Mohon tunggu...
Rendi Krisvihan
Rendi Krisvihan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - wArga Indonesia

Suka jalan jalan sore

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sandiwara Ribka Hanya Cara PDIP Cari Simpati

13 Januari 2021   15:05 Diperbarui: 13 Januari 2021   15:21 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi),  menurut pemberitaan sudah divaksin Sinovac hari ini. Seusai divaksin Jokowi mengatakan tidak merasakan apa-apa dan bilang vaksin ini halal.

"Saya telah menerima suntikan vaksin Sinovac. Evaluasi BPOM, efikasinya 65,3 %, di atas standar WHO yang 50 %. MUI juga menyatakan vaksin Sinovac halal.  Saya telah memerintahkan agar vaksinasi Covid-19 segera dilaksanakan di seluruh Tanah Air," kutipan pada akun twitter Jokowi.

 Sehari sebelum Jokowi divaksin, KaderPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning menolak keras kewajiban vaksinasi tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat di DPR RI. Penolakan ini tentunya mengundang pertanyaan, apakah Jokowi yang tidak dipercaya lagi oleh partai PDIP ataukah Ribka sedang berdrama atas perintah ketua umum mereka Megawati Soekarno Putri.

Kader PDIP mulai pada berani menyerang kebijakan Jokowi, patut diduga hanya drama sandiwara belaka. Kalau memang PDIP sudah tidak setuju dengan kebijakan Jokowi yang banyak merusak keutuhan berbangsa dan bernegara seharusnya PDIP berani pecat Jokowi dari petugas partai.

Indonesia punya Kepala Pemerintah sekaligus Kepala Negara, tapi apapun yang dilakukan sulit mendapatkan kepercayaan dari sebagian besar rakyat Indonesia, karena yang dilakukanan penuh pencitraan.

Begitupun Vaksinasi yang ditolak oleh Ribka sebagai pengusung Jokowi. Kalau pengusung sudah tidak percaya mungkin tidak akan lama Jokowi akan diganti. Logikanya seperti itu, karena Jokowi hanyalah petugas partai. Bilamana partai yang menugaskan sudah tidak percaya tentunya mandate sebagai petugas partai bisa dicabut.

Ribka secara tegas mengatakan bahwa yang membuat Jokowi semakin tidak jelas adalah orang sekitar yang berada dalam lingkaran mereka.

"Siapasih pembisik Jokowi? Belakangan ini semakin tidak Jelas Jokowi!" ujar Ribka dalam tayangan video yang viral di masyarakat.

Politisi PDIP ini langsung mendapat respon luas, bahkan para pembencinya turut memberikan apresiasi danmelupakan kebencianya terhadap Ribka. Mereka berfikir seolah Ribka adalah bagian dari oposisi yang menentang pemerintahan Jokowi.

Mereka lupa bahwa Ribka adalah anak PKI yang pernah menulis buku "Aku Bangga jadi Anak PKI". Tidak sedikit para pembenci PKI memuja Ribka yang mereka musuhi.

Drama anggota DPR RI dari Fraksi partai Demokrat, Ribka yang seolah menguluti kebobrokan pemerintan Jokowi mendapat simapati masyarakat. Membuat pamor PDIP yang nyungsep karena kasus korupsi bansos covid-19 pun mulai mendapat hati di masyakat sebagai partai pembela wong cilik.

Sekenario drama PDIP sangat tempat disaat terpuruk mereka memposisikan diri sebagai oposisi yang menentang pemerintahan. Masyarakat terbiusdan mengamini bahwa Ribka benar dan dielukan seolah pahlawan.

Apalagi Ribka berkata tentang Haka Azasi Manusia(HAM). Dia mengatakan bilapemerintah memaksa masyarakat divaksin sudah melanggar HAM. Semakin klepek-klepek deh masayarakat mencintai musuhnya. Propaganda seperti itu sudah tidak aneh bagi PDIP, bahkan mengeluarkan air mata buaya pun pernah dilakukan oleh Megawati dan juga HAsto Kristanto sebagai Sekjend PDIP. Mereka seolah rakyat kecil yang tertindas saat membela kepentingan masyarakat.

Akankah masyarakat Indonesia selalu tertipu dengan drama dan sandiwara dari PDIP ? Kebenaran dugaan kalua Ribka menentang Jokowi adalah sebuah sekenario drama sandiwara PDIP memang belum terbukti. Namun apa yang PDIP lakukan sudah berhasil meraih simpati masyarakat bahkan anak PKI yang dibenci langsung berubah menjadi  anak PKI yang kami cintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun