Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menulis Sambil Menunggu Kapal Datang

5 Mei 2024   14:39 Diperbarui: 5 Mei 2024   14:42 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat membeli tiket, diwanti-wanti sama petugas kalau nanti harus sampai pelabuhan paling tidak tiga jam sebelum jadwal keberangkatan.  Oleh karena jadwal berangkat kapal adalah jam 5 sore, maka saya pun berusaha agar jam 2 sudah sampai pelabuhan.  Menurut perhitungan kurang lebih satu sampai dua jam dari rumah, karena itu motor sudah siap berangkat sedari jam 12 siang.

Oh iya, hari ini sesuai rencana.  Akhirnya jadi juga membawa Supra Fit ke Jogja, lewat jalur laut dulu, sebelum lanjut jalur darat.  Tentu saja yang paling dekat adalah lewat pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.  Jikalau lancar, biasanya memerlukan waktu sekitar 18 jam dari pelabuhan Trisakti, Banjarmasin.

Ini adalah perjalanan kali kedua membawa sepeda motor naik kapal laut.  Perjalanan sebelumnya adalah sepuluh tahun silam, membawa motor yang sama, tapi dulu dari arah sebaliknya. 

Hal yang dikhawatirkan sesampai pelabuhan akhirnya terjadi juga, walaupun sebenarnya bukan hal yang aneh.  Setelah bertanya pada petugas, katanya kapal Dharma Kartika 2 yang akan dinaiki, baru akan sandar pada jam 7 malam, dan akan berangkat 2 jam kemudian.  Pantas saja tadi sesampai pelabuhan masih tampak lengang.   Hanya ada beberapa penumpang, satu motor (saya) dan deretan truk yang entah sudah antri sejak kapan.

Dikarenakan masih sepi, akhirnya memutuskan melihat-lihat sekeliling.  Sekalian mencari makan siang.  Untung ada warung yang buka di depan ruang tunggu penumpang.  Memesan nasi telor dan es teh.  Hanya 20 ribu, sudah plus kerupuk.  Pelayanannya cukup cepat dan ibu pemilik warungnya pun ramah.


menu makan siang ini (dokpri)
menu makan siang ini (dokpri)

Setelah menghabiskan makan siang, kembali ke ruang tunggu di teras pelabuhan.  Sembari mengingat-ingat kondisi pelabuhan sepuluh tahun silam.   Rasanya sudah jauh berubah.  Sekarang jauh lebih lebar, bersih dan tertata.  Apalagi sekarang sebelum masuk ke ruang tunggu di dalam, sekarang juga sudah pakai sistem check in.  Tentu saja hal tersebut membuat keadaan jadi semakin tertib dan nyaman.

suasana ruang tunggu penumpang di teras pelabuhan Trisakti (dokpri)
suasana ruang tunggu penumpang di teras pelabuhan Trisakti (dokpri)

depan pintu masuk penumpang pelabuhan (dokpri) 
depan pintu masuk penumpang pelabuhan (dokpri) 

Kinerja Kementerian Perhubungan di era ini sungguh patut diapresiasi dengan tulus.   Ajaibnya bahkan aroma pelabuhan yang khas tak tercium sama sekali.   Rasanya menunggu relatif lama cukup nyaman di sini.  Walaupun masih ada saja yang merokok di tempat umum tersebut, tapi karena ruangannya luas sekali,  pertukaran udara pun terasa lancar dan tidak pengap.

Di sini lain,tadi sempat buang air kecil di toilet pelabuhan yang terbilang cukup luas dan bersih.  Air pun mengalir lancar.  Ada beberapa kamar wc dan urinoir. Hal yang paling menyenangkan adalah toilet tersedia gratis!

toilet yang bersih dan gratis (dokpri) 
toilet yang bersih dan gratis (dokpri) 

Di tempat menunggu pun ternyata ada dua terminal colokan, untuk charge telepon genggam dan alat elektronik lainnya.  Pun, tersedia gratis juga.   Total ada 36 titik colokan yang bisa dipergunakan.  Pelabuhan ini benar-benar memanjakan penumpangnya dengan fasilitasnya.

tempat colokan di tengah ruang tunggu (dokpri) 
tempat colokan di tengah ruang tunggu (dokpri) 

Akhirnya sembari menunggu beberapa jam lagi.  Memutuskan untuk menceritakan sebagian pengalaman selama menunggu di pelabuhan ini.  Ternyata mengetik di pelabuhan cukup nyaman juga, walau kali ini menggunakan jaringan internet dari handphone yang teramat lancar.

menulis sambil menunggu (dokpri) 
menulis sambil menunggu (dokpri) 

Lumayan juga, sekarang menunggu di pelabuhan tak lagi membosankan seperti satu dasawarsa silam.  Bisa berbagi cerita, bisa sambil memantau media sosial, bisa sambil apa saja.  Bahkan posting di Kompasiana pun tak menjadi masalah. Kemajuan teknologi membuat semuanya mungkin.

Yang pasti pembangunan dan penataan pelabuhan benar-benar dilakukan dengan cukup baik, dan itu sangat menyenangkan bagi penumpang yang harus menunggu cukup lama sampai waktu keberangkatan tiba.

Demikianlah sekilas cerita sore ini, semoga saja jadwal kapal tak mundur lebih lama lagi.  Doakan saya.

pelabuhan yang masih sepi (dokpri)
pelabuhan yang masih sepi (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun