Bagi sebagian orang, kehilangan data mungkin terdengar sepele. Namun, bagi yang pernah mengalaminya, itu bisa jadi pengalaman paling menegangkan. Bayangkan sebuah harddisk yang menyimpan foto keluarga, laporan kerja, hingga dokumen penting tiba-tiba tak terbaca. Panik, bingung, bahkan putus asa sering jadi reaksi pertama.
Harddisk (HDD) adalah media penyimpanan klasik yang hingga kini masih banyak dipakai. Kapasitasnya besar, harganya relatif terjangkau, dan bisa menyimpan ribuan file. Namun, justru karena itu pula banyak orang menggantungkan semua datanya hanya pada satu perangkat. Sayangnya, HDD bukanlah perangkat abadi.
Mengapa Harddisk Bisa Rusak?
Harddisk bekerja dengan sistem mekanis: piringan berputar, head membaca dan menulis data. Inilah yang membuatnya rentan. Beberapa penyebab umum kerusakan antara lain:
Benturan fisik: Terjatuh atau terguncang bisa membuat head dan piringan rusak.
Listrik tidak stabil: Mati mendadak saat HDD bekerja dapat merusak sektor data.
Usia pemakaian: Komponen mekanik punya umur terbatas.
Overheat: Suhu terlalu panas membuat komponen cepat aus.
Gejala yang sering muncul misalnya suara "klik-klik", sistem lambat, file corrupt, atau drive tidak terdeteksi sama sekali.
Begitu harddisk bermasalah, banyak orang langsung mencari solusi instan. Mulai dari mengunduh software recovery gratis hingga mencoba membongkar HDD sendiri. Padahal, langkah-langkah gegabah justru bisa memperparah kondisi.
Contoh kesalahan yang sering terjadi: