Iya namanya untuk, atau untuk-untuk, itu sebutan untuk roti goreng kalau di tempat lain, yang isinya biasanya adalah kelapa parut yang dicampur gula merah yang biasa disebut hinti atau inti. Â Rada ribet memang kalau kue ini dikasih buat orang lain dan dijadikan bahasa Indonesia, Â jadinya kan ngasih wadai untuk-untuk untuk .. wah
Gagatas
Kue ini bahan dasarnya tepung ketan yang dibalut dengan gula cair, bisa gula merah atau gula putih.  Proses pembuatannya saya tak pernah mengerti, yang jelas kudu digoreng.  Disebut gagatas karena dalam bahasa Banjar artinya  adalah jajaran genjang, bentuk kkhas kue itu.
Gagampam
Ini kue yang terbuat dari tepung ubi kayu dan gula merah. Â Teksturnya lembut dan agak lengket tentu saja, skarang jarang terlihat orang jual kue ini, kecuali pas bulan puasa biasanya banyak yang jual. Â
Pais Waluh
Namanya menyesuaikan dengan bentuk kemasan dan bahan utamanya. Â Pais artinya adalah pepes, artinya dibungkus dengan daun pisang dan disumap (dikukus), bahan utamanya adalah waluh alias labu.
Pundut
Pundut sendiri artinya adalah bungkus. Â Makanan ini terdiri dari nasi yang dikukus, teksturnya mirip ketupat, tapi dibungkus dalam daun pisang dan dicampur santan hingga teksturnya lembut, lalu diberi sambal habang, alias bumbu merah dari cabe kering. Â Biasa dijual untuk sarapan selain nasi bungkus nasi kuning. Â Susah juga ternyata mendefinisikan makanan ini.
Hintalu karuang.
Ini semacam bubur candil atau biji salak, bedanya mungkin bahannya yang terdiri dari campuran bubur beras dan ketan, sementar saus atau kuahnya terbuat dari campuran gula merah dan santan. Â Mirip sekali sih ya, tapi beda karena pakai campuran air kapur sirih dan bentukan bola-bolanya kecil, karena itulah disebutnya hintalu karuang, yang artinya telur burung karuang. Â Burung yang sampai sekarang belum pernah bertemu secara langsung bentukannya bagaimana.