Mohon tunggu...
Rembulan Permata
Rembulan Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Trisakti School of Management

Accouting 18

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

All Leaders Have Blind Spots, Why Is This?

14 Juli 2021   22:14 Diperbarui: 14 Juli 2021   23:55 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Melupakan alasan-alasan para pengikutnya

Terkadang para pemimpin atau manajer terlalu terjebak dengan target pekerjaanya sehingga mereka lupa alasan mengapa orang datang untuk bekerja di perusahaannya. 

Mungkin awalnya mereka paham, namun seiring berjalannya waktu mereka mulai lupa bahwa tujuan mereka atau tujuan perusahaan, tidak sama dengan tujuan bawahan mereka. Faktanya, setiap orang dalam suatu tim memiliki alasannya masing-masing kenapa mereka mau bekerja disana. 

Namun banyak pemimpin yang tidak menyadari ini, beberapa bahkan tidak pernah mempertimbangkannya. Disinilah permasalahannya.

Ini bisa menjadi titik buta yang tinggi bagi seorang pemimpin. Jika seorang pemimpin ingin mendorong kinerja bawahannya maka ia perlu mengetahui alasan-alasan orang mengapa ingin berada disana.

2. Tidak memahami pentingnya "straight talk"

Ketika seorang pemimpin naik pangkat, mereka cenderung lebih didorong oleh data dan mulai menghabiskan banyak waktu untuk pertemuan dengan orang lain selain bawahannya. 

Mereka mulai menghabiskan banyak waktu berbincang tentang bawahannya ketimbang berbicara dengan bawahannya. Titik buta ini sering muncul ketika seorang pemimpin sudah berada di posisi yang tinggi. Beberapa dari mereka bahkan akan mulai menghindari percakapan dengan bawahannya. 

Hal ini tentu saja akan memberikan dampak yang tidak bagus. Komunikasi secara langsung yang jelas dan dapat dimengerti harus tetap dilakukan kepada orang yang menjadi tanggungjawabnya.

3. Tidak memahami perbedaan antara "tidak bisa" dan "tidak mau"

Perbedaan ini mungkin sering disepelekan oleh banyak orang namun realitanya, ini memiliki makna yang mendalam. Seorang pemimpin atau manajer yang tidak bisa membedakan antara situasi "Can't" dan "Will't" akan mengalami kesulitan dan kebingungan dalam karirnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun