Mohon tunggu...
Reeza Aji Pangestu
Reeza Aji Pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia biasa yang belum bisa apa apa dan akan selalu belajar sepanjang masa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembuatan Pupuk Kandang sebagai Upaya Menjaga Lingkungan

18 Juli 2022   22:14 Diperbarui: 18 Juli 2022   22:21 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota Kelompok-59 KKN MIT-14 berkunjung ke tempat budidaya cacing dan pupuk di Desa Kertawangi, Cisarua, Bandung Barat (Senin, 18 Juli 2022)/Dokpri

Berbicara mengenai lingkungan, mayoritas orang langsung mengambil dua kata, bersih dan kotor. Lingkungan yang bersih akan menciptakan ketenangan dalam jiwa masyarakat. 

Sebaliknya lingkungan yang kotor akan menimbulkan ketidaknyamanan hidup dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan adanya upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan. Salah satu upaya untuk menjaga lingkungan adalah dengan memanfaatkan limbah sampah sebagai bahan dalam pembuatan pupuk kandang.

Pupuk kandang merupakan salah satu jenis dari pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan seperti sapi dan kambing yang dicampur dengan berbagai bahan lain. Ada yang menggunakan tanah ataupun media lainnya. 

Dalam pembuatannya, pupuk kandang juga tidak memerlukan proses pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan sampai keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke lahan. 

Hingga akhirnya, pupuk kandang akan diberikan kepada lahan pertanian dan perkebunan untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah.

Salah satu lokasi pembuatan pupuk kandang yaitu berada di RW 04 Desa Kertawangi yang merupakan lokasi KKN MIT-14 Kelompok 59 UIN Walisongo Semarang. Ibu Fatimah merupakan pemroduksi pupuk kandang yang sudah berjalan sekiitar tujuh tahun. Dalam prosesnya, Ibu Fatimah dibantu oleh beberapa pekerja termasuk menantunya dalam usahanya tersebut.

Keadaan pupuk kandang yang berada di tempat olahan. Di dalamnya terdapat cacing-cacing yang nantinya akan dipanen/dokpri
Keadaan pupuk kandang yang berada di tempat olahan. Di dalamnya terdapat cacing-cacing yang nantinya akan dipanen/dokpri

Produksi pupuk kandang Ibu Fatimah sebenarnya tidak berfokus kepada pembuatan pupuk, tetapi lebih menekankan kepada budidaya cacing yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan kecantikan. Di dalam prosesnya, setidaknya terdapat lima tahapan proses produksi ini hingga akhirnya siap dipanen. Beberapa proses tersebut di antaranya yaitu:

  • Menyiapkan limbah jamur atau yang dikenal dengan istilah "baglog", karena prosesnya tidak menggunakan tanah tetapi menggunakan limbah jamur ini dan kotoran sapi sebagai makanan bagi benih cacing;
  • Membungkus tempat olahan dengan pembungkus seperti karung. Hal ini dimaksudkan agar benih dapat berkembang dengan baik;
  • Benih-benih cacing diberi makan secara rutin dengan menyiramnya menggunakan kotoran sapi hingga siap dipanen;
  • Memisahkan benih-benih cacing yang sudah tumbuh menjadi dua bagian dan memindahkannya ke dalam tempat untuk siap panen;
  • Pemanenan cacing dan pupuk. Cacing hasil panen digunakan untuk beberapa hal seperti dalam kosmetik dan kecantikan, sementara pupuk digunakan untuk membantu kesuburan tanah pada perkebunan sekitar.

Usaha yang dirintis oleh Ibu Fatimah ini tentu harus mendapatkan apresiasi. Selain bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan hidup, usaha ini juga secara tidak langsung berperan penting dalam upaya menjaga lingkungan di sekitarnya. 

Pupuk yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai penyubur tanah untuk tanaman kebun sayur dan limbah jamur yang digunakan sebagai bahan produksi akan mengurangi limbah di sekitar lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun