Target perjalanan kali ini adalah tek tok (naik dan turun gunung dalam sehari tanpa berkemah di gunung) Puncak 7 atau Puncak Fajar Kencana (1,917 mdpl) dan Puncak 2 atau Puncak Prabu (2,180 mdpl) Gunung Salak yang  masuk dalam wilayah Kab. Bogor dan Kab. Sukabumi, Jawa Barat.  Bila cuaca sedang cerah komplek gunung berapi ini dapat terlihat jelas  dari Jakarta. Â
SENTUL 2022.03.19
Seminggu sebelumnya,  bersama dengan empat teman lain yang sudah berpengalaman trail run, kami latihan di Sentul. Tujuannya Puncak Silala dan Bukit Paniisan. Sayangnya, saya dan suami tidak bisa sampai tujuan dan harus kembali duluan karena sepatu jebol. Kami juga  salah memakai jenis sepatu, biasanya di medan seperti ini kalau hanya jalan santai, kami selalu memakai sandal gunung.  Kali ini IP pakai sepatu lari dan saya pakai sepatu olahraga santai.Â
Dalam perjalanan pulang, melewati dan mampir di Jakarta, kami berburu sepatu yang cocok untuk olahraga trail run. Jadi punya sepatu baru dan  minggu depan  siap mendaki.Â
GUNUNG SALAK 2022.03.19
Sabtu subuh yang  masih enak buat tidur,  kami menuju titik kumpul di Warung Nasi Honje di Tamansari, Bogor, Jawa Barat. Disana bergabung dengan 26 teman lain  yang suka dan sering melakukan trail run (olahraga lari melintasi alam bebas; di gunung, bukit, hutan, atau pantai).Â
Sarapan di warung dan memesan nasi bungkus untuk dibawa naik gunung. Menunya nasi, telur dadar dan sayur honje atau kecombrang. Setelah  melakukan pemanasan dan  berdoa, perjalanan dimulai sekitar jam 07.30 WIB.
Gunung Salak memiliki beberapa puncak, dari beberapa artikel yang saya baca, dan informasi yang saya dengar, Â Gunung Salak memiliki dua belas puncak, ada juga yang menulis sembilan puncak, aaah entahlah. Yang saya temukan dengan nama dan keterangan ketinggian hanya ada empat puncak di bawah ini;
1. Puncak Salak 1 atau Puncak Manik 2,221 m dpl.
2. Puncak Salak 2 atau Puncak Prabu 2,180 m dpl.Â
3. Puncak Salak 3 atau Puncak Sumbul 1,926 m dpl.
4. Puncak Salak 7 atau Puncak Fajar Kencana 1,917 m dpl.
Kalau nanti mendapat informasi lain, akan saya perbaharui daftar nama puncaknya hehehe.
MENUJU PUNCAK 7, FAJAR KENCANAÂ
Jalur pendakian adalah hutan dengan  pepohonan dan semak-semak. Tanah merah lembab dan lengket, apalagi setelah hujan. Akar pohon  menembus permukaan tanah. Beberapa kali kami  juga harus melangkahi batang pohon tumbang.
Jam 11.29 WIB kami tiba di Puncak 7. Bertemu beberapa teman juga  sedang beristirahat. Tidak lama kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Puncak 2. Perjalanan akan  lebih berat dan ekstrem. Walaaaahhh!Â
IP yang sebelumnya hanya mau sampai Puncak 7 akhirnya ikut meneruskan perjalanan.  Kami terpacu dengan peserta yang usianya lebih senior tapi sudah berada jauh di depan kami. Harus semangat dan tidak  menyerah, semangat!!! Ada banyak jalur menurun, eeitts jangan terlalu senang dengan turunan, karena  dimana ada turunan, sudah pasti ada tanjakan setelahnya. Begitu juga jangan sedih kalau ada tanjakan, karena  pasti ada turunan hehehe. Saat melihat dari foto di bawah ini, saya ngeri hahaha.Â
Saat briefing sebelum perjalanan, kami sudah dipesan untuk konsentrasi saat melalui webbing. Hal penting yang diingatkan oleh panitia adalah saat sedang memegang webbing, apapun yang terjadi, kami tidak boleh melepas pegangan tali webbing. Bila melepas pegangan, resiko pasti yang terjadi adalah jatuh.Â
Puji Tuhan, masih diberi kekuatan dan keberanian untuk melewati semua webbing saat perjalanan naik. Kepala  pening saat terpikir bagaimana  saat perjalanan turun  nanti. Bagi saya, turun dengan webbing adalah perjuangan yang lebih menguras energi dan mental karena  saya selalu  takut melihat kebawah.Â
Ketentuan dari panitia, jam 14.00 WIB adalah batas waktu dimana kami harus kembali turun.  Alasannya  supaya punya cukup waktu dan hari masih terang untuk melewati delapan webbing sampai di Puncak 7 lagi dan meneruskan perjalanan sampai ke titik awal.Â
Biasanya saya menghindari perjalanan malam di gunung. Waktu bergerak dan gelap malam pun tidak bisa kami hindari. Kami berlapang dada dan tetap menjaga semangat. Memang, rencana dan cita-cita tidak selalu sesuai dengan kenyataan dan pencapaian.
Senter dinyalahkan, menjadi penerang perjalanan malam kami  di hutan Gunung Salak. Sendi  kaki bergetar tanda  lelah. Kalau kaki bisa berteriak, mungkin  sudah teriak minta ampun.Â
Sampai di Warung Honje, teman-teman yang sudah lebih dulu tiba sudah bersantai, duhhh senangnya. Untuk mereka yang sering latihan olahraga seperti ini, rata-rata bisa menempuh waktu 4 - 5 jam naik dan sampai di  Puncak 2, dan 3-5 jam untuk waktu turun. Mereka hebat.Â
Saya pun bertekad untuk lebih rajin olahraga supaya fisik lebih kuat dan terbiasa dan bisa lebih santai menikmati kegiatan seperti ini lagi. Soale kepingin lagi untuk tek tok naik gunung seperti ini, widddiiiiwww, gak kapok deh hahaha.Â
Arrrghh, sayang  banget tidak punya banyak foto perjalanan yang  banyak seni dan tantangannya ini.  Yang penting kami berangkat dan pulang dengan  selamat, walau sedikit oleh-oleh fotonya hehehe.
Yang penting lagi, setelah pulang  harus menjaga sehat supaya saat ada kesempatan dan tiba waktunya, kami bisa ikut acara ini lagi.Â
Terima kasih Tuhan untuk kesehatan, kesempatan dan keselamatan kami.
Terima kasih buddy IPman, terima kasih panitia dan teman-teman seperjalanan.Â
Terima kasih kaki.Â
Life Is A Great Journey,Â
helen_s.maria
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI