Mohon tunggu...
RENDRA BC
RENDRA BC Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis menjadi bagian dari sebuah hobby, dengan menulis saya mencoba mengekpresikan apa yang ada dalam pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Menyenangkan Berbasis Tpack (Sejalan dengan Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara)

23 November 2022   08:08 Diperbarui: 23 November 2022   08:11 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (sumber: koleksi foto pribadi)

Roda berputar atau random wheel adalah permainan dimana roda akan berputar dan akan berhenti pada salah satu bagian, bagian-bagian tersebut sudah berisikan nama-nama peserta didik, setiap panah yang berhenti pada satu titik roda bagian menunjuk salah satu peserta didik dan akan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru atau pertanyaan yang diberikan oleh sesama peserta didik.

Peserta didik menjadi antusias dalam proses pembelajaran, ada yang berharap namanya dipanggil dan ada juga yang tidak ingin dipanggil, namun semua diberi kesempatan sesuai dengan gilirannya bahkan kata mereka pembelajaran dengan permainan roda berputar itu asyik, seru, dan menyenangkan selain itu kegiatan roda berputar ini memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk melatih kemampuan berbicara atau lisan. Hasil kegiatan ini meningkatkan kemampuan peserta didik hal ini dengan berhasilnya setiap peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan.

Pada pertemuan kedua penerapan kegiatan menyenangkan berbasis TPACK, peserta didik dimulai dengan kegiatan berbaris, berdoa, dan mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari. Permainan kedua yang dilakukan adalah permainan maze case dan box.

Pada permainan maze case peserta didik memanfaatkan gadget/smartphone untuk proses permainannya, dimana peserta didik akan bermain dengan menjelajah dan mencari jawaban dari pertanyaan yang muncul, dan didalamnya ada lawan yang akan menghadang untuk peserta didik menuju jawaban yang dituju.

Permainan kedua adalah open the box dimana setiap peserta didik dibagi ke dalam 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari dua orang peserta. Kegiatan dilakukan seperti pada kegiatan cerdas cermat peserta didik memilih nomor-nomor kotak yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh masing-masing kelompok

Peserta didik sangat tertarik dengan proses pembelajaran yang berbasis teknologi, mereka menyampaikan bahwa pembelajaran seru, asyik, menyenangkan dan berharap kegiatan seperti ini bisa dilakukan terus menerus.


Refleksi yang CGP lakukan pada proses kegiatan pembelajaran menyenangkan (joyfull learning) berbasis TPACK memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk lebih aktif dan memahami materi-materi yang telah disampaikan, pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik, peserta didik berani mengungkapkan tentang hal yang belum dipahaminya melalui pertanyaan yang disampaikan.

Teknologi seperti gadget yang tidak bisa dihindari oleh peserta didik harus bisa dimanfaatkan menjadi media pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan motivasi untuk peserta didik bersemangat untuk belajar. Selain teknologi gadget yang dimanfaatkan kegiatan pengenalam budaya sunda seperti nyanyian disampaikan dengan kegiatan yang menyenangkan peserta didik mengekpresikan nyanyian manuk dadali dalam sebuah tarian menurut versi mereka dan lagu bubuy bulan dengan nyanyian serta tarian menurut versi mereka juga untuk menarik mereka menyenangi budaya daerah dimana mereka tinggal. Kegiatan berbasis praktik lapangan dalam pembakaran sekam menjadi kegiatan menyenangkan lainnya sebagai bentuk penerapan pembelajaran tatanen dibale atikan.

Semua kegiatan yang dilakukan merupakan implementasi yang diterapkan oleh Calon Guru Penggerak sesuai dengan Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang berfokus pada kodrat keadaan yaitu kodrat alam dimana mereka tinggal, kodrat alamiah anak yang senang bermain, dan kodrat zaman yang selalu bergerak dinamis terkait teknologi yang tidak bisa kita hindari.

Pembelajaran yang senantiasa harus berpusat pada anak, sehingga peserta didik itu sendiri yang merasakan pembelajaran tersebut sehingga pembentukan budi pekerti dapat terus dilakukan sebagai tujuan akhir dari sebuah pendidikan yaitu memiliki budi pekerti yang luhur.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun