Mohon tunggu...
Reliska WinkaIssafila
Reliska WinkaIssafila Mohon Tunggu... Penulis - Penyuka aksara

Surround yourself with really good thoughts😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak Seorang Pelajar terhadap Gurunya

4 Januari 2021   14:30 Diperbarui: 4 Januari 2021   14:40 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Adabul 'Alim wal Muta'alim | dokpri

Ringkasan Kitab Adabul 'Alim wal muta'alim

Bab III (Akhlak Seorang pelajar terhadap gurunya)

 

Halaman 30-31

Kempat, Pelajar harus memandang guru dengan pandangan bahwa dia adalah sosok yang harus dimuliakan dan dihormati dan berkeyakinan bahwa guru itu mempunyai derajat yang sempurna. Karena pandangan seperti itu paling dekat kepada kemanfaatan ilmunya. Abu Yusuf berkata: "Aku mendengar para ulama' salaf berkata: "Barang siapa yang tidak mempunyai sebuah (I'tiqad) keyakinan tentang kemulyaan gurunya, maka ia tidak akan bahagia. 

Maka bagi pelajar jangan memanggil guru dengan menggunakan ta' khitab (baca: kamu) dan kaf khitab (mu), ia juga jangan memanggil dengan namanya. Bahkan ia harus memanggil dengan: " yaa sayyidi" (wahai tuanku) atau "yaa ustadzi" (wahai guruku). Juga ketika seorang guru tidak berada ditempat, maka pelajar tidak diperkenankan memanggil dengan sebutan namanya kecuali apabila nama tersebut disertai dengan sebutan yang memberikan pengertian tentang keagungan seorang guru, seperti apa yang di ucapkan pelajar: "Al Syekh Al Ustadz berkata begini begini" atau "guru kami berkata" dan lain sebagainya.

Kelima, Hendaknya pelajar mengetahuihak-hak dan kewajibannya kepada gurunya dan tidak pernah melupakan jasa-jasanya, keagungannya dan kemuliaannya, serta selalu mendoakan kepada gurunya baik ketika beliau masih hidup atau setelah meninggal dunia. 

Selalu menjaga keturunannya, para kerabatnya dan orang-orang yang beliau kasihi, dan selalu menekankan terhadap dirinya sendiri untuk selalu berziarah kemakam beliau untuk memintakan ampun, memberikan shadaqah atas nama beliau, selalu menampakkan budi pekerti yang bagus dan memberikan petunjuk kepada orang lain yang membutuhkannya, disamping itu pelajar harus selalu menjaga adat istiadat, tradisi dan kebiasaan yang telah dilakukan oleh gurunya baik(mengamalkannya).

Keenam, Ketika dihadapkan pada situasi yang mana gurunya murka akan suatu hal, hendaknya seorang pelajar bisa memahami dari sikap gurunya serta berusaha bersabar. Sejatinya, seorang guru pun manusia, yang tak luput dari kesalahan. Oleh sebab itu, baiknya hal ini tak menghambat pelajar dalam belajar serta meyakini keilmuannya.

Halaman 32-34

Ketujuh, Ketika menghadiri majelis guru atau ruangan guru, hendaklah murid terlebih dahulu meminta izin 3x dimanapun berada dengan santun, baik saat gurunya sendirian ataupun sedang bersama orang lain. Pada saat diizinkan, masuklah dengan salam terlebih dahulu.Adapun, dalam majelis umum yang memang disediakan untuk siapapun yang menghadiri majelis untuk menuntut ilmu. Namun ketika seorang guru mengetahui keberadaan muridnya dan tidak memperbolehkan untuk berada dalam sebuah majelis, sebaiknya murid tersebut beranjak pergi dan tidak perlu mengulangi dalam meminta izin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun