Sabtu, 4 Oktober 2025. Bulan Oktober selalu punya tempat special di hati umat Katolik. Bukan Cuma karena angin mulai sejuk atau langit yang lebih biru, tapi karena bulan ini adalah Bulan Rosario momen di mana umat diajak untuk lebih dekat dengan Bunda Maria lewat doa-doa sederhana tapi penuh makna. Dan di tengah semangat itu, OMK Gereja Brayat Minulya (GBM) memutuskan untuk melakukan ziarah rohani yang bukan cuma sekedar perjalanan fisik tapi juga perjalanan batin.
Langkah Pertama: Wajah Kerahiman Allah
Perjalanan diawali dengan penuh semangat menuju tempat pertama, yaitu Patung Wajah Kerahiman Allah. Begitu tiba sana, suasana terasa tenang seolah tempat itu memang disiapkan Tuhan untuk menjadi ruang hening di tengah hiruk-pikuk dunia. Teman-teman OMK mulai ziarah dengan Doa Jalan Salib. Langkah demi langkah, setiap perhentian merenungkan penderitaan Yesus, dihayati dengan sungguh.
Di bawah patung Wajah Kerahiman itu, ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ada yang berdoa dalam diam, ada yang menitikan air mata dalam hati. Mungkin karena merasa diterima, didengar, atau bahkan karena baru sadar kita tidak pernah sendiri.
Perjalanan Menuju Gua Maria Metes Sedayu
Setelah menyelesaikan Jalan Salib, perjalanan dilanjutkan ke Gua Maria Metes di Sedayu. Meski jarak tak dekat, tapi semangat teman-teman OMK tak padam. Sepanjang perjalanan, tawa, canda, dan lagu pujian menemani tapi di balik itu semua, ada hati yang sedang disiapkan untuk bertemu dengan Sang Bunda Maria. Sesampainya di Gua Maria, suasana mendadak hening. Semua seperti otomatis tahu: ini saatnya bicara dari hati ke hati dengan Bunda Maria. Di hadapan patung Bunda Maria yang berdiri anggun dan penuh kasih, satu per satu teman-teman mulai mengambil posisi masing-masing untuk berdoa.
Tak ada komando. Tak ada jadwal. Tapi semuanya larut dalam kehingan. Beberapa menunduk sambil memegang Rosario, beberapa mengangkat wajah menatap Bunda Maria, beberapa bahkan sedih dalam hati yang diam dan sunyi. Masing-masing membawa permohonan, rasa syukur, dan cerita hidup. Ada yang minta kekuatan buat keluarga, ada yang titipkan cita-cita, ada pula yang Cuma ingin bilang "Terimakasih, Bunda, aku masih bertahan sampai hari ini.
Kebersamaan yang Menguatkan
Setelah semua selesai berdoa, perjalanan pun berlanjut untuk pulang. Tapi sebelum benar-benar kembali ke rumah atau kos masing-masing, teman-teman OMK menyantapkan makanan untuk kebersamaan. Makanannya sederhana, tapi rasanya luar biasa karena dimakan bareng-bereng, dengan tawa, cerita, dan rasa syukur yang sama.
Dimomen itulah, rasa persaudaraan sebagai sesama OMK makin terasa. Bukan cuma teman Gereja, tetapi jadi seperti keluarga kecil yang saling menguatkan.
Buat banyak dari kami, ziarah ini bukan sekedar "kegiatan OMK". Ini adalah pengalaman rohani yang membekas dalam. Kadang, kita lupa berdoa karena sibuk. Kadang kita malu menangis karena takut dianggap lemah. Tapi di hadapan Bunda Maria, semua jadi lega. Kita bisa jujur, bisa tenang, dan bisa merasa dicintai lagi. Ziarah ini jadi pengingat, bahwa iman itu perlu dirawat. Doa itu perlu dijalani, bukan cuma dihafalkan. Dan kebersamaan dalam Tuhan adalah kekuatan yang tidak bisa digantikan.
Sebagai OMK, kita diajak untuk tidak hanya aktif dalam kegiatan,tapi juga bertumbuh dalam iman. Bunda Maria bukan hanya ibu Yesus, tetapi juga ibu kita yang setia menemani, mendoakan, dan menyayangi kita tanpa syarat. Ziarah OMK GBM kali ini memang suda selesai, tapi semangatnya belum usai. Semoga langkah-langkah yang sudah kita ambil hari ini, jadi bekal untuk terus melangkah di hidup sehari-hari. Dan semoga doa-doa yang kita bisikan di hadapan patung Bunda Maria, perlahan dijawab satu per satu, sesuai waktu dan rencana Tuhan. Terima kasih, Bunda. Di bawah naunganMu, kami pulang dengan hati yang baru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI