Mohon tunggu...
Reidnash Heesa
Reidnash Heesa Mohon Tunggu... Insinyur - Mohon Tunggu....

Penjelajah | Penikmat Sajak | Pecinta Rembulan | Pejalan Kaki

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

[Selamatkan Badak Sumatera] Welcome Home, Harapan!

27 Agustus 2015   16:40 Diperbarui: 28 Agustus 2015   02:09 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada kabar gembira datang dari kebun binatang Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat. Ini bukan kabar tentang kelahiran binatang yang menghuni bonbin ( baca : kebun binatang ) di sana tetapi kabar akan dipulangkannya seekor Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatranensis) ke Indonesia. Selamat datang kembali ke rumah, ungkapan ini cocok diberikan kepada Harapan yang direncanakan akan pulang kampung akhir tahun ini.

Harapan, inilah nama yang diberikan kepada si badak yang telah berusia delapan tahun. Penghuni bonbin Cincinnati berjenis kelamin jantan ini termasuk satu di antara tiga ekor Badak Sumatera yang dilahirkan di sana, dilahirkan jauh dari kampung halamannya. Bonbin Cincinnati adalah salah satu bonbin milik negara Amerika Serikat yang terkenal dengan program andalan untuk mengembangbiakkan satwa-satwa dunia yang nyaris punah. Direktur Pusat Penelitian dan Pelestarian Satwa Nyaris Punah di bonbin ini, Dr. Terri Roth menjelaskan kabar rencana kepulangan Harapan ke Indonesia adalah sebagai langkah upaya pengembangbiakan Badak Sumatera.

Dr. Roth dan teman-teman sebenarnya sulit melepaskan Harapan untuk pulang ke Tanah Air, tetapi demi kelangsungan hidup si Harapan, maka mereka memilih opsi untuk mengirimkan Harapan ke Tanah Air supaya Harapan dapat segera kawin dan memiliki keluarga di Indonesia. “Selama bertahun-tahun, kami berharap ada badak betina yang dikirimkan ke sini (bonbin Cinccinnati), namun baru-baru ini, Indonesia telah memberikan penjelasan bahwa mereka tidak ada rencana lagi mengirimkan Badak Sumatera ke luar negeri” ujar Dr. Roth. Negara tetangga Indonesia yang juga memiliki Badak Sumatera dalam penangkaran yakni Malaysia tidak dapat menjawab persoalan ini. Menurut pengakuan Dr. Roth, Badak Sumatera betina di Negeri Jiran itu sudah tidak pada usia subur lagi.

Keputusan mengirimkan Harapan ke Indonesia bukanlah aksi pertama dari bonbin tersebut, sebelumnya pada tahun 2007 yang silam, seekor Badak Sumatera berjenis kelamin jantan yang diberi nama Andalas telah dipindahkan ke Suaka Rhino Sumatera (SRS) di Taman Nasional Way Kambas, Lampung sedangkan kabar menyedihkan yang datang dari bonbin ini pada tahun lalu adalah kabar kematian Suci, badak Sumatera berjenis kelamin betina ini yang juga dilahirkan di bonbin tersebut. Suci meninggal karena sakit.

Keberangkatan Harapan ke Indonesia belum dapat dijadwalkan dengan pasti. Hal ini masih berkaitan dengan dokumen, pengurusan izin dan koordinasi dengan pihak pemerintah Indonesia termasuk pelatihan khusus yang harus dijalani oleh Harapan dan petugas bonbin. Harapan akan diterbangkan dari Amerika Serikat, dengan didampingi oleh petugas veteran Paul Reinhart dan beberapa orang lainnya, Harapan akan dimasukkan ke dalam peti besar dan menempuh perjalanan menggunakan pesawat, kapal feri, dan mobil truk dengan total waktu perkiraan enam puluh jam menuju SRS, Way Kambas, Lampung.

Upaya pengembakbiakan Badak Sumatera oleh bonbin Cincinnati di Amerika Serikat tidaklah dapat dikategorikan berjalan dengan maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan fakta kelahiran Andalas, dan Harapan serta kematian Suci. Lantas, bagaimana dengan upaya yang telah dilakukan di Indonesia? MS. Kaban, Menteri Kehutanan yang bertugas di kala Andalas pulang kampung dulu, pernah menjelaskan upaya penangkaran Badak Sumatera dari Indonesia telah berjalan selama dua puluh tahun dengan hasil yang menyedihkan ketika ditemukan fakta 75% dari jumlah Badak sumatera yang tersebar di kebun-kebun binatang yang ada ditemukan mati karena pengelolaan yang kurang tepat dalam kurun waktu 1985 -1997. Wajarlah kalau harapan besar sang Menteri MS. Kaban bertumpu pada SRS yang di kala itu telah selesai dibangun pada tahun 1997 dengan luas sekitar seratus hektar.

National Geographic dalam salah satu liputannya pernah menyajikan fakta terkini tentang apa yang telah terjadi di SRS. Dari catatan hasil wawancara mereka dengan Direktur Yayasan Badak Indonesia, Widodo Ramono, populasi badak di Indonesia tetap dalam keadaan kritis. Proses kelahiran seekor anak badak melalui semi buatan in-situ di SRS pada tahun 2012 tidak dapat dikatakan sebagai keberhasilan yang maksimal termasuk juga dengan adanya penemuan anak badak liar di Taman Nasional Way Kambas belum menunjukkan keberhasilan penambahan populasi badak secara terukur.

Akhir kata, selamat datang, Harapan ke Indonesia, sudah tidak sabar rasanya menunggu kedatangan Harapan, dan melihatnya bertemu dengan kakak se-‘perguruan’nya Andalas yang telah terlebih dahulu tiba di SRS, Way Kambas. Melalui tulisan ini, kami juga rindu berbagi dan menyuarakan suara kami untuk Ibu Menteri Siti Nurbaya beserta seluruh jajarannya di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, besar harapan kami untuk Ibu Menteri dan kelompok kerjanya untuk turut mengambil aksi nyata dan langkah-langkah konkrit selanjutnya melalui program-program penataan sebagai upaya maksimal untuk menyelamatkan Badak Sumatera dari kepunahannya di muka bumi, terkhusus di Tanah Air tercinta.

Mari satukan aksi, selamatkan Badak Sumatera dan Salam Kompasiana. 

sumber ilustrasi : di-sini

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun