Namun, meskipun fragmentasi tidak memperlambat SSD secara berarti, melakukan defragmentasi terhadap SSD justru tidak dianjurkan. Alasannya, defragmentasi menyebabkan penulisan ulang data secara berlebihan, yang dapat mempercepat degradasi sel memori pada SSD. Sistem operasi modern biasanya sudah cukup pintar dalam menangani SSD dan akan menghindari operasi defragmentasi otomatis untuk jenis penyimpanan ini.
Cara Mengatasi Fragmentasi di HDD
Gunakan utilitas defragmentasi bawaan:
Windows menyediakan alat seperti "Defragment and Optimize Drives" yang secara otomatis dapat menjalankan proses defragmentasi pada jadwal tertentu. Proses ini akan menyusun ulang data di hard disk sehingga file yang terfragmentasi disatukan kembali.-
Gunakan software pihak ketiga:
Ada banyak software gratis maupun berbayar yang menawarkan fungsi defragmentasi yang lebih cepat dan efisien, seperti Defraggler dari Piriform, Auslogics Disk Defrag, dan lainnya. Jaga kapasitas hard disk:
Usahakan agar kapasitas kosong di hard disk tetap di atas 15-20%. Ini memberikan ruang bagi sistem untuk menulis file baru secara berurutan.Hindari menyimpan file berukuran besar secara sementara:
File video mentah, backup, atau image disk yang besar dan hanya digunakan sesekali sebaiknya disimpan di drive terpisah agar tidak memecah ruang yang bisa digunakan sistem untuk file aktif.Lakukan pemeliharaan rutin:
Jadwalkan pembersihan file sampah dan defragmentasi secara berkala. Banyak sistem file cenderung membaik performanya bila dikelola secara rutin.
Apakah Fragmentasi Bisa Merusak Hard Disk?
Fragmentasi tidak secara langsung menyebabkan kerusakan fisik pada hard disk, namun bisa mempercepat keausan pada bagian mekaniknya. Karena kepala baca/tulis harus bergerak lebih sering dan lebih jauh untuk membaca satu file, kerja ekstra ini dalam jangka panjang bisa memengaruhi usia pakai HDD.
Fragmentasi adalah tantangan yang sangat relevan bagi pengguna HDD. Meskipun terdengar teknis, memahami dan mengelola fragmentasi adalah bagian penting dalam pemeliharaan sistem komputer, khususnya bagi pengguna yang masih mengandalkan hard disk tradisional. Dengan kebiasaan baik seperti menjaga kapasitas kosong, menggunakan alat defragmentasi secara rutin, dan memahami perilaku penyimpanan, pengguna dapat menjaga agar sistem tetap responsif dan tahan lama.
Di sisi lain, transisi ke SSD adalah solusi jangka panjang yang tidak hanya menghindari masalah fragmentasi, tetapi juga meningkatkan performa keseluruhan secara drastis. Namun, selama HDD masih digunakan secara luas karena harganya yang lebih ekonomis, pemahaman mengenai fragmentasi tetap sangat relevan.