....menangis...dan selalu menangis......Ampuni hambamu yang pendosa ini Yaa Allah.......

 

Melakukan Sa'i untuk pertama kali

Setelah selesai melakukan tawaf, kami berkumpul di tepi pelataran Ka'bah untuk berdoa dan melaksanakan sholat sunnah dua rakat. Wajah istri dan Almarhum Ibu terus terbayang secara bergantian Ketika saya menatap dalam-dalam ke Ka'bah. Saya menangis lagi... Ya Allah ampuni dosa saya terhadap istri dan Almarhum Ibu saya....dua Wanita itulah yang bisa membuat saya taubat dari pendosa untuk mencoba beribadah padaMu Ya Rabb. Saya panjatkan doa keselamatan barokah untuk kedua Wanita Istimewa itu bagi saya.

Ustadz kemudian mengerahkan kami untuk melakukan ibadah sa'i yaitu berjalan kaki diselingi lari-lari kecil diantara Bukit Shafa dan Bukit Marwah bolak-balik sebanyak tujuh kali. Lagi saya tak bisa membayangkan bagaimana Siti Hajar melakukan ini untuk mencari air untuk menghidupi Si Kecil Nabi Ismail AS karena ditinggal berdakwah oleh Nabi Ibrahim AS. Saya merasakan capenya luar biasa. Yaa Allah ampuniah Hamba.......dan limpahkan lah keberkahan bagi mereka.

Selesai Sa'i kami berkumpul untuk melepaskan lelah barang sejenak di luar area Masjidil Haram, kami melakukan ritual Tahalul  sebagai rangkaian wajib syarat sahnya Umrah yang kami lakukan yaitu  memotong rambut minimal 3 helai. Alhamdulillah.....rangkaian ibadah umrah kami telah selesai.

Saya merasa bahagia, haru dan takjub. Bagaimana tidak, saya yang pendosa, tak pernah belajar di pesantren, tak mampu membaca arab gundul, ibadah shalat pun saya bolong-bolong, dan membaca Al-Quran pun masih terbata-bata bahkan lafadz do'a pun yang umum-umum saja akhirnya bisa beribadah umrah. Ya Allah Yaa Rab..... semua ini atas izinMu Ya Allah. Dan saya percaya bahwa ini adalah panggilanMu pada ku. Terimakasih Ya Allah..... Ampunilah dosa-dosa ku.

Saya hanya pendosa....semoga perjalanan Ibadah Umrah saya ini dapat menghapus segala macam dosa-dosa saya yang perbah diperbuat. Saya taubat Ya..Allah. Ampuni Hamba Ya Allah.......

Semoga secuil catatan perjalanan Rohani saya ini dapat mengubah perilaku saya dan meningkatkan ibadah saya kepada Allah SWT dan selalu bertaqwa padaNYA. Aamiin Yaa Rabb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun