Mohon tunggu...
Rembulan Permata
Rembulan Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Trisakti School of Management

Accouting 18

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

All Leaders Have Blind Spots, Why Is This?

14 Juli 2021   22:14 Diperbarui: 14 Juli 2021   23:55 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blind spot dalam leadership merupakan hal yang wajar, bahkan untuk pemimpin yang sudah sukses sekalipun. Jika diartikan secara umum, blind spot atau titik buta merupakan kondisi ketika kita tidak dapat melihat objek yang ada di sekeliling kita. 

Namun bila kita bicara mengenai kepemimpinan maka arti dari blind spot ini adalah area informasi kerja dimana seseorang tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman. 

Mudahnya adalah ketika seseorang mengabaikan apa yang sebenarnya terjadi dan mendistorsi kenyataan. Jadi, blind spot ini merupakan tanggung jawab besar bagi seseorang bukan karena ia tidak memiliki pengetahuan, melainkan karena ia tidak tahu bahwa ia memiliki blind spot sejak awal.

Blind spots keep a leader from having the leverage and influence the should. Be sensitive to them... work on them.. and you can put them in in the rearview mirror where they belong

Blind spot atau titik buta sudah menjadi sifat manusia. Misalnya saja ketika kita cenderung pergi untuk membuat janji ketika ada waktu luang. 

Namun, kita sering terlambat karena hal yang tidak terduga terjadi selama perjalanan, ntah karena ada masalah lalu lintas, atau mendadak ada urusan yang lebih penting. 

Dan kita tahu harus memberi lebih banyak waktu namun kita malah merasionalisasi dengan mengatakan "ahh lalu lintasnya pasti lancar kok". Meskipun bila mengingat pengalaman masa lalu yang meyakinkan kita bahwa hal-hal tak terduga itu akan datang dan bisa menunda waktu kita. 

Nah.. ilustrasi tadi menggambarkan bias titik buta atau blind spot. Karena bias mendistorsi persepsi kita tentang realitas tanpa kita sadari dan menyebakan pemikiran atau keputusan yang salah. Seperti halnya titik buta pada mobil, bias ini bisa menimbulkan akibat buruk jika tidak diwaspadai.

Semua pemimpin itu memiliki blind spot atau titik buta. Kenapa ya ?? Karena keberhasilan seorang pemimpin dapat menghalang-halangi perkembangan yang dibutuhkan di bidang lain. 

Ketika seorang pemimpin yang progresif menemukan titik buta mereka, mereka juga pasti akan menemukan peluang untuk diri mereka sendiri. Ntah kita sendiri yang menyadari titik buta kita, atau orang lain yang menyadarkan, tentu tidak akan menjadi masalah.

Berikut ini ada 3 blind spot yang paling sering dimiliki oleh seorang pemimpin :

1. Melupakan alasan-alasan para pengikutnya

Terkadang para pemimpin atau manajer terlalu terjebak dengan target pekerjaanya sehingga mereka lupa alasan mengapa orang datang untuk bekerja di perusahaannya. 

Mungkin awalnya mereka paham, namun seiring berjalannya waktu mereka mulai lupa bahwa tujuan mereka atau tujuan perusahaan, tidak sama dengan tujuan bawahan mereka. Faktanya, setiap orang dalam suatu tim memiliki alasannya masing-masing kenapa mereka mau bekerja disana. 

Namun banyak pemimpin yang tidak menyadari ini, beberapa bahkan tidak pernah mempertimbangkannya. Disinilah permasalahannya.

Ini bisa menjadi titik buta yang tinggi bagi seorang pemimpin. Jika seorang pemimpin ingin mendorong kinerja bawahannya maka ia perlu mengetahui alasan-alasan orang mengapa ingin berada disana.

2. Tidak memahami pentingnya "straight talk"

Ketika seorang pemimpin naik pangkat, mereka cenderung lebih didorong oleh data dan mulai menghabiskan banyak waktu untuk pertemuan dengan orang lain selain bawahannya. 

Mereka mulai menghabiskan banyak waktu berbincang tentang bawahannya ketimbang berbicara dengan bawahannya. Titik buta ini sering muncul ketika seorang pemimpin sudah berada di posisi yang tinggi. Beberapa dari mereka bahkan akan mulai menghindari percakapan dengan bawahannya. 

Hal ini tentu saja akan memberikan dampak yang tidak bagus. Komunikasi secara langsung yang jelas dan dapat dimengerti harus tetap dilakukan kepada orang yang menjadi tanggungjawabnya.

3. Tidak memahami perbedaan antara "tidak bisa" dan "tidak mau"

Perbedaan ini mungkin sering disepelekan oleh banyak orang namun realitanya, ini memiliki makna yang mendalam. Seorang pemimpin atau manajer yang tidak bisa membedakan antara situasi "Can't" dan "Will't" akan mengalami kesulitan dan kebingungan dalam karirnya. 

Jika kita bisa membedakan hal tersebut maka kita akan lebih bisa menguasai kondisi. Memahami perbedaan yang tampaknya sederhana antara keduanya adalah kunci untuk membuat keputusan yang baik sebagai seorang pemimpin.

Berikut definisi sederhananya :

  • Can't (tidak bisa) -- mereka tidak tahu bagaimana melakukannya. Ini melibatkan masalah kemampuan
  • Will't (tidak mau) -- mereka menolak untuk melakukannya baik secara pasif maupun aktif. Ini adalah masalah motivasi.

Mencari tahu akar permasalahan kinerja kita akan sangat penting untuk kepemimpinan yang sukses. Bila kita sudah mulai bisa membedakan mana yang tidak bisa, dan mana yang tidak mau maka kita sudah bisa membuat keputusan yang tepat tentang bagaimana menanggapi situasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun