Mohon tunggu...
Fiksiana

Cinta yang Berujung pada Kehilangan

14 November 2018   20:07 Diperbarui: 2 Desember 2018   04:40 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati yang terluka akan memberi kesadaran dan  mengapa air mata begitu berharga harus jatuh merasakan duka yang tidak enak dinikmati. Eksistensi kesendirian  seakan seperti sebuah karya seni yang begitu amat berharga untuk direnungkan kembali. Kehidupan memberikan hidayah tentang ada yang pergi dan ada yang datang mengisi hari baru. Cinta memang tak butuh penjelasan mengapa ia harus ada, namun cinta akan menjadi pertimbangan apabila ia harus terluka oleh pengkhianatan.

Seakan memberikan segalanya namun yang dibalas hanya pelampiasan sekadar rasa kasihan. Betapa sakitnya dibalas atas dasar kasihan, namun begitulah awal mulanya. Menjalani tanpa harus mempertanyakan ke mana rasa itu ada. Semua seakan mengisyaratkan bahwa:

Yang telah berlalu begitu mudah melambaikan suatu perpisahan, sementara kenangan masih betah membayangi satu pikiran. Adakah sesuatu yang tak lekang untuk menjalani tanpa menyesali?

Kenangan itu tak terlihat, kedua mata bisa saja melihat ke mana saja yang kita mau, namun begitu hujan turun, atau senja menghampiri, maka hati tak pernah bisa melepaskan apa yang telah melekat dalam ingatannya.

Seseorang yang telah lama ada di dalam pikiran, namun waktu tak bisa menghapus ingatan tentang perasaan itu. Setiap manusia memiliki sikap seperti itu, dan Alam selalu memberi petunjuk ke arah yang menenangkan.

Di kala diskusi kopi ringan di kampung saya, seorang teman pernah cerita bahwa ia ingin sekali seperti anak-anak kecil yang asyik tengah berlari ke sana-kemari tanpa tahu apa tujuan lari itu yang penting happy, karena yang ingin anak kecil itu rasakan adalah kebahagiaan tanpa menderita akan kegalauan cinta yang tak terumuskan seperti haruskah memikirkan seseorang yang kita cintai namun ia tak memikirkan kita.

Lama saya memikirkan perkataan teman saya itu dan ada benarnya dan mungkin yang dibutuhkan di saat derita begitu berlebih adalah kebahagiaan yang tanpa harus dipertanyakan kenapa harus ceria. Lebih baik menghabiskan banyak waktu berpikir filsafat daripada memikirkan cinta kekinian.

Seorang anak yang berlari tadi ingin merasakan kebahagiaan yang seutuhnya tanpa harus ia buat status bahagia itu sederhana, yang artinya kebahagiaan akan bisa dinikmati setelah seseorang berlari giat beraktifitas.


Teman saya dalam diskusi ringan tersebut berpikiran dan mendapatkan prinsip tersebut bahwa lebih baik capek bergerak maupun berlari kesana-kemari menghasilkan keringat daripada terdiam meratapi kepedihan menghasilkan air mata yg berkepanjang.
Dalam olahraga lari tubuh akan mengalami kebugaran ketika sering melakukan pergerakan, sementara jiwa memiliki pendalaman ketika ia terluka menangiskan penderitaan. Jadi setiap kebugaran memiliki keberuntungan yaitu sehat, dan setiap kesedihan juga memiliki keberuntungan berupa seni penghayatan yaitu kemampuan memahami estetika.

Yang terlihat oleh mata tak selamanya terbaca oleh pikiran.

Sejenak kita akan terkejut atau tiba-tiba merasa ganjil kenapa banyak hal yang telah terlewatkan, atau terlalu lama menyadari kenapa tiba-tiba bisa terjadi suatu kejadian diluar pemahaman. Hal-hal ganjil seperti kegelisahan dan kecemasan ini akan membawa kita pada suatu penalaran yang melupakan satu keyakinan bahwa apa yang selama ini kita yakini tidak ada apa-apanya dengan apa yang kita pikirkan serumit-rumitnya. Hidup memang rumit tapi alangkah lebih rumitnya bila hidup tanpa pernah dipikirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun