Di balik deru tepuk tangan dan dentang buzzer, Saya belajar bahwa yang membuat sebuah turnamen hidup bukan hanya skor di papan melainkan hati yang memilih untuk hadir seutuhnya meski semuanya tak pernah benar - benar berjalan dengan baik. Itulah magis yang kurasakan di CCCUP XL 2025, ketika setiap kekurangan kecil justru membuka ruang untuk saling menanggung dan bertumbuh. Saya datang sebagai koordinator basket tetapi pulang sebagai seseorang yang percaya bahwa keindahan lahir dari proses yang terus diperbaiki bersama.
CCCUP bagi banyak orang adalah pesta olahraga antar sekolah, namun bagiku ia adalah laboratorium karakter remaja yang riuh, rapuh, sekaligus tangguh dalam minggu - minggu yang memadukan latihan, pertandingan, seni, dan persaudaraan. Dari pagi hingga malam, halaman Kolese Kanisius berdenyut oleh langkah panitia dan peserta yang bergerak dalam satu irama: membuat ruang aman, jujur, dan menyenangkan untuk bertanding.
Di balik meja pertandingan
Pagi pertamaku dimulai dengan menyalakan shot clock, mengecek kabel scoreboard, dan menyentuh meja pertandingan seperti menepuk bahu teman lama, sebab dari sinilah ritme satu hari akan ditentukan. Setiap tip-off adalah janji, dan tugasku memastikan janji itu terlaksana adil: verifikasi pemain, pengarahan singkat pada ofisial, dan penyamaan persepsi pada kapten tim agar tensi tinggi tetap berada dalam pagar sportivitas. Ada saat - saat ketika skor harus dikoreksi dan waktu harus diputar balik beberapa detik, dan di sana Saya belajar bahwa keberanian mengakui salah adalah pintu masuk kepercayaan.
Ketidaksempurnaan yang mengajarkan
Tidak semua berjalan mulus, seperti tim yang terjebak hujan dan datang terlambat, atau perangkat yang tiba - tiba meminta jeda karena koneksi goyah di tengah kuarter yang ketat. Di momen begitu, ruangan kontrol terasa menyempit, tetapi justru di situlah tema menjadi nyata: kami tidak menyalahkan, kami menata ulang, kami mengumumkan, kami mengawal agar semua pihak merasa diperlakukan adil. Saya melihat bahwa ketidaksempurnaan bukan batu sandungan, melainkan data yang mengundang kami untuk memperbaiki alur, menambah cadangan kabel, dan menyusun SOP baru untuk CCCUP berikutnya.
Kesalahan diperlakukan sebagai data yang diolah bersama untuk melahirkan standar baru yang lebih tangguh.
Kolaborasi yang tak terlihat penonton
Pertandingan yang rapih sering terlihat seperti kebetulan padahal di baliknya ada tarian kolaborasi: keamanan mengatur arus penonton, kebersihan merapikan tribun, dokumentasi mencari sudut terbaik tanpa mengganggu sirkulasi pemain.
Kami belajar berbicara dengan singkat dan empatik melalui HT, menahan ego saat keputusan harus cepat, dan memberi ruang bagi teman Saya untuk mengambil alih ketika satu orang terlalu lelah untuk jernih.
Â