Mohon tunggu...
Abdul Razaq
Abdul Razaq Mohon Tunggu... Aktivis Sosial dan Keagamaan

Memanfaatkan Hidup untuk Hidup Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Rumus 7x3: Konsep Mendidik Anak Menurut Imam Ali bin Abi Thalib

15 Agustus 2025   11:30 Diperbarui: 15 Agustus 2025   10:49 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dengan bijak menyatakan bahwa banyak orang tua menelantarkan anak-anak mereka dengan tidak mengajari adab dan agama, sehingga ketika dewasa mereka tidak dapat berbakti. Ia juga mengibaratkan anak seperti kertas kosong, di mana orang tua bertanggung jawab untuk menulis dan menentukan isinya.

Konsep Rumus 7x3: Tiga Fase Pendidikan Anak

Fase Pertama (0-7 Tahun): Perlakukan Anak Seperti Raja

Pada fase ini, anak mendapat perlakuan layaknya raja dengan penuh kasih sayang, perhatian, dan kelembutan. Periode ini adalah masa emas cinta dan kasih sayang, di mana anak ibarat kertas putih yang menyerap segala sesuatu dari lingkungannya.

Karakteristik fase ini meliputi, memberikan layanan penuh kasih sayang dan perhatian, mendampingi dan memfasilitasi rasa ingin tahu anak, memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang optimal, memberikan contoh dan teladan yang baik dan tetap memberikan batasan yang benar tanpa kekerasan.

Al-Quran dalam surat An-Nahl ayat 78 menjelaskan bahwa Allah mengeluarkan manusia dari perut ibu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, namun diberi pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar dapat bersyukur. Ini menunjukkan bahwa masa awal kehidupan adalah periode pembelajaran fundamental yang sangat penting.

"Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl: 78)

Meskipun anak "dimanja" dengan kasih sayang, orang tua tetap harus konsisten dalam memberikan batasan moral dan etika. Keteladanan menjadi kunci utama karena anak pada usia ini belajar lebih banyak dari apa yang dilihat daripada yang didengar.

Fase Kedua (8-14 Tahun): Perlakukan Anak Seperti Tawanan

Fase ini bukan berarti memperlakukan anak dengan keras atau kasar, melainkan fase disiplin dan pembentukan tanggung jawab. Anak mulai diajarkan kedisiplinan, aturan, hak dan kewajiban, serta tanggung jawab yang sesungguhnya.

Karakteristik fase ini meliputi penerapan sistem reward dan punishment yang proporsional, penanaman nilai-nilai agama dengan lebih tegas, pembelajaran tentang konsep halal-haram, pemberian tugas rumah dan latihan kemandirian dan pembentukan karakter dan akhlak mulia.

Rasulullah SAW bersabda: "Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika berumur tujuh tahun, pukullah mereka jika tidak shalat saat berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka." Hadits ini menunjukkan pentingnya kedisiplinan dalam beribadah yang dimulai dengan kelembutan namun dapat dilanjutkan dengan ketegasan yang edukatif.

Al-Quran dalam surat Thaha ayat 132 memerintahkan: "Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya." Ayat ini menekankan pentingnya kesabaran dan konsistensi dalam mendidik anak untuk beribadah.

"Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Kesudahan (yang baik di dunia dan akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa." QS. Thaha: 132)

Fase Ketiga (15-21 Tahun): Perlakukan Anak Sebagai Sahabat

Pada fase ini, anak yang telah memasuki masa remaja diperlakukan sebagai sahabat dengan pendekatan yang lebih dewasa. Komunikasi dua arah menjadi kunci utama, di mana orang tua tidak lagi bersikap otoriter namun lebih kepada pembimbing dan konsultan.

Karakteristik fase ini meliputi membangun komunikasi dua arah yang efektif, melibatkan anak dalam diskusi dan pengambilan keputusan, memberikan kepercayaan yang bertanggung jawab, membimbing tanpa sikap memaksa dan mempersiapkan anak menjadi individu yang mandiri dan matang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun