Pencegahan dapat dilakukan dengan rutin memantau kesehatan drive menggunakan software seperti CrystalDiskInfo atau HD Sentinel.
3. Serangan Malware dan Virus
Virus komputer, terutama jenis ransomware dan trojan, sering kali menyerang struktur file system untuk membuat data tidak dapat dibaca atau terenkripsi.
Beberapa malware bahkan mengubah metadata file, menghapus partisi, atau memanipulasi Master Boot Record (MBR) untuk mencegah sistem operasi mengenali drive.
Dampaknya:
File berubah ekstensi menjadi tidak dikenal.
Drive berubah menjadi "RAW".
Folder hilang meski kapasitas drive masih terpakai.
Perlindungan antivirus yang aktif dan pembaruan rutin sistem sangat penting untuk mencegah kerusakan akibat faktor ini.
4. Kegagalan Firmware atau Driver
Firmware pada SSD atau HDD bertanggung jawab untuk mengatur komunikasi antara perangkat dan komputer. Jika firmware mengalami kerusakan, file system dapat menjadi tidak stabil.
Demikian pula, driver sistem operasi yang salah atau tidak kompatibel dapat menyebabkan operasi baca/tulis berjalan tidak normal.
Kasus umum: