Mohon tunggu...
Regina Phasya Millenia
Regina Phasya Millenia Mohon Tunggu... Lainnya - Jakartans outskirt✨️

writing is a way of talking without being interrupted.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ragam Interpretasi Mengenai Hari Pahlawan 10 November

13 November 2020   22:56 Diperbarui: 13 November 2020   23:20 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bangsa Indonesia kembali mengenang jasa para pejuang melalui Hari Pahlawan yang jatuh pada Selasa, (10/11/20). Ketetapan hari nasional melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 ini berawal dari pecahnya Pertempuran Surabaya pada tanggal sama tahun 1945 dengan perkiraan sekitar 6.000 jiwa gugur dalam arena tempur tersebut. 

Ir. Soekarno pernah berkata pada salah satu pidatonya bahwa "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya" --Soekarno, 10 November 1961. Maka dari itu, sampai dengan saat ini tanggal 10 November tidak pernah dilewatkan sebagai hari dimana masyarakat mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur demi mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya.

Sikap patriotisme yang patut diteladani melahirkan banyak cara dalam menyikapi dan menghargai hari penuh perjuangan pada 10 November ini. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengenang jasa para Pahlawan, salah satunya melalui cara tradisional seperti mengadakan upacara bendera, mengheningkan cipta, syukuran maupun memasang bendera setengah tiang, hingga cara-cara lainnya yang lebih modern dan dinilai lebih kekinian serta sesuai dengan kondisi saat ini, yakni di tengah masa pandemi Covid-19.

Berbagai generasi memiliki cara dan pemahaman variatif dalam mengenang hari dengan sejuta peristiwa heroik yang tersimpan didalamnya. Ketika saya bertanya bagaimana cara adik saya dalam memperingati hari pahlawan maka ia secara sederhana menjawab "dengan mengikuti upacara bendera di sekolah", sekiranya seperti itulah pola pikir siswa kelas 4 Sekolah Dasar. Lain hal dengan Ayah saya; ia berkata bahwa Hari Pahlawan secara simbolik diperuntukkan bagi jiwa dan raga para pejuang yang semasa hidupnya telah berjuang, mengabdikan diri, hingga mengorbankan dirinya sendiri dan keluarganya demi kepentingan umum rakyat dan tanah air Indonesia. Maka dari itu kita perlu melanjutkan perjuangan mereka; tentunya dengan cara yang berbeda di era sekarang ini. Berbeda dengan Nenek saya yang menyikapinya dengan melaksanakan kegiatan keagamaan, yaitu mengheningkan cipta dan mengikuti peribadatan Gereja secara live streaming untuk menghargai, mengenang dan tak lupa mendoakan arwah para pahlawan, khususnya ditengah situasi seperti sekarang ini.

Bicara mengenai setiap 'era' dengan caranya masing-masing dalam memaknai Hari Pahlawan 10 November, pastinya antara satu dengan individu lain memiliki sedikit perbedaan pendapat untuk mengenang hari tersebut. Diketahui dari pemaparan pandangan 3 generasi dalam keluarga saya diatas, saya pribadi sebagai wakil dari kaula muda berpikir bahwa setiap zaman atau masa pastinya memiliki sisi positif yang dapat disatupadukan kemudian dikompilasi dengan perkembangan pandangan pada setiap 'masa'.

Saat ini ketika zaman dan teknologi sudah mengalami perkembangan, mengenang Hari Pahlawan tidak lagi identik dengan upacara dan berkabung untuk meneladani patriotisme mereka. Walau cara paling utama dan paling umum ialah dengan tidak menyia-nyiakan perjuangan dan pengorbanannya, dapat pula dilakukan selayaknya Yuan Garden Pasar Baru yang menggandeng PMI Jakarta dengan menyelenggarakan Donor Darah Sharing is Caring -- Blood Donation, Donate Blood and Be a Hero[1] sebagai wujud pelaksanaan CSR (Coorporate Social Responsibility) yang dilakukannya. Kemudian Pertamina yang melakukan hal sama dengan menggelar berbagai promo Bahan Bakar Minyak (BBM) saat momen hari pahlawan Mengusung tema 'Hidupkan Semangat Djoang' promo ini berlaku mulai 10 November hingga 31 Desember 2020. Pesan yang hendak disampaikan melalui kegiatan ini ialah agar khalayak mengingat jasa para pahlawan dengan mengisi kemerdekaan melalui hal-hal bermanfaat[2]. Tak hanya memperingati Hari Pahlawan, Pertamina juga memberikan edukasi langsung ke masyarakat untuk mengenai cara hidup sehat juga perilaku sadar lingkungan dengan mengurangi penggunaan uang tunai dan segera beralih menuju transaksi non-tunai. Dengan demikian potensi terpapar virus Covid-19 dapat dihindari.

Dibidang kesehatan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengadakan pengobatan rutin dalam rangka Hari Pahlawan setahun yang lalu. Penyerahan sembako bagi para veteran di sekitar daerah Bekasipun juga dilakukan. Tahun ini, Tim ACT memiliki agenda untuk meninjau kesehatan para veteran[3]. Kemerdekaan Indonesia telah dikantongi sejak puluhan tahun silam, meski demikian kehidupan para veteran saat ini masih jauh dari kata sejahtera di masa tuanya. Pertaruhan antara hidup dan mati demi mengibarkan Sang Merah Putih tak semata-mata menjamin kehidupan para pejuang dimasa mendatang, padahal merekalah yang memegang peran penting dalam pembebasan belenggu penjajah di tanah air. Kendati demikian, para veteran tak pernah mengeluh dengan keadaan yang dihadapinya. Biarpun dalam kondisi memprihatinkan, saat ditemui pihak ACT mereka mengaku senang sebab masih ada yang peduli terhadap kondisi mereka saat ini.

Menanamkan nilai moral kepahlawanan ialah wajib hukumnya terlebih jasa para pahlawan yang tidak terukur nilainya. Indonesia telah berusia 75 tahun, namun saat ini para pahlawan revolusioner terus bermunculan. Jika pada masa lalu pahlawan didefinisikan sebagai individu dengan jiwa patriotisme dalam dirinya, maka sekarang ini pahlawan dapat didefinisikan secara lebih jauh dan luas. Situasi yang sedang kita hadapi ini menjadikan tenaga kesehatan (tenakkes), guru, dosen beserta para jajarannya sebagai kunci utama dalam pembangunan bangsa kala menghadapi situasi darurat.

Menjadi pahlawan tidak harus diawali dengan langkah besar, mulailah menjadi pahlawan bagi diri sendiri, keluarga dan orang sekitar. Pikirkan mengenai langkah kecil seperti apa yang dapat dilakukan dan hal apa yang dapat menjadikan negeri ini untuk bergerak ke arah yang lebih dan semakin baik lagi.

Generasi ke generasi terus menggeser cara memaknai 'pahlawan'. Mulai dari peringatan akan perjuangan bangsa mengusir penjajah hingga dalam bentuk 'menghadapi bangsa' sendiri hingga perjuangan saat ini melalui kontribusi aktif dan positif menggunakan berbagai media guna memutus mata rantai Covid-19. Bagaimanapun cara kita melihat dan memaknai Hari Pahlawan itu sendiri, tentunya Hari Pahlawan dijadikan momen untuk memperkuat seluruh komponen bangsa dengan mempersatukannya sebagai bekal menuju Indonesia yang lebih baik lagi.

"Bahwa kemerdekaan suatu negara, yang didirikan di atas timbunan runtuhan ribuan jiwa, harta, benda, dari rakyat dan bangsanya, tidak akan lenyap oleh manusia siapapun juga" -- Jenderal Soedirman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun