Mohon tunggu...
Reka Agni Maharani
Reka Agni Maharani Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

hanya ingin menulis disini, tanpa perlu basa basi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Beruang Jambon

8 Oktober 2010   13:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:36 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://fc00.deviantart.net/fs71/i/2010/148/2/7/Lots_o_Hugging___Lotso___Bear_by_Lorrainechua27.jpg

Sudah lama anak kecil itu memimpikan mempunyai boneka beruang yang lucu, menggemaskan, berwarna Jambon atau dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar yaitu warna merah muda. Anak kecil itu, seorang anak perempuan berumur tiga tahun yang selalu mencari kasih sayang dan perhatian dari orang sekitar. Ia mempunyai imajinasi yang tinggi, impulsif dan tidak seperti anak perempuan pada umumnya yang senang dengan barang-barang yang sangat "anak perempuan". Dahulu, ia mempunyai 2 buah boneka yang sangat ia sayangi, boneka unta dan boneka monyet. Kedua boneka itu sangat lucu dan selalu berada disampingnya kemanapun ia pergi. Sekarang ia sudah tidak mempunyai boneka sama sekali. Boneka monyet telah hilang direbut oleh temannya dan boneka unta  tak sengaja ia tinggalkan di sebuah rumah besar diluar kota. Ia memang tidak suka barang-barang yang berbau "anak perempuan" terkecuali boneka. Selama beberapa bulan ia selalu menangis mengingat dan mengenang apa yang ia lakukan bersama kedua boneka itu. Ia mendapatkan boneka unta jauh lebih lama daripada ia mendapat boneka monyet. Tetapi ketika boneka monyet masuk ke dalam kehidupan si anak perempuan itu, boneka unta sedikit terlupakan. Ia sering memilih bermain dengan boneka monyet daripada boneka unta. Boneka unta berusaha untuk memperlihatkan eksistensinya kepada si anak perempuan itu, tetapi anak itu tidak sadar. Anak perempuan itu sedih, sangat sedih karena boneka monyetnya itu direbut oleh temannya sendiri. Di rumah, hanya tinggal boneka unta yang masih setia dengan si anak perempuan itu. Kembali lagi anak itu bermain dengan boneka unta sampai akhirnya boneka unta tertinggal dan lagi-lagi anak perempuan itu sangat sedih. [caption id="" align="alignleft" width="378" caption="Lotso"][/caption] Ia selalu berimajinasi, bermain dengan dua boneka kesayangannya. Boneka itu tidak akan pernah ia lepas dan ia berjanji untuk menyayangi keduanya. Tetapi tidak pada kenyataannya. Ketika ia memilih, ia kemudian melupakan salah satu dan akhirnya ia tidak mendapat keduanya. Selama beberapa bulan, ia selalu murung dan sedih. Ibunya sudah memberikan boneka pengganti, tetapi ia tidak menyukai boneka itu. Ia tidak menyukai boneka itu sama sekali. Ia tetap ingin boneka monyet dan boneka unta ada disampingnya.. Sampai akhirnya, anak perempuan itu melihat sebuah boneka. Boneka beruang berwarna merah muda dengan wajah ceria. Seketika itu pula ia langsung memeluk boneka itu dan tidak mau boneka beruang itu berpindah tangan darinya. Beberapa menit kemudian ia sadar, boneka itu bukan miliknya. Boneka itu milik anak perempuan lain yang lebih dahulu memilikinya. Walaupun banyak boneka beruang lain, tetapi boneka beruang ini berbeda. Anak perempuan itu tidak pernah menemukan boneka beruang yang selucu dan wajahnya seceria ini. Tetap anak perempuan itu tidak akan pernah bisa memilikinya kecuali anak yang mempunyai boneka tersebut mau memberikannya. Anak perempuan itu berusaha meminta, tetapi sepertinya boneka itu tidak akan pernah boleh berpindah tangan. Ia boleh dipinjam, tetapi harus dikembalikan lagi. Selama beberapa bulan ia sepakat dengan hal itu. Ia selalu meminjam boneka beruang jambon kepada pemiliknya. Senang rasanya bermain bersama dengan beruang jambon tersebut. Ia hampir melupakan dua boneka kesayangannya. Memanjat pohon bersama boneka itu, bermain sepeda bersama boneka itu, sampai tidur pun ia bersama boneka itu. Lama kelamaan, boneka itu agak rusak dan ia berusaha untuk membetulkannya. Ia menjahitnya sendiri, walaupun jahitan itu sangat kasar dan tidak menutupi secara keseluruhan. Anak perempuan pemilik boneka itu datang dan kemudian memarahinya. Ia tidak boleh meminjam boneka beruang jambon itu lagi selamanya. Anak perempuan itu menangis histeris, seharian. Akhirnya ia sadar, boneka itu memang bukan miliknya dan harus dikembalikan kepada pemiliknya. Anak perempuan itu menerima kenyataan, walaupun kecewa tetapi ia tetap tidak akan pernah menyerah untuk mencari boneka lain yang mungkin akan menjadi milik dia sampai besar nanti.

>>Yang sempurna belum tentu bisa dimiliki seutuhnya. Yang terbaik bukan berarti harus sempurna<<

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun