Mohon tunggu...
Raymond Gandi
Raymond Gandi Mohon Tunggu... -

Lahir di Klaten, 30 Juni 1995 Jawa Tengah. Baru saja menamatkan sekolah menengah atasnya. Menulis puisi dan esai.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Delapan Aku yang Tak Mendapat Tempat di Dadamu 2

6 Juni 2013   22:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:26 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku jarum detik di jam tanganmu, melingkari waktu yang kau simpan dan tak pernah kau berikan

Aku tetes gerimis, jatuh di atas pelipis yang penuh berlapis peluh, sekujurku kau tepis.



Aku gitar tua, senar berkarat yang jarimu sangsikan ibarat tubuh renta di makan usia

Aku piala perunggu, simbol kedigdayaan semu yang kau cumbu sekali sewaktu memenangiku.

Aku selembar koran, kumpulan kata yang kosong makna sebab kau enggan baca

Aku getah berlian, sinar buram yang anggapmu silau lebam.

Aku jarum jahit, lubang kecil yang sulit dan berbelit

Aku kaus kaki, rela jadi kafan tapakmu meski nantinya kau enggan terima busuk bau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun