Cinta, dalam bentuk apapun, selalu membutuhkan kesadaran. Untuk mereka yang bahasanya adalah physical touch, sentuhan bukan sekadar pelengkap---ia adalah inti komunikasi emosional. Jika kita mencintai seseorang yang bahasa cintanya adalah sentuhan, belajar menyentuh bukan berarti keluar dari diri kita. Itu justru bentuk cinta kita yang paling tulus: hadir dalam bahasa mereka.
Mungkin tidak ada yang lebih menguji makna sentuhan selain saat dunia melarangnya. Pandemi COVID-19 menjadi momentum yang menyadarkan kita bahwa sentuhan bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Ketika harus menjaga jarak, ketika pelukan jadi berbahaya, banyak dari kita yang baru menyadari betapa berharganya kehangatan fisik. Video call tidak dapat menggantikan tepukan di punggung. Emoji peluk pun tidak sehangat tangan yang menggenggam erat. Kini, saat dunia sudah membuka diri lagi, mungkin kita lebih sadar: bahwa cinta tidak harus megah, tapi harus terasa. Dan bagi mereka yang hidup lewat bahasa sentuhan, cinta yang paling nyata adalah yang bisa dirasakan langsung oleh kulit---tanpa perlu diketik, tanpa perlu diucapkan.
Pada akhirnya, kita tidak perlu jadi orang yang ekspresif untuk belajar menyentuh dengan kasih. Cinta dalam bentuk fisik bukanlah soal intensitas, tapi soal intensi. Mungkin kita bisa mulai dari hal kecil: pelukan sebelum pergi kerja, tepukan ringan saat menghibur, atau sekadar duduk lebih dekat tanpa kata-kata. Karena seringkali, dalam dunia yang semakin bising, cinta yang paling nyaring justru datang dalam diam. Dalam satu pelukan. Dalam satu genggaman. Dalam satu sentuhan tulus.
References:
- Ashley Montagu, 1986, Touching: The Human Significance of the Skin, Harper & Row.
- Anik Debrot, Dominik Schoebi, Meinrad Perrez, Â & Andrea Horn, 2013, Touch as an interpersonal emotion regulation process in couples' daily lives, Personality and Social Psychology Bulletin, 39(10), 2013, 1373--1385.
- Tiffany Field, Touch for Socioemotional and Physical Well-Being: A Review, Developmental Review, 30(4), 2010, 367---383.
- Brittany Jakubiak dan Brooke Feeney, Affectionate Touch to Promote Relational, Psychological, and Physical Well-Being in Adulthood: A Theoretical Model and Review of the Research, Personality and Social Psychology Review, 21(3), 2016.
- Alberto Gallace & Charles Spence, The Science of Interpersonal Touch: An Overview. Neuroscience & Biobehavioral Reviews, 34(2), 2008, 246---59.
- India Morrison, ALE Meta-Analysis Revewals Dissociable Networks for Affective and Discriminative Aspects of Touch, Human Brain Mapping, 37(4), 2016.
- Gary Chapman, 2014, The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate, LifeWay Press
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI