Mohon tunggu...
Ready Brahmana Yudha
Ready Brahmana Yudha Mohon Tunggu... Menebar Inspirasi dengan Narasi, Berbagi Ilmu dengan Cerita.

Automotive Profesional | Penulis Amatir Artikel, Cerpen dan Novel | Politisi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pasang Surut Partai Hanura

20 Mei 2025   20:49 Diperbarui: 20 Mei 2025   20:49 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lambang Partai Hanura (Sunber: https://www.tempo.co/)

Perjalanan Partai Hanura dalam Peta Politik Indonesia: Pasang Surut Hati Nurani Rakyat

Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) adalah salah satu partai politik di Indonesia yang didirikan oleh Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Wiranto pada 13 November 2006 dan dideklarasikan pada 21 Desember 2006. Sejak awal kemunculannya, Hanura berkomitmen pada demokrasi Pancasila dengan mengusung ideologi nasionalisme dan demokrasi, serta menekankan pada prinsip keadilan sosial, kesejahteraan rakyat, dan kepemimpinan berintegritas. Visi utamanya adalah mewujudkan bangsa Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur, dengan pemerintah yang bersih, transparan, dan akuntabel.

Awal Mula dan Kiprah di Parlemen (2009-2014)

Partai Hanura pertama kali mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2009 dengan nomor urut 1. Dalam debutnya, Hanura berhasil memperoleh 3.922.870 suara (3,77%) dan menempatkan 17 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang cukup untuk membentuk fraksi sendiri. Pencapaian ini menandai awal yang cukup menjanjikan bagi partai baru di tengah dominasi partai-partai mapan.

Pada Pemilu 2014, Hanura kembali lolos verifikasi dan mendapat nomor urut 10. Meskipun sempat terjadi penambahan pemilih di Pulau Jawa yang membuat proporsi pemilihnya merata antara Jawa dan luar Jawa, Hanura berhasil meningkatkan perolehan suaranya menjadi 6.579.498 suara (5,26%) dan meraih 16 kursi di DPR. Angka ini menunjukkan peningkatan jumlah suara, meskipun jumlah kursi sedikit berkurang. Pada masa ini, Hanura juga sempat mendapat suntikan kekuatan dengan bergabungnya pengusaha media Hary Tanoesoedibjo pada 17 Februari 2013, yang diharapkan mampu mendongkrak citra partai melalui media miliknya.

Tantangan dan Kemunduran (2019-2024)

Perjalanan Hanura mulai menghadapi tantangan serius pada Pemilu 2019. Dengan nomor urut 13, perolehan suara Hanura anjlok drastis menjadi hanya 2.161.507 suara sah (1,54%). Angka ini jauh di bawah ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4%, sehingga Hanura gagal mendapatkan satu pun kursi di DPR. Kegagalan ini merupakan pukulan telak bagi partai dan memicu friksi internal antar kader.

Kemunduran ini berlanjut pada Pemilu 2024. Meskipun kembali mendapat nomor urut 10, Hanura lagi-lagi gagal menembus parlemen dengan perolehan suara yang semakin menurun, yakni 1.094.588 suara (0,72%). Hasil ini sekali lagi menunjukkan bahwa Hanura belum mampu mengatasi tantangan ambang batas parlemen dan mengembalikan kejayaannya di tingkat nasional.

Kepemimpinan dan Dinamika Internal

Sejak didirikan, Wiranto menjabat sebagai Ketua Umum Partai Hanura hingga Desember 2016. Pada 2016, kepemimpinan partai beralih kepada Oesman Sapta Odang (OSO), yang menjabat hingga saat ini. Di bawah kepemimpinan OSO, Hanura menyatakan komitmennya pada demokrasi Pancasila. Meskipun mengalami kemunduran di tingkat nasional, Hanura masih memiliki kader yang berhasil menduduki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, menunjukkan basis dukungan yang masih ada di beberapa daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun