Mohon tunggu...
Imroah
Imroah Mohon Tunggu... Lainnya - Hidup dalam ketenangan

Seneng Ghibahahahaha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ning Andini, Gus Rofak Khilaf!

24 Maret 2021   16:54 Diperbarui: 24 Maret 2021   16:57 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : id.pinterest.com/farelplanet

Perempuan baik untuk laki laki baik, Perempuan buruk untuk laki-laki buruk.

Kutipan ayat dalam kitab menyatakan seperti itu. Apakah definisi kebaikan disini adalah dengan menghafal kitab Al-Qu'an ? Entahlah, namun itu besitan yang saya tangkap dari kalimat terakhir abah untuk saya. Orang yang selama ini sangat saya hormati sebagai orang tua sendiri.

Gus Rofak adalah putra pertama dari kaluarga ndalem, Kyai Mahsum Ali dan Bu nyai Masruroh pengasuh  Pondok pesantren Nurul Jadid, salah satu pondok besar di Jawa Tengah.

Singkat cerita, saya bertemu dengan gus Rofak ketika mondok di Lirboyo. Awal mula kita saling mengenal ketika ada acara muktamar NU di Lirboyo. Kami secara tidak sengaja sering berpapasan untuk mempersiapkan perhelatan akbar tersebut. Dari sana kita saling bertukar pikiran ketika liburan pondok, tepatnya setiap hari jumat. Masih sangat ingat di Jumat kedua bulan rojab, gus Rofak menyelipkan kata yang mandarah daging.

"Ning Andini, nopo menika sampun gadah calon ?" (Ning Andini, apa sudah punya calon suami sekarang?)

"Dereng gus, kalihan ayah dikengken mondok rumiyen." (belum gus, ayah meminta untuk menyelesaikan mondok dulu)

"sakmenika, purun napa mboten menawi kula suwun dateng ayah supados saget dados garwa kula ?" ( apakah mau jika saya meminta ke ayah untuk kupinang menjadi istri ? )

"Pripun njeh, Gus. Mboten toh sakmenika kula tolak, lamun menika kula serahaken dateng ayah. Menawi ayah kersa. Kula ugi sami." (Gimana ya gus, saya bukan menolak, namun saya serahkan ke ayah. Jika ayah menyetujui, saya juga akan ikut nasihat beliau)

"Alhamdulillah, sak mangke tumut kula njeh, menawi kalih ayah dipun paring restu. Ning Andini kedah mondok dateng Nurul Jadid. Sak mangke kula bantu abah ngucal dateng pondok. Jenengan ngrampungaken alfiyah dateng mrika. Purun tumut dateng Jawa Tengah njih ?" (Alhamdulillah, nanti ikut saya pulang ya, jika ayah sudah mengizinkan. Nanti ning Andini mondok di Nurul Jadid. Nanti saya membantu abah mengajar di Pondok. Kamu menyelesaikan alfiyah disana. Mau tinggal di Jawa Tenggah ya ? )

Gus Rofak pernah memintaku untuk dijadikan garwo ndalem (istri). Namun dengan persyaratan aku mau mondok di Jawa Tengah. Ayah menyetujui, dan Aku boyong mondok di Nurul jadid, Jawa Tengah. Waktu terus berlanjut, kedekatanku dengan Bu Nyai Masruroh semakin intens. Saya dipercaya membantu mengurus pondok putri dan memasakkan para santri putri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun