Mahasiswa KKN UNNES Gelar Sosialisasi Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran di Desa Bangkok, Karanggede, Boyolali
Boyolali,18 Agustus 2025
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan kegiatan sosialisasi sekaligus demonstrasi pembuatan pupuk organik cair (POC) dari limbah sayuran di lahan kebun gizi Desa Bangkok, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.
Kegiatan yang dilaksanakan pada 5 Agustus 2025 ini dihadiri oleh ibu rumah tangga setempat. Mereka bersemangat mengikuti proses belajar bersama mahasiswa, mulai dari pemaparan teori hingga praktik langsung di lokasi kebun gizi desa. Antusiasme peserta menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga dan kemandirian dalam menyediakan pupuk untuk pertanian keluarga.
Program kerja mahasiswa KKN UNNES di Desa Bangkok difokuskan pada isu lingkungan dan pertanian berkelanjutan. Desa Bangkok dipilih karena memiliki potensi besar dalam pengembangan pertanian keluarga, terutama melalui kebun gizi yang dikelola secara kolektif oleh warga.
Namun, berdasarkan survei awal, mahasiswa menemukan bahwa mayoritas ibu rumah tangga di desa tersebut belum sepenuhnya memanfaatkan limbah sayuran dapur. Sisa sayuran biasanya dibuang begitu saja ke tempat sampah, menimbulkan bau tidak sedap, dan berpotensi mencemari lingkungan.
Di sisi lain, harga pupuk kimia yang terus meningkat menjadi tantangan bagi masyarakat, terutama bagi keluarga yang menanam sayuran di pekarangan atau kebun gizi desa. Berangkat dari persoalan itu, mahasiswa KKN UNNES merancang program sosialisasi pembuatan pupuk organik cair dari limbah sayuran dapur sebagai solusi ganda: mengurangi limbah sekaligus menyediakan pupuk ramah lingkungan.
"Kami ingin ibu-ibu rumah tangga di Desa Bangkok bisa mengolah sampah sayur menjadi pupuk organik cair yang bermanfaat. Dengan begitu, sampah berkurang, tanah tetap subur, dan kebutuhan pupuk bisa dipenuhi sendiri tanpa bergantung sepenuhnya pada pupuk kimia," ujar salah satu mahasiswa KKN.
Acara berlangsung di lahan kebun gizi desa yang menjadi pusat kegiatan pertanian kolektif warga. Diawali dengan sambutan dari perwakilan pemerintah desa dan dosen pembimbing lapangan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai bahaya ketergantungan pupuk kimia dan manfaat pupuk organik cair.
Mahasiswa menjelaskan bahwa pupuk kimia memang memberikan hasil instan, namun penggunaan jangka panjang dapat mengurangi kesuburan tanah, mengganggu keseimbangan mikroorganisme, serta meningkatkan biaya produksi. Sebaliknya, pupuk organik cair memiliki keunggulan: