Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapa Amerika Menjadi Polisi Dunia?

8 Januari 2020   18:49 Diperbarui: 9 Januari 2020   10:01 3915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: southfront.org

Menurut Beliau, AS akan lebih diuntungkan jika mengadopsi netralitas pasif dalam kebijakan luar negeri. Hubungan dengan negara lain memang harus dibentuk. Namun, jangan sampai hubungan tersebut berkembang menjadi aliansi permanen. Jika aliansi sampai terbentuk, maka AS akan kehilangan kemerdekaan dan kesempatan untuk menonjolkan idealismenya sebagai bangsa bebas (Macmillan dalam history.com, 2019).

Lantas, mengapa Bapak Bangsa AS menginginkan isolasionisme dan netralitas pasif? Jawabannya terletak pada latar belakang Revolusi Amerika itu sendiri.

Ketika 13 koloni Amerika memberontak terhadap kekuasaan Britania Raya, mereka melakukan perlawanan terhadap penjajah yang imperialistik dan ekspansioner. Selain itu, Britania Raya juga sering membentuk aliansi militer untuk memenuhi tujuan Pax Britannica.

Singkatnya, AS tidak ingin menjadikan Eropa sebagai contoh. Bagi mereka, kebijakan luar negeri kerajaan-kerajaan di Eropa yang kolonial-imperialistik dan ambisius terhadap perluasan wilayah adalah resep menuju kehancuran.

After all, mereka terkena imbas negatif dari ambisi tersebut. Maka dari itu, sikap kebijakan luar negeri AS pun menjadi antitesis dari the European way. Netral, anti-kolonialis, dan isolasionis.

Sikap ini terbukti dengan munculnya Monroe Doctrine pada tahun 1823. Intinya, AS menolak kolonialisme Eropa di bagian Barat Bumi. Lebih jauh lagi, negara-negara Eropa juga dilarang untuk mengintervensi nasib bangsa-bangsa di wilayah tersebut. Sehingga, kepentingan AS sebagai negara yang (masih) berkonflik dengan Eropa bisa dijaga.

Akan tetapi, doktrin ini pula yang memunculkan tindakan polisional AS di awal abad ke 20. Pada tahun 1904, kreditor Eropa mengancam invasi terhadap berbagai negara Amerika Selatan untuk menagih hutang.

Mendengar ancaman ini, Presiden Theodore Roosevelt langsung memerintahkan intervensi militer untuk mencegah invasi Eropa. Tentara AS pun dikirimkan ke Haiti, Santo Domingo, dan negara-negara Amerika Latin lain. Namun, negara-negara tersebut malah menganggap AS sebagai penjajah.

Singkat cerita, Depresi Besar di era 30an membuat AS kembali menuju isolasionisme. Mengurus ekonominya saja sulit, apalagi bertindak menjadi polisi dunia?

Di era tersebut, berbagai tarif perdagangan dikenakan dan imigrasi dibatasi. Era ini pun diakhiri dengan meletusnya Perang Dunia 2. Sebuah perang yang menjadi titik balik dari kebijakan luar negeri AS.

Perang ini mendorong AS untuk bergabung dengan aliansi militer The Allies. Bahkan, setelah perang dimenangkan, AS justru mengikatkan diri dalam aliansi militer permanen bernama North Atlantic Treaty Organization (NATO) pada tahun 1949.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun