Mohon tunggu...
Refina Nuraini
Refina Nuraini Mohon Tunggu... UIN Syarif hidayatullah Jakarta

Mahasiswa aktif UIN Syarif hidayatullah jakarta program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Selanjutnya

Tutup

Book

Rivew Novel "Bedebah di Ujung Tanduk"

2 Juni 2025   18:17 Diperbarui: 2 Juni 2025   18:17 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

IDENTITAS BUKU

Judul : Bedebah di Ujung Tanduk

Penulis : Tere Liye

Bahasa: Indonesia

Penerbit : Sabak Grip Nusantara

Tahun Terbit : 2021

Tebal : 415 Halaman ; 20 cm

ISBN: 9786239726218

Genre : Aksi, Thriller, Fiksi Kontenporer

"Bedebah di Ujung Tanduk" merupakan Salah satu novel karya Tere liye, didalam novel ini terdapat tokoh utama bernama Thomas, yang merupakan seorang konsultan hukum dan keuangan elite yang menjadi incaran pihak yang mempunyai kekuasaan besar di balik krisis ekonomi nasional. Ia bukan seorang pahlawan yang suci dan penuh idealisme, ia adalah seorang "Bedebah" yang memilih untuk melawan bedebah lain degan caranya sendiri. Ia  cerdas, taktis, dan memahami permainan di medan lawan, ia memilih melawan kebusukan sistem dengan cara liciknya. Namun di balik segala kelicikannya, ia tetap mempunyai hati nurani.

Meskipun ini hanyalah kisah fiksi saya merasa seolah-olah sedang membaca cerminan realitas yang seringkali kita lihat di berita, ironi sosial yang begitu nyata, akan tetapi terasa mustahil untuk di lawan. Penulis berhasil menggambarkan sistem sosial dan hukum yang sudah rusak. Di mana hukum bisa di beli, media bisa di manipulasi, dan orang yang baik/ tidak bersalah bisa saja di penjara tanpa alasan yang benar.

Novel ini tidak hanya mengisahkan hiburan dan ketegangan semata, tetapi juga membuka mata pembaca terhadap berbagai realitas sosial politik di Indonesia. Dalam novel "bedebah di ujung tanduk" terdapat beberapa kritik sosial yang diangkat:


1. Korupsi dan kolusi di balik kekuasaan

Penulis menggambarkan kekuasaan sebagai ladang permainan kotor yang di penuhi kolusi dan suap. Tokoh- tokoh elit dalam dunia politik, hukum, dan keuangan saling bersekongkol demi keuntungan pribadi, sementara rakyat kecillah yang menjadi korban. Dalam cerita ini Thomas terjebak dalam konspirasi besar yang memperlihatkan bahwa keadilan sering kali hanya berlaku untuk mereka yang punya kuasa dan uang.

2. ketimpangan sosial dan kemunafikan elite

Novel ini menyoroti bagaimana para elite sosial membungkus kemewahan dan kepentingan pribadinya dengan citra moralitas dan keadilan. Di depan publik mereka bersorak akan etika, namun di belakang layar jurstru merekalah yang menjadi pelaku utama atas ketidak adilan. Novel ini merupakan sindiran tajam bagi pejabat dan pengusaha yang mempermainkan sistem demi keuntungan pribadinya.

3. Manipulasi media dan opini publik

Di dalam cerita ini media digambarkan sebagai alat penguasa yang digunakan untuk menggiring opini publik untuk menutupi suatu kebenaran. Informasi bisa sangat mudah di putar balikan untuk menciptakan narasi sesuai keinginan kaum elite. Ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, d imana media kerap menjadi corong kekuasaan alih-alih suara rakyat.

4. Hukum sebagai alat kekuasaan

Salah satu kritik paling menohok dalam novel ini adalah bagaimana sistem hukum tidak lagi berfungsi untuk menegakkan keadilan dan pelindung rakyat, melainkan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan.polisi, jaksa, hingga hakim bisa di beli atau di tekan. Keadilan menjadi barang mewah yang sangat sulit di jangkau oleh mereka yang tidak memiliki koneksi atau kekuatan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun