Mohon tunggu...
Rendra Manaba
Rendra Manaba Mohon Tunggu... Konsultan - Pegiat Kreatifitas

bermain dengan rasa yang sama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menganyam Kreativitas Membenarkan Ke-Indonesia-an

9 Agustus 2019   00:20 Diperbarui: 9 Agustus 2019   00:45 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedaton (Keraton) Kesultanan Ternate/Dokpri


Segalanya berawal dari timur; agama Allah yang di sampaikan oleh semua Rasul berasal dari timur tengah, matahari terbitnya dari timur, begitupun peradaban dunia berawal dari timur. Indonesia berada di belahan timur dunia dan peradaban nusantara berada di timur Indonesia, pasca kemerdekaan para elit seakan melupakannya. "Berkeadilan akan terwujud jika kebenaran sejarah terpatri di sanubari".

Jangan sekali-kali melupakan sejarah Istilah jasmerah yang di ungkapkan oleh Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno merupakan wasiat kepada regenerasi sebagai penerus perjuangan estafet pembangunan bangsa Indonesia menjadi benar berdasarkan kultur, karakter dan hakikat nusantara.
Jika melihat sejarah perjuangan serta kemerdekaan Republik Indonesia, maka peran dari para Sultan (Raja) nusantara sangatlah fundamen dalam berjuang serta menyatakan diri beserta seluruh kedaulatannya untuk bergabung dan bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kembali bernostalgia dalam sejarah peradaban nusantara, tepatnya tahun ini di belahan timur Indonesia telah genap berusia 400 tahun peringatan VOC (Belanda) keluar dan meninggalkan tanah Moloku Cie Raha yaitu Ternate; VOC pergi tak kembali lagi dari Benteng Oranje minggat terlunta kemudian pindah ke Batavia bermukim, yang berubah nama setelah merdeka menjadi Jakarta (ibukota negara RI). Jadi kalau mau berpatokan dari kependudukan VOC di bumi pertiwi tanah nusantara, maka ibukota perdana Indonesia harusnya Ternate.

Benteng Oranje Ternate/Dokpri
Benteng Oranje Ternate/Dokpri

Peradaban Ternate sudah lebih dulu di bandingkan dengan Jakarta, kota yang kaya raya akan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya membuat beberapa bangsa eropa jaya raya menjadi negara kaya dan maju, serta kota yang sungguh mempesona dengan estetikanya menggugah kalbu dan mata hati akan keindahan alamnya sangatlah dahsyat, penuh panorama yang sulit untuk di ungkapkan betapa besarnya kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta ini.

Moloku Cie Raha merupakan empat (4) wilayah Kerajaan (Kesultanan) yaitu Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo dan Kesultanan Bacan adalah salah satu pusat peradaban dunia, karena di perairan laut Maluku Utara merupakan spot pertemuan akhir dari perjalanan panjang menyusuri lautan globe antara armada laut Spanyol ke arah barat dan armada laut Portugis ke arah timur, atas inisiasi Paus dalam Perjanjian Saragosa. Peristiwa itulah yang menggugurkan teori bahwa bumi itu datar.

Indonesia Creative Cities Network
Indonesia Creative Cities Network

Ternate adalah kota yang penuh dengan nilai dan sarat dengan makna sejarah, bahkan cagar budaya situs sejarah rempah-rempahnya yaitu pohon cengkeh (cengkeh afo) yang berusia 400 tahun lebih masih dapat di jumpai, begitupun cengkeh afo yang berusia 250 tahun lebih masih berdiri kokoh tumbuh subur hingga kini.

Cengkeh Afo & Gamalama Space/Dokpri
Cengkeh Afo & Gamalama Space/Dokpri

Tahun 2019 ini Ternate menjadi tuan rumah penyelenggaraan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF). Tahun 2018 lalu diselenggarakan di Sleman dan Jogjakarta, proses serta perjalanan kota pelaksana ICCF ini kaya akan narasi kebangsaan, raya akan literasi kenusantaraan, Indonesia adalah negara kaya raya pusaka karun. Perjalanan tuan rumah tersebut telah mengingatkan kita kembali bahwa telah terjadi pengulangan sejarah NKRI.

Jogjakarta pernah menjadi ibukota negara RIS (Republik Indonesia Serikat), dimana masa itu negara dalam keadaan genting; Bung Karno dan Bung Hatta (Presiden & Wakil Presiden) di culik oleh sekutu. Namun ICCF konferensi kota kabupaten kreatif Indonesia di tahun 2018 telah menetralkan pra pilpres (bakal calon Presiden RI) waktu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun