Gowa, Sulawesi Selatan -- Waktu adalah sumber daya yang tak pernah kembali. Sayangnya, keterampilan mengelola waktu sering kali baru diajarkan ketika seseorang sudah beranjak dewasa. Padahal kebiasaan itu harusnya ditanamkan sejak dini. Berangkat dari kesadaran inilah, Nur Ilmayanti, mahasiswa Program Studi Manajemen , Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, menghadirkan program AKUR (Anak Keren Urus waktu Rapi) di SD Inpres Siriya, Desa Sicini, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa.
Program ini merupakan bagian dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Unhas yang menggabungkan pendekatan edukatif dan kreatif. AKUR tidak hanya sekedar mengajarkan konsep "tepat waktu" secara teoritis, melainkan mengajak siswa SD untuk mengalami langsung proses perencanaan harian mereka melalui metode yang menyenangkan dan interaktif.
Manajemen bukan hanya urusan kantor atau bisnis besar. Lebih dari itu, manajemen adalah keterampilan hidup dan waktu merupakan salah satu sumber daya yang paling penting untuk diatur. "Kalau anak-anak sejak kecil bisa membagi waktu dengan baik antara belajar, bermain dan istirahat, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih disiplin dan bertanggung jawab," Â ujar Nur Ilmayanti.
Kegiatan dimulai dengan permainan ringan sebagai ice breaking untuk mencairkan suasana agar siswa lebih rileks dan fokus. Setelah suasana kondusif, Nur Ilmayanti  memutar video animasi berbahasa Indonesia yang mengangkat tema disiplin dan tanggung jawab. Begitu video selesai, diskusi interaktif pun dimulai. Nur Ilmayanti mengajukan pertanyaan  sederhana menggelitik : "Siapa yang sering telat bangun pagi?" Sontak beberapa tangan terangkat, disertai tawa dan cerita singkat dari para siswa. Dari sini, pembahasan berkembang ke alasan mengapa keterlambatan ke alasan mengapa keterlambatan terjadi dan apa dampaknya bagi diri sendiri maupun orang lain. Salah satu momen menarik terjadi Ketika seorang siswa bertanya, "kak, kalau kita telat main sama teman, itu juga termasuk tidak mengatur waktu?" pertanyaan ini menjadi kesempatan untuk menjelaskan bahwa disiplin waktu berlaku di semua aktivitas, baik di sekolah, di rumah, maupun saat bermain.
Setelah diskusi, siswa diberikan worksheet jadwal harian yang telah disiapkan. Lembar tersebut berisi kolom kegiatan yang bisa diisi sesuai rutinitas masing-masing. Anak-anak menuliskan rencana harian mereka lengkap dengan jam kegiatan, dari bangun tidur, berangkat sekolah,waktu bermain hingga tidur malam. Beberapa siswa bahkan menghias worksheet mereka dengan gambar dan warna-warni.
Kepala sekolah Inpres Siriya memberikan apresiasi tinggi terhadap program ini. "Kegiatan seperti ini benar-benar membawa manfaat bagi anak-anak. Mereka tidak hanya belajar pentingnya mengatur waktu, tetapi juga menikmatinya dengan penuh antusias. Ini pembelajaran yang ringan, tapi berdampak panjang," ujarnya.
Menjelang akhir acara, suasana semakin semarak saat sesi pemberian hadiah dimulai. Hadiah tersebut dibagikan sebagai bentuk apresiasi bagi siswa yang aktif, kreatif, atau membuat jadwal harian dengan rapi. Ketika Namanya dipanggil, beberapa anak tersenyum kegirangan, sementara yang lain tersenyum malu-malu menerima hadiah mereka. Bagi Nur Ilmayanti, momen ini bukan sekedar bagi-bagi hadiah, melainkan bagian dari strategi membangun motivasi positif pada anak-anak.
"Hadiah itu simbol penghargaan. Saya ingin mereka merasa bangga dengan usahanya, sekecil apa pun. Dari rasa bangga itu, semoga mereka terus berusaha konsisten mengatur waktu," ungkap Nur Ilmayanti.
Bagi Nur Ilmayanti, keberhasilan AKUR bukan diukur dari seberapa rapi worksheet yang diisi, melainkan dari kesadaran yang mulai tumbuh di benak anak-anak. Dengan sedikit kreativitas, konsep manajemen yang biasanya terdengar formal bisa diubah menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan, relevan dna berdampak jangka Panjang.
Dengan berakhirnya kegiatan itu, senyum lebar anak-anak SD Inpres Siriya menjadi bukti bahwa belajar mengatur waktu tidak harus membosankan. Dari Desa Sicini sebuah pesan sederhana pun disampaikan: waktu adalah teman terbaik bagi siapa saja yang tahu cara menghargainya