Mohon tunggu...
Ray Riskila
Ray Riskila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas airlangga

hobi saya bermain bola atau futsal, topik kesukaan saya politik dan sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Nasib Indonesia Usai Dicopot sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20

30 Maret 2023   14:50 Diperbarui: 30 Maret 2023   14:57 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FIFA, badan pengatur sepak bola dunia, baru-baru ini mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Alasan di balik keputusan tersebut adalah penolakan yang dilakukan oleh gubernur jawa tengah ganjar pranowo, serta Gubernur Bali, Wayan Koster, terhadap kehadiran tim nasional sepak bola Israel di Indonesia. Penolakan tersebut bertentangan dengan prinsip non-diskriminasi dan anti-rasisme yang dianut oleh FIFA.

Piala Dunia U-20 seharusnya menjadi ajang bergengsi bagi sepak bola Indonesia. Namun, dengan adanya penolakan terhadap kehadiran tim nasional sepak bola Israel, Indonesia harus mengalami konsekuensi yang berat. FIFA mencopot Indonesia sebagai tuan rumah turnamen tersebut, dan mencari pengganti yang dapat memenuhi persyaratan dan prinsip yang dianut oleh FIFA.

Penolakan terhadap kehadiran tim nasional sepak bola Israel tentu saja sangat kontroversial. Meskipun Indonesia memiliki sejarah politik yang kompleks dengan Israel, namun dalam hal olahraga, diskriminasi berdasarkan agama atau kebangsaan tidak seharusnya diterapkan. FIFA sangat menekankan prinsip non-diskriminasi dan anti-rasisme dalam segala bentuk olahraga, termasuk sepak bola. FIFA juga menghargai hak setiap tim nasional untuk berpartisipasi dalam turnamen internasional, tanpa adanya diskriminasi atau hambatan yang tidak masuk akal.

Keputusan FIFA untuk mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 memang sangat berat. Namun, keputusan tersebut sebenarnya merupakan bentuk tindakan tegas terhadap diskriminasi dan ketidakadilan yang masih terjadi dalam dunia sepak bola. Sepak bola harus menjadi ajang yang inklusif dan dapat mempersatukan berbagai negara dan budaya, bukan menjadi ajang yang memperkuat perpecahan dan diskriminasi.

Bagi Indonesia, keputusan FIFA ini harus menjadi pembelajaran yang berharga. Indonesia harus memperkuat prinsip-prinsip non-diskriminasi dan anti-rasisme dalam olahraga, dan tidak membiarkan sejarah politik atau masalah lainnya menghambat perkembangan olahraga di Indonesia. Indonesia harus menjadi negara yang inklusif dan terbuka bagi semua tim nasional untuk berpartisipasi dalam turnamen olahraga, tanpa adanya diskriminasi atau hambatan yang tidak masuk akal.

Kegagalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 merupakan kesempatan untuk melakukan introspeksi dan memperbaiki segala kekurangan yang ada. Dengan memperkuat prinsip-prinsip non-diskriminasi dan anti-rasisme dalam olahraga, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih kuat dalam dunia olahraga internasional. Hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi perkembangan olahraga Indonesia, dan juga membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah turnamen olahraga yang lebih besar dan bergengsi di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun