Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memaknai Kata Panggilan dan Mampu Dalam Ibadah Haji

24 Mei 2024   09:20 Diperbarui: 24 Mei 2024   09:44 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: islamichelp.org.uk

Sampai saat ini nyatanya saya belum pernah berkunjung ke Mekkah, ibadah umroh pun belum diberi kesempatan untuk menjalaninya. Akan tetapi beberapa kali saya menyampaikan pemahaman saya akan makna panggilan dalam ibadah haji.  Ibadah paling akhir dalam rangkaian rukun Islam.  Ibadah yang baru akan bisa dilakukan saat dianggap 'mampu'.

Ada teman yang sedikit protes akan sistem antrian haji di negara ini, karena harus menunggu lama sebelum dipanggil untuk berhaji.  Di Provinsi tempat saya bermukim, yaitu Kalimantan Selatan, antrian haji sekarang sudah lebih dari 30 tahun untuk haji reguler.

Ibadah haji, walaupun sifatnya wajib, tapi syukurnya masih segmented, yaitu hanya bagi sebagian orang yang mampu.  Seperti firman Allah SWT:

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah (QS Ali Imran 97).

Makna mampu di ayat tersebut haruslah dipahami bahwa hal tersebut tak hanya berkenaan dengan kemampuan secara finansial, akan tetapi juga hal-hal lain, seperti ilmu dan keikhlasan.  Ikhlas artinya tak ada memikirkan apapun selain mampu bersikap tenang akan segala ketentuan-Nya.  Sedangkan terkait ilmu tentu saja berhubungan dengan kapasitas manusia yang akan dipanggil ke tanah suci.


Lalu siapa yang menilai dan bagaimana standar 'mampu' tersebut? Tak ada yang tahu persis selain yang memanggil, yaitu Dia yang memberi perintah untuk berhaji, yaitu Allah SWT.

Manusia kadang merasa mampu, secara fisik, secara keuangan, secara hal-hal yang kasat mata. Tapi Allah Yang Maha Mengetahui dengan segenap rahasia-Nya.

Maka dari itu sebenarnya, makna dipanggil untuk ibadah haji itu sebenarnya bukanlah panggilan dari Kementerian Agama. Tapi panggilan dari Allah SWT.  Jika manusia selaku hamba-Nya sudah dianggap mampu, insya Allah akan dipanggil untuk beribadah langsung menghadap ka'bah.  

Soal hitungan antrian yang berpuluh tahun, itu hanyalah hitungan dunia, kita tak pernah akan tahu kapan akan dipanggil-Nya.  Baik dipanggil untuk beribadah haji ke Mekah ataupun dipanggil menghadap-Nya untuk selama-lamanya.  Itu sudah rahasia-Nya, manusia hanya bisa belajar ikhlas dan bersabar menunggu panggilannya.

Demikianlah, semoga saja kita semua dimampukan untuk menghadap-Nya suatu saat nanti. Amiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun