Mohon tunggu...
regine ronald
regine ronald Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Prodi Fotografi dan Videografi di Universitas Pasundan, Bandung

Seorang ibu dengan putra-putri yang luar biasa; dosen fotografi dan sinema, pegiat gaya hidup minim sampah dan pemanfaatan limbah minyak jelantah; natural artisan soap; CEO of Baraka Worksoap

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hah! Sabun Ini dari Minyak Jelantah?

3 Maret 2023   18:15 Diperbarui: 3 Maret 2023   18:16 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak Jelantah yang sudah disaring dan dijernihkan, dokumen pribadi

Di dapur, ibu sibuk menggoreng ayam ungkep bumbu kuning, lalu  dilanjutkan menggoreng  tempe dan tahu bacem. Setelah hidangan tersedia di meja, ibu membuang sisa minyak jelantah yang sudah dingin ke dalam botol. Aku bertanya, "Mengapa langsung dibuang, bu? Minyaknya masih bagus, masih bisa dipakai" Ibu lalu menjelaskan bahwa minyak yang sudah digunakan untuk menggoreng, baiknya tidak digunakan berulang-ulang, idealnya hanya dua kali pemanasan. 

Mengapa? Karena kadar nutrisi akan berkurang dan dari proses pemanasan. Bukan hanya itu saja, minyak jelantah mengandung zat karsinogenik dan peroksida yang berpotensi memicu pertumbuhan sel kanker di tubuh kita. Ibu juga menjelaskan, jika minyak bekas menggoreng sudah berubah warna menjadi gelap, baunya menjadi tengik dan terdapat endapan dari sisa-sisa penggorengan, maka sebaiknya kita pisahkan jelantah untuk didaur ulang menjadi biodiesel. Atau..kita bisa memanfaatkan menjadi lilin hias atau sabun.

"Bagaimana jika kita langsung buang ke tanah, ke selokan atau ke tempat sampah saja, bu?" tanyaku lebih jauh. Ibu menghela nafas, lalu menerangkan bahwa jika limbah dibuang sembarangan, yang terjadi adalah pencemaran lingkungan. Ekosistem manusia dan seluruh makhluk pun akan terganggu. Jika dibuang ke tanah maka akan menyumbat pori-pori tanah, sehingga kemampuan tanah dalam menyerap air hujan akan berkurang, jika itu terjadi  maka air hujan akan membanjiri lingkungan kita. 

Jelantah itu dapat mengerak dan mengeras, jika di selokan atau di saluran air maka akan mengganggu air yang mengalir, akhirnya tersumbat dan merusak saluran tersebut. Tapi tidak berhenti di situ, kerak tadi akan berakhir di laut yang akhirnya akan menggangu kehidupan ikan-ikan, tumbuhan laut dan mengurangi kualitas air laut yang dibutuhkan bagi kehidupan laut.

Aku akhirnya paham, jelantah adalah limbah dari dapur kami, tampak sepele tapi sebenarnya sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup di bumi. Aku semakin tertarik untuk bisa membuat sabun dari minyak jelantah. "Ibu, ajari aku cara membuat sabun ya.." rengekku pada ibu, dan ibu pun tersenyum mengangguk.

Bahan-bahan membuat sabun minyak jelantah, dokumen pribadi.
Bahan-bahan membuat sabun minyak jelantah, dokumen pribadi.

***

Hari minggu pagi, aku dan ibu mempersiapkan bahan dan alat untuk membuat sabun. Bahan-bahannya adalah:

  • 450 ml minyak jelantah yang telah dibersihkan dan dijernihkan terlebih dahulu,
  • 140 ml air demineral,
  • 80 gram soda api (natrium hidroksida),
  • minyak sereh.

Pertama-tama yang dilakukan adalah ibu memakai dan memakaikanku sarung tangan karet, kacamata, masker dan celemek. Lalu ibu membuat larutan alkali dengan mencampurkan soda api ke dalam air demineral di dalam sebuah mangkok kaca, alkali yang tercampur mengeluarkan uap dan suhu panas, itulah kenapa ibu tidak mengijinkan aku mencampur larutan tersebut. 

Kami menunggu sekitar lima belas menit suhu alkali turun menjadi suhu ruang, kami pun mempersiapkan jelantah di mangkok stainless steel yang besar ukuran 1-2 liter. Sekarang ibu mempersilakan aku untuk mencampur alkali ke dalam mangkok yang berisi jelantah. dengan sangat hati-hati dan perlahan alkali dimasukan sambil diaduk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun