Mohon tunggu...
Rudi I
Rudi I Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang belajar sastra Inggris 🇬🇧
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selamat datang di blog yang membahas tentang kebarat-baratan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengenalan Filsafat Bahasa

26 Maret 2021   06:40 Diperbarui: 26 Maret 2021   06:51 16590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Getty Images

Definisi Filsafat Bahasa

Filsafat Bahasa adalah ilmu gabungan antara linguistik dan filsafat yang mempelajari kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta dasar-dasar konseptual dan teoretis linguistik. Filsafat Bahasa juga dapat diartikan usaha para filsuf memahami keilmuan yang bersifat konseptual melalui pemahaman terhadap bahasa.

Metode Filsafat Bahasa

Terdapat lima metode yang dapat digunakan untuk mempelajari Filsafat Bahasa, antara lain :

  • Metode historis atau metode sejarah adalah suatu metode pengkajian filsafat yang didasarkan pada prinsip-prinsip metode historiography yang meliputi  empat tahapan: heuristic, kritik, interpretasi, dan historiography.  Heuristic artinya penentuan sumber kajian.  Interpretasi artinya melakukan interpretasi terhadap isi sebuah sumber kajian atau pemikiran seorang ahli filsafat mengenai pemikirannya disekitar bahasa.  Sedangkan historiography adalah tahapan penulisan dalam bentuk rangkaian cerita sejarah.  Dalam konteks ini adalah cerita sejarah filsafat bahasa.
  • Metode sistematis adalah metode pembahasan filsafat bahasa yang didasarkan pada pendekatan material (isi pemikiran).  Melalui metode ini, seseorang bisa mempelajari filsafat bahasa mulai dari aspek ontology filsafat bahasa, kemudian dilanjutkan pada aspek epistemology, dan akhirnya sampai pada pembahasan mengenai aspek aksiologi filsafat bahasa.  Selain itu melalui metode sistematis ini, seseorang juga bisa  mempelajari filsafat bahasa mulai dari salah satu aliran tertentu dan selanjutnya mempelajari aliran lainnya.  Misalnya, mempelajari aliran bahasa (analitik), kemudian mempelajari aliran lainnya, seperti positifisme logis, strukturalisme, post strukturalisme dan postmodernisme.
  • Metode  kritis digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intensif.  Biasanya digunakan oleh mahasiswa tingkat pasca sarjana.  Bagi yang menggunakan metode ini haruslah sudah memiliki pengetahuan filsafat.  Mengkritik boleh jadi dengan menentang suatu pemikiran atau bisa juga mendukung suatu pemikiran.  Metode semacam ini telah dilakukan  oleh George Moore ketika mengkritisi filsafat hegalianisme (neo idealisme) di Inggris dengan cara mengkritisi pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para filsuf hegalianisme.  Selanjutnya diteruskan oleh para peletak dasar aliran analisa bahasa, seperti B. Russel dan Wittgestein.
  • Metode analisis abstrak yaitu dengan cara melakukan kegiatan urai setiap fenomena kebahasaan dengan cara memilah-milah.  Selanjutnya dilakukan generalisir secara abstrak sesuai dengan kaidah berfikir logis.  Analisis dilakukan dengan cara memadukan analisis logis deduksi dengan analisis induksi sebagaimana yang telah dilakukan B. Russel.
  • Metode intuitif yaitu dengan melakukan introspeksi intuitif dan dengan memakai symbol-simbol.  Metode ini telah lama dipraktikkan oleh para ahli tasawuf (Islam) dan mengungkap hakikat kebahasaan secara kasyaf.  Di dunia barat, tokoh yang telah mempraktikkan metode ini adalah Henry Bergson.

Fokus Filsafat Bahasa

  • Metafisika. Metafisika ialah bagian filsafat yang berusaha memformulasikan fakta yang paling umum dan paling luas, termasuk penyebutan kategori-kategori yang paling pokok atas pengelompokan hal dan benda dan gambaran saling hubungan mereka. Metafisika berupaya untuk memformulasikan segala sesuatu yang bersifat fundamental dan mendasar dari segala sesuatu dan hal ini dilakukan oleh para filsuf dengan membuat eksplisit hakikat segala sesuatu tersebut. Karena metafisika pada dasarnya adalah cabang filsafat yang membahas secara sistematis dan reflektif dalam mencari hakikat segala sesuatu yang ada di balik hal-hal yang bersifat fisik dan bersifat partikular. Para filsuf seperti Plato hingga Aristoteles mencoba memahami bahasa, misalnya dalam bukunya Republik Plato berkata, “Manakah sejumlah orang menyebut kata yang sama, kita berasumsi bahwa mereka itu juga memikirkan ide yang sama”. Jadi kalau orang-orang menggunakan kata yang sama seperti rumah dan pohon, maka Plato beranggapan bahwa di dalam masyarakat memang ada kesatuan ide seperti rumah dan pohon itu.
  • Logika. Logika ialah studi tentang inference (kesimpulan-kesimpulan). Logika berusaha menciptakan suatu kriteria guna memisahkan inferensi yang sahih dari yang tidak sahih. Karena penalaran itu terjadi dengan bahasa, maka analisis inferensi itu tergantung kepada analisis statement-statement yang berbentuk premis dan konklusi. Studi tentang logika membukakan kenyataan bahwa sahih dan tidaknya informasi itu tergantung kepada wujud statement yang mengandung premis dan konklusi. Adapun yang dimaksud dengan wujud ialah jenis istilah yang terkandung di dalam statement dan juga cara bagaimana istilah itu disusun menjadi statement.
  • Epistimologi. Epistimologi adalah  cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan manusia yang meliputi sumber-sumber, watak dan kebenaran pengetahuan manusia. Hubungannya dengan bahasa adalah bahasa digunakan dalam mengungkapkan pengetahuan manusia dengan formulasi bahasa yang dipakai yaitu pengetahuan apriori dan aposteriori, serta masalah kebenaran pengetahuan manusia. Epistemologi juga disebut dengan teori ilmu pengetahuan yang menaruh perhatian kepada bahasa dalam beberapa aspek, terutama dalam masalah pengetahuan prioritas, yakni pengetahuan yang dianggap sudah diketahui tanpa didasarkan pada pengalaman yang sudah dialami secara nyata.

Ruang Lingkup Filsafat Bahasa

Filsafat Bahasa merupakan cabang filsafat khusus yang memiliki objek materi bahasa. Filsafat bahasa telah dikenal dan berkembang pada abad ke-20 ketika para filsuf mulai sadar bahwa terdapat banyak masalah-masalah dan konsep-konsep filsafat baru yang dapat dijelaskan melalui analisis bahasa. Berbeda dengan cabang-cabang filsafat lainnya, filsafat bahasa termasuk bidang yang kompleks dan sulit ditentukan ruang lingkup pengertiannya. Namun demikian, bukanlah berarti filsafat bahasa itu merupakan bidang filsafat yang tidak jelas objek pembahasannya melainkan para filsuf bahasa memiliki aksentuasi yang beraneka ragam sehingga penekanannya juga beraneka ragam juga. Walaupun bidang filsafat bahasa baru dikenal dan dikembangkan pada abad ke-20, namun berdasarkan fakta sejarah hubungan filsafat dengan bahasa telah berlangsung lama bahkan sejak zaman yunani.

Filsafat bahasa dalam perkembangannya tidak mempunyai prinsip-prinsip yang jelas dan didefinisikan dengan baik. Hal ini disebabkan karena penganut-penganut filsafat bahasa atau tokoh-tokoh filsafat bahasa masing-masing mempunyai perhatian dan caranya sendiri-sendiri, meskipun ada persamaan yaitu memberi perhatian kepada filsafat bahasa.  Dalam sejarah perkembangannya para filsuf bahasa menunjukan perhatian berbeda dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan masalah filosofis pada zamannya masing-masing.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka pembahasan filsafat bahasa meliputi :

  • Salah satu tugas utama filsafat adalah analisis  konsep-konsep (conseptual analysis). Oleh karena itu, salah satu tugas bidang filsafat bahasa adalah untuk memberikan analisis yang kuat tentang konsep-konsep dasar dan hal ini dilakukan melalui analisis bahasa.
  • Penggunaan dan fungsi bahasa yaitu pembahasan tentang bahasa dalam hubungannya dengan penggunaan bagi tindakan manusia.
  • Berkenaan dengan teori makna dan dimensi-dimensi makna. Pembahasan tentang lingkup filsafat bahasa memiliki keterkaitan erat dengan linguistik yaitu bidang semantik.
  • Hakikat bahasa sebagai objek materi filsafat, bahkan lingkup pembahasan ini telah lama ditekuni oleh para filsuf. 

Hubungan Filsafat dengan Bahasa

Hubungan-hubungan filsafat dengan bahasa, antara lain :

  • Bahasa merupakan objek materi filsafat sehingga filsafat bahasa membahas hakikat bahasa itu sendiri.
  • Filsafat sebagai suatu aktivitas manusia yang berpangkal pada akal pikiran manusia untuk menanamkan kearifan dalam hidupnya, terutama dalam mencari dan menemukan hakikat realitas dari segala sesuatu, memiliki hubungan sangat erat dengan bahasa terutama bidang semantik.
  • Dunia fakta dan realitas yang menjadi objek aktivitas filsafat adalah dunia simbolik yang hanya diwakili oleh bahasa.
  • Ungkapan pikiran dan hasil-hasil perenungan kefilsafatan hanya dapat dilakukan dengan bahasa.
  • Bahasa sebagai media pengembang refleksi filosofis.

Dalam penggunaan bahasa pada kegiatan berfilsafat memiliki sejumlah kelemahan dalam hubungannya dengan ungkapan-ungkapan dalam aktivitas berfilsafat. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:

  • Vagueness (kesamaran) merupakan sifat bahasa yang dimiliki karena makna yang terkandung dalam suatu ungkapan bahasa pada dasarnya hanya mewakili realitas yang ditujunya. Salah satu contohnya adalah aneka bunga mawar tidak akan tepat dan jelas pengamatan secara langsung tentang aneka bunga mawar tersebut.
  • Ambiguity (ketaksaan) merupakan sifat bahasa yang dimiliki karena berkaitan dengan ciri keraguan makna dari suatu bentuk kebahasaan. Misalnya kata bunga maka dapat berkaitan dengan bunga mawar, bunga anggrek dan lain sebagainya.
  • Inexplicitness (tidak eksplisit) yaitu bahasa seringkali tidak mampu mengungkapkan secara eksak, tepat dan menyeluruh untuk mewujudkan gagasan yang direpresentasikannya akibat adanya kekaburan dan keraguan makna.
  • Context-dependent (tergantung pada konteks) yaitu bahasa seringkali berpindah-pindah maknanya sesuai dengan konteks gramatikal, sosial, serta konteks situasional dalam pemakaiannya.
  • Misleadingness (menyesatkan) yaitu adanya kesesatan dalam menafsirkan kata dalam berkomunikasi sehingga kelemahan bahasa ini mencakup semua kelemahan bahasa yang ada.

Fungsi-Fungsi Bahasa:

  • Sebagai register penyampai maksud.
  • Sebagai ragam penyampai rasa santun.
  • Sebagai tingkat tutur penyampai rasa hormat.
  • Sebagai idiolek penanda identitas diri.
  • Sebagai dialek dan rasa solidaritas.
  • Sebagai standardisasi penopang rasa kemandirian.
  • Sebagai genre pengaman kejiwaan.
  • Sebagai cermin kebudayaan.

Referensi : Blog 1, 2, 3, Wikipedia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun