Mohon tunggu...
Refalina Putri Nursiami
Refalina Putri Nursiami Mohon Tunggu... Lainnya - XII MIPA 7 SMAN 1 PADALARANG

Refalina Putri Nursiami XII MIPA 7 -an amateur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Emas yang Terkepung

15 November 2021   19:48 Diperbarui: 15 November 2021   20:40 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Jadi disini kita semua akan menghadapi kelompok pemberontak yaitu DI/TII. Oleh karena itu, saya akan membentuk sebuah kelompok khusus untuk menghadapi para pemberontak ini. Setelah saya diskusikan dengan para atasan dan anggota yang lain, kami akan menamai pasukan khusus ini dengan nama The Banteng Raiders. Apakah kalian mengerti?!" Ahmad melihat ke seluruh pasukan dengan tatapan yang tegas.

"SIAP MENGERTI KOMANDAN!!" jawab semua pasukan dengan suara yang lantang.

Untuk melawan DI/TII Ahmad sudah menyiapkan latihan khusus sesuai dengan medan yang akan dihadapi. Sedangkan yang memberi komando dan petunjuk adalah Ahmad sendiri. Dengan Ahmad Yani melatih dua kompi yang semakin hari semakin terlatih untuk menghadapi DI/TII akhirnya wilayah yang dikuasai oleh DI/TII semakin sempit dan hal ini mempermudah pasukan Raiders semakin mudah untuk melawan mereka. Akhirnya pasuka DI/TII di Jawa Tengah menderita kekalahan satu demi satu dan bisa ditumpas sampai bersih. Setelah penumpasan DI/TII tersebut, ia kembali ke Staf Angkatan Darat.

            Pada tahun 1955, Ahmad disekolahkan oleh pimpinan Angkatan Perang di Jakarta ke Command and General Staff College di Forth Leavenworth, Amerika Serikat, setelah beliau melihat kemampuan Ahmad Yani yang telah berhasil menangani berbagai pembenrontakan. Pada tahun 1956, Ahmad juga mengikuti pendidikan pada special Warfare Course di Inggris selama dua bulan. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Amerika Serikat, ia diberi jabatan sebagai Asisten II (Operasi) di Markas Besar Angkatan Darat. Tak lama setelah itu, ia dijadikan sebagai Deputy I (Operasi) dan pangkatnya dinaikkan menjadi kolonel.

            Setelah selama enam bulan belajar di Amerika Serikat, tentu ilmu yang sudah didapat tidak akan dibuang begitu saja. Pada 1958, ia menggunakan ilmu yang didapatkannya tentang operasi gabungan dalam rencana penumpasan pemeberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) di Sumatra Barat. Berkat ini, pasukannya berhasil merebut kembali Padang dan Bukittinggi. keberhasilan ini menyebabkan ia dipromosikan menjadi wakil kepala Angkatan Darat ke-2 staf pada 1 September 1962, dan kemudian Kepala Angkatan Darat stafnya pada 13 November 1963 yang otomatis menjadi anggota kabinet dan menggantikan Jenderal Nasution.

            Walaupun sudah banyak mengalami berbagai macam perjuangan menghadapi pemberontakan, perang, dan lainnya, Ahmad tidak pernah putus asa dan selalu semangat dalam melakukan pekerjaannya hingga ia bisa sampai di titik yang sekarang ini. Ia merasa selalu semangat karena ada orang yang selalu mendukungnya yaitu istrinya, Yayuk Ruliah Sutodiwiryo. Mereka pertama kali bertemu dan saling jatuh cinta ketika bertemu saat Ahmad mengikuti kursus mengetik dan Yayuk yang menjadi gurunya. Walaupun awalnya mereka harus menjalin hubungan cinta jarak jauh namun hal itu tidak mengurangi rasa cinta mereka terhadap satu sama lain.

            Mereka seringkali saling mengirimkan surat cinta untuk membunuh rindu yang mereka rasakan. Namun, jika jarak antara tempat kerja Ahmad dan rumah Yayuk masih memungkinkan untuk didatangi, Ahmad akan lebih memilih mendatangi Yayuk dan bertemu langsung entah itu 10 km, 20 km, ataupun 30 km, Ahmad akan mengayuh sepedanya demi bertemu wanita yang dicintainya. Akhirnya mereka pun menikah pada tanggal 5 Desember 1944. Dari pernikahannya tersebut Ahmad dan Yayuk dikaruniai enam putri dan dua putri.

            Begitu banyak perjuangan yang Ahmad lakukan untuk menghentikan berbagai macam pemberontakan yang ada di Indonesia. Ahmad ini menjadi salah satu sosok yang dekat dengan Presiden Soekarno. Mereka akrab bukan tanpa alasan, namun karena Ahmad sering mengikuti rapat dengan Presiden Soekarno dan saat Ahmad menjadi Kasad hubungan mereka mulai dekat. Bahkan banyak yang menyebut Ahmad Yani ini adalah 'anak emas' nya Presiden Soekarno karna saking akrabnya hubungan mereka berdua.

Saat itu politik di Indonesia sedang panas dan didominasi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) menjadi jaya di Indonesia karena merasa mendapat dukungan dari Soekarno. Mereka mencoba untuk semakin meluaskan pahamnya. Mereka mengusulkan untuk dibentuknya Angkatan Kelima. Mendengar hal itu, Ahmad Yani dengan tegas menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani yang dipersenjantai. Hal ini membuat PKI, khususnya ketua PKI menjadi marah dan kesal.

Akhirnya saat itu PKI menyebarkan isu "Dewan Jenderal" dan dokumen asing yang isinya menyebut kolaborasi antara sejumlah jenderal AD dengen Barat. Hal ini berlawanan dengan Soekarno dan PKI yan lebih condong ke negara blok timur seperti China dan Uni Soviet, akhirnya disebut-sebut bahwa Ahmad Yani dan rekan-rekannya akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno. Karena isu ini, hubungan antara Ahmad dan Soekarno pun menjadi retak perlahan-lahan, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh PKI.

"Apa-apaan Ahmad Yani itu!" Soekarno berdecak kesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun